119 Tabel 43 Pengaruh perubahan variabel dalam subsistem pembenihan terhadap
total keuntungan ketiga subsistem industri
Variabel Alternatif 1
Alternatif 2 Alternatif 3
Assumsi: - Harga benih
Rp 6.000 Rp 7000
Rp 8000 - Harga kerapu BD
Rp 40.000 Rp 40.000
Rp 40.000 - Harga kerapu PP
Rp 60.000 Rp 60.000
Rp 60.000 Decision:
- Demand ikan konsumsi {2440,460,..
{2440,460,.. {2440,460,..
Objective :
- Total keuntungan pembenihan
Rp 17,89 M Rp 21,21 M
Rp 25,49 M - Total keuntungan
pembesaran Rp 43,36 M
Rp 41,59 M Rp 37,84 M
- Total keuntungan pascapanen
Rp 39,39 M Rp 39,39 M
Rp 39,39 M
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Alternatif 1 adalah kondisi variabel sesuai dengan data di lapangan. Dalam simulasi tersebut dilakukan
berbagai perubahan, di mana pada alternatif 2 dilakukan perubahan terhadap variabel harga jual benih dari Rp 6000,-ekor menjadi Rp 7.000,-, terjadi
perubahan total keuntungan kumulatif pada subsistem pembenihan dari Rp 17,89 milyar menjadi Rp 21,21 milyar, perubahan keuntungan pada subsistem
pembesaran dari Rp 43,36 milyar menjadi Rp 41,59 milyar dan tidak ada perubahan pada subsistem pascapanen yaitu tetap Rp 39,39 milyar. Pada
alternatif 3 dilakukan perubahan terhadap harga jual benih dari Rp 6000,- menjadi Rp 8.000,-. Ternyata perubahan harga ini memberikan dampak pada
komposisi keuntungan subsistem pembenihan, dan pembesaran masing-masing menjadi Rp 25,49 milyar, dan Rp 37,84 milyar, sedangkan pendapatan
pascapanen tetap Rp 39,39 milyar. Tampak bahwa peningkatan harga jual benih telah memberikan pengaruh terhadap pemerataan pendapatan industri
pembesaran perikanan kerapu.
6.3.2 Hasil analisis finansial
Analisis finansial terhadap usaha pembenihan, pembesaran, dan pascapanen dilaksanakan untuk mendukung hasil analisis tentang peningkatan
kinerja maupun distribusi keuntungan usaha pada agroindustri kerapu budi daya. Untuk menyetarakan hasil analisis finansial dengan analisis sebelumnya maka
digunakan parameter dan besaran yang sama skala usaha, harga input, harga
120 output, tingkat mortalitas, dan produktivitas, sehingga dapat dibandingkan satu
dengan lainnya. Hasil analisis finansial tersebut disajikan sebagai berikut:
1 Analisis finansial pembenihan kerapu
Pembenihan ikan kerapu merupakan usaha yang penting dalam pengembangan agroindustri kerapu budi daya. Hal ini disebabkan karena pasokan
benih ikan undersize yang berasal dari penangkapan di laut tidak dapat diandalkan keberlanjutannya. Usaha pembenihan merupakan usaha memijahkan
induk-induk ikan untuk menghasilkan larva dan benih ikan yang dipelihara hingga ukuran tertentu hingga siap untuk dibesarkan.
Investasi yang diperlukan untuk usaha pembenihan ikan kerapu terdiri atas bangunan dan perlengkapan pembenihan. Bangunan pembenihan terdiri
atas bangunan indoor dalam ruangan, bangunan semi indoor beratap tanpa dinding, dan bangunan outdoor terbuka. Bangunan indoor diperlukan untuk
bak larva, kultur murni plankton, laboratorium, gudang, dan ruang mesin. Bangunan semi outdoor diperlukan untuk kultur algae di akuarium, bak
penetasan artemia, bak pendederan dan tempat pengepakan. Besarnya biaya investasi tergantung pada kelengkapan kegiatan dalam
kegiatan usaha tersebut. Investasi untuk pembenihan dengan skala produksi 1 juta benih per bulan dapat dilihat pada Tabel 44.
121 Tabel 44 Biaya investasi pembenihan kerapu skala produksi 1 juta ekor benih
per bulan
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan Rp
Biaya Total Rp
1 2 3
4 5
1 LAHAN 1,5
ha 150.000.000,-
2 BANGUNAN SIPIL
1.070.000.000,-
a. Bangunan indoor 1500 m2
500.000,- 750.000.000,-
b. Bangunan semi indoor 760 m2 250.000,-
190.000.000,- c. Bangunan outdoor 400
m2 100.000,-
40.000.000,- d. Bak reservoir dan
penyaringan 30.000.000,-
e. Jalan dan tempat parkir 50.000.000,-
f. Pagar dan taman 10.000.000,-
2 BAK KULTUR
540.000.000,-
a. Bak induk 2 unit 40 t
20.000.000,- 40.000.000,-
b. Bak pemeliharaan larva 20 unit 10 t
5.000.000,- 100.000.000,-
c. Bak pendederan 20 unit 20 t
10.000.000,- 200.000.000,-
d. Bak kultur plankton 40 unit 10 t
5.000.000,- 200.000.000,-
3 PERALATAN MEKANIK,
LISTRIK DAN LAB 690.000.000,-
a. Instalasi suplai air laut 2 unit
100.000.000,- 200.000.000,-
b. Instalasi suplai air tawar 1 unit
50.000.000,- 50.000.000,-
c. Instalasi pengolahan limbah 1
unit 20.000.000,-
d. Instalasi sistem aerasi 1 unit
200.000.000,- e. Instalasi listrik dan
perkabelan 1 unit
150.000.000,- f. Peralatan laboratorium
1 unit 50.000.000,-
g. Peralatan perbengkelan 1 unit
20.000.000,- 4 PERLENGKAPAN
KANTOR, RUMAH KOMUNIKASI
16.000.000,-
a. Telepon 1 unit
1.000.000,- b. Paralatan kantor
1 unit 5.000.000,-
c. Peralatan rumah mess 1 unit
10.000.000,-
5 KENDARAAN
232.000.000,-
a. Speed boat 1 unit
75.000.000,- b. Kendaraan roda 4
1 unit 150.000.000,-
c. Kendaraan roda 2 1 unit
7.000.000,- 6 PEMBELIAN INDUK
20 ekor 500.000,-
10.000.000,- 7 BIAYA KONSULTANSI
50.000.000,- Total Biaya Investasi
2.758.000.000,-
Sumber: Data primer. Biaya operasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha pembenihan ikan
kerapu dapat dilihat pada Tabel 45.
122 Tabel 45 Biaya operasional pembenihan ikan kerapu setiap siklus 6 bulan
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan
Rp Biaya Total
6 BulanRp 1
BIAYA LANGSUNG
a. Biaya pakan induk 20
108.000 12.960.000
b. Obat dan vitamin untuk induk 6
bln 25.000
3.000.000 c. Pakan larva
100 bag 150.000
15.000.000 d. Pupuk plankton
1.000.000 1.000.000
e. Artemia 100 kaleng
300.000 30.000.000
f. Pakan benih 800.000.000
g. BBM solar liter 50,000
4.000 200.000.000
h. Pelumas liter 300
60.000 18.000.000
i. Buruh harian 20
1.500.000 180.000.000
2 BIAYA TIDAK
LANGSUNG a. Biaya pemasaran
10.000.000 b. Biaya administrasi
10.000.000 c. Biaya maintenance
20.000.000 d. Logistik harian
60.000.000 e. Gaji karyawan
4 12.000.000
48.000.000 TOTAL BIAYA
OPERASIONAL 1.407.960.000
Sumber: Data primer. Berdasarkan informasi tentang biaya investasi dan biaya operasional
pembenihan, selanjutnya dilakukan penghitungan parameter kelayakan finansial usaha pembenihan yang perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 18 sampai
dengan Lampiran 26, dan hasil perhitungannya sebagai berikut: 1. Internal rate of return IRR
: 25,28 2. Net present value NPV
: Rp 1.117.018.000,- 3. Benefit cost ratio
BC : 1,74
4. Payback period : 5 tahun
5. Break even point Volume : 92.497 ekor
6. Break even point Harga : Rp.2.800,-
2 Analisis finansial pembesaran kerapu
Pembesaran ikan kerapu merupakan usaha lanjutan dari pembenihan yang membesarkan benih yang diproduksi oleh pembenihan hingga ukuran konsumsi.
Usaha pembesaran umumnya dilakukan pelaku yang berbeda dengan pelaku usaha pembenihan. Usaha pembesaran membutuhkan biaya investasi yang relatif
lebih kecil dibandingkan dengan usaha pembenihan.
123 Investasi yang diperlukan untuk usaha budiaya ikan kerapu terdiri atas
bangunan dan perlengkapan untuk pembesaran ikan. Bangunan pembesaran terdiri atas karamba, rumah jaga beserta perlengkapan pembesaran.
Besarnya biaya investasi tergantung pada skala kegiatan yang dilaksanakan. Investasi untuk pembesaran dengan skala produksi 10 unit
karamba 40 lubang dapat dilihat pada Tabel 46. Tabel 46 Biaya investasi pembesaran kerapu skala 40 karamba
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan
Rp Biaya Total
Rp 1 LAHAN LAND BASE
0,5 ha 50.000.000
2 BANGUNAN SIPIL
160.000.000
a. Karamba
10 15.000.000 150.000.000
b. Rumah jaga
1 10.000.000 10.000.000
3 PERLENGKAPAN
PEMBESARAN
113.000.000
a. Jaring apung
60 1.250.000 75.000.000
b. Waring
40 200.000 8.000.000
c. Ice box
2 2.000.000 4.000.000
d. Peralatan kerja
1 1.000.000 1.000.000
4 PERALATAN MEKANIK,
LISTRIK DAN LAB
13.500.000
a. Tanki air tawar
2 1.000.000 2.000.000
b. Kompresor sistem aerasi
2 2.000.000 4.000.000
c. Genset listrik dan kabel
2 3.000.000 6.000.000
d. Peralatan laboratorium
1 1.000.000 1.000.000
e. Peralatan perbengkelan
1 500.000 500.000
5 PERLENGKAPAN KANTOR,
RUMAH KOMUNIKASI
6.000.000
a. Telepon
1 unit 1.000.000
b. Peralatan rumah mess
1 unit 5.000.000
6 KENDARAAN
82.000.000
a. Speed boat
1 unit 75.000.000
b. Kendaraan roda 2
1 unit 7.000.000
7 BIAYA KONSULTANSI
10.000.000
Total Biaya Investasi
409.500.000
Sumber: Data primer. Biaya operasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha pembenihan ikan kerapu
dapat dilihat pada Tabel 47.
124 Tabel 47 Biaya operasional pembesaran ikan kerapu 40 karamba
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan
Rp Biaya Total
6 Bulan Rp 1
BIAYA LANGSUNG
a. Benih ikan
20.000 6.000 120.000.000
b. Biaya pakan ikan
63,000 3.000 189.000.000
c. Obat dan vitamin
10 250.000 2.500.000
d. BBM solar liter
1,800 4.000 7.200.000
e. Pelumas liter
20 60.000 1.200.000
f. Buruh harian
4 3.000.000 12.000.000
2 BIAYA TIDAK
LANGSUNG
a. Biaya pemasaran
2.000.000
b. Biaya administrasi
2.500.000
c. Biaya maintenance
1.500.000
d. Logistik harian
7.200.000
e. Gaji karyawan
1 9.000.000 9.000.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
354.100.000
Sumber: Data primer. Berdasarkan informasi tentang biaya investasi dan biaya operasional pembesaran,
selanjutnya dilakukan penghitungan parameter kelayakan finansial usaha pembesaran yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran dan hasil
perhitungannya sebagai berikut: 1. Internal rate of return IRR
: 25,03 2. Net present value NPV
: Rp 542.627.000,- 3. Benefit cost ratio BC
: 1,36 4. Payback period
: 7 tahun 5. Break even point Volume
: 2.398 kg 6. Break even point Harga
: Rp 44.260,-kg
3 Analisis finansial penanganan pascapanen kerapu
Penanganan pascapanen ikan kerapu merupakan usaha lanjutan dari pembesaran yang menampung hasil panen untuk dilakukan penyeleksian,
grading , perbaikan pemulihan kondisi ikan sebelum dipasarkan. Usaha
penanganan pascapanen umumnya dilakukan pelaku yang berbeda dengan pelaku usaha pembesaran. Usaha penanganan pascapanen membutuhkan biaya investasi
yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan usaha pembenihan.
125 Investasi yang diperlukan untuk usaha penanganan pascapanen ikan
kerapu terdiri atas bangunan dan perlengkapan untuk penampungan ikan. Bangunan penampungan terdiri atas karamba, rumah jaga beserta perlengkapan
penampungan ikan. Investasi untuk penanganan pascapanen dengan skala produksi 4 unit karamba dapat dilihat pada Tabel 48.
Tabel 48 Biaya investasi penanganan pascapanen kerapu skala 4 unit karamba
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan
Rp Biaya Total
Rp 1 LAHAN
LAND BASE
0,5 ha 50.000.000,-
2 BANGUNAN SIPIL
160.000.000,-
a. Karamba
10 15.000.000,- 150.000.000,-
b. Rumah jaga
1 10.000.000,- 10.000.000,-
3 PERLENGKAPAN PASCAPANEN
112.000.000,-
a. Jaring apung
80 1.250.000,- 100.000.000,-
b. Ice box penyimpanan pakan
2 5.000.000,- 10.000.000,-
c. Peralatan kerja
1 2.000.000,- 2.000.000,-
4 PERALATAN MEKANIK,
LISTRIK DAN LAB
13.500.000,-
a. Tanki air tawar
2 1.000.000,- 2.000.000,-
b. Kompressor sistem aerasi
2 2.000.000,- 4.000.000,-
c. Genset listrik dan kabel
2 3.000.000,- 6.000.000,-
d. Peralatan laboratorium
1 1.000.000,- 1.000.000,-
e. Peralatan perbengkelan
1 500.000,- 500.000,-
5 PERLENGKAPAN KANTOR,
RUMAH KOMUNIKASI
6.000.000,-
a. Telepon
1 unit 1.000.000,-
b. Peralatan rumah mess
1 unit 5.000.000,-
6 KENDARAAN
282.000.000,-
a. Kapal
pengumpul
1 unit 200.000.000,-
b. Speed boat
1 unit 75.000.000,-
c. Kendaraan roda 2
1 unit 7.000.000,-
7 BIAYA KONSULTANSI
10.000.000,-
TOTAL BIAYA INVESTASI
633.500.000,-
Sumber: Data primer. Biaya operasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha pascapanen ikan kerapu
dapat dilihat pada Tabel 49.
126 Tabel 49 Biaya operasional usaha pascapanen ikan kerapu 4 karamba
No Komponen Proyek
Jumah Unit
Biaya Satuan
Rp Biaya Total
2 Bulan Rp 1
BIAYA LANGSUNG
a. Pembelian ikan
5000 80.000 400.000.000
b. Biaya pakan ikan
8,000 2.500
20.000.000
c. Obat dan vitamin
2 500.000 1.000.000
d. BBM solar liter
1,200 4.000 4.800.000
e. Pelumas liter
10 60.000 600.000
f. Buruh harian
4 1.500.000 6.000.000
2 BIAYA TIDAK
LANGSUNG
a. Biaya pemasaran
2.000.000
b. Biaya administrasi
2.000.000
c. Biaya maintenance
1.000.000
d. Logistik harian
12.000.000
e. Gaji karyawan
2 4.000.000 8.000.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
457.400.000
Sumber: Data primer. Berdasarkan informasi tentang biaya investasi dan biaya operasional
pascapanen, selanjutnya dilakukan penghitungan parameter kelayakan finansial usaha pascapanen kerapu yang perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 27
sampai dengan Lampiran 35, dan hasil perhitungannya sebagai berikut: 1. Internal rate of return IRR
: 26,58 2. Net present value NPV
: Rp 881.808.000,- 3. Benefit cost ratio BC
: 1,31 4. Payback period
: 7 tahun 5. Break even point volume
: 4.545 kg 6. Break even point harga
: Rp 76.180,- Dalam perhitungan analisis finansial masing-masing kegiatan usaha,
maka dapat dilihat bahwa usaha budi daya lebih menguntungkan dibandingkan pascapanen maupun pembenihan, sedangkan usaha pascapanen lebih
menguntungkan dibandingkan dengan usaha pembenihan. Hal ini dapat dilihat dari parameter finansial yang dihasilkan dimana nilai IRR untuk pembenihan,
pembesaran, dan penanganan pascapanen berturut-turut adalah 25,28 ; 25,03; dan 26,58.
Perbedaan tingkat
profitabilitas antara ketiga pelaku usaha tersebut
berhubungan dengan besarnya investasi yang dibutuhkan dan tingkat kerumitan
127 yang dialami dalam kegiatan produksi. Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan
pembenihan membutuhkan berbagai kegiatan antara lain pemeliharaan induk, pemeliharaan pakan, pemeliharaan larva dan sifat larva yang sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan sehingga resiko kegagalan sangat tinggi. Salah satu upaya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
”memenggal” siklus usaha menjadi beberapa siklus yang lebih pendek. Di lapangan, proses pemenggalan ini terjadi pada unit produksi pembenihan, di
mana berkembang yang disebut dengan usaha ”back yard hatchery” atau ”hatchery sepenggal”, yaitu usaha yang memelihara ikan yang baru menetas
hingga ukuran tertentu 5 Cm. Unit usaha ini membeli telur dari hatchery siklus penuh full cycle hatcheries yang memiliki induk dan fasilitas pemeliharan induk
lengkap. Dengan modal yang cukup kecil usaha ini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup baik sehingga banyak berkembang di daerah sekitar
hatchery besar seperti di Gondol Bali, Situbondo Jatim atau Lampung. Hasil
penelitian Sadovy et al. 2003 menunjukkan bahwa agroindustri kerapu budi daya dapat memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat pantai di
berbagai lokasi. Backyard hatchery kerapu di Bali memiliki nilai IRR dari 12 hingga 356, sedangkan pembesaran kerapu di karamba dan kolam di Philipina
memberikan IRR masing-masing 59 dan 82.
6.4 Simulasi Titik Kitis Agroindustri Kerapu Budi Daya