25 Tahapan dalam pendekatan sistem yang berhubungan dengan rancang
bangun model dinamis pengelolaan agroindustri kerapu budi daya adalah tahap analisis sistem dan tahap permodelan sistem, dengan uraian sebagai berikut:
3.2.1 Analisis sistem
1 Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan tahap awal pengkajian suatu sistem. Analisa ini dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru kemudian
dilakukan tahapan pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Analisis kebutuhan menyangkut interaksi antara respon yang
timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Pada tahap ini ditentukan komponen-komponen yang berpengaruh dan berperan dalam
sistem. Komponen-komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda- beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama
lain serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada Marimin 2005.
2 Formulasi permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan agroindustri kerapu budi daya terutama adalah adanya konflik kepentingan conflict of interest antar
pelaku-pelaku dalam bisnis tersebut. Untuk mengetahui permasalahan secara detail maka dilakukan analisis tentang berbagai keinginan atau kepentingan
interest masing-masing pelaku yang terlibat, yaitu pembenihan, pembudidaya, pelaku agroindustri, pedagang, nelayan, pemerintah, serta pelaku yang terlibat
lainnya. Berdasarkan daftar keinginan tersebut selanjutnya dilakukan identifikasi konflik kepentingan sehingga dapat diketahui potensi permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan agroindustri kerapu budi daya.
3 Identifikasi sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus
dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini sering digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat causal loop. Diagram
lingkar sebab-akibat tersebut selanjutnya diinterpretasikan ke dalam konsep kotak gelap black box. Hasil analisis ini dijadikan dasar bagi penentuan elemen
dari sistem dan penentuan variabel-variabel yang termasuk dalam kelompok input, proses maupun output.
26
3.2.2 Permodelan Sistem
1 Rekayasa model dan implementasi komputer
Dalam rekayasa model dilakukan pentransferan diagram pengaruh ke dalam bahasa simulasi yang khusus untuk permodelan sistem dinamis. Dalam
hal ini digunakan Software POWERSIM untuk permodelan tersebut. POWERSIM merupakan pemrograman komputer yang bersifat ”object oriented”,
berbeda dengan bahasa pemrograman terdahulu yang bersifat ”code oriented”, sehingga POWERSIM lebih ”user friendly”. Objek-objek yang digunakan dalam
pemrograman POWERSIM telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka yang terdiri atas level, yang merupakan akumulasi dari suatu aliran yang merupakan ”noun”
dari suatu sistem, flow merupakan aliran yang masuk atau keluar dari suatu level, yang merupakan ”verb” dari suatu sistem, lingkaran menunjukkan suatu variabel
pengontrol yang dapat juga merupakan fungsi dari komponen lainnya, belah ketupat menunjukkan suatu konstanta, tanda panah menunjukkan hubungan
links satu arah. Jika kita membuat sebuah hubungan, maka atribut asal objek menjadi variabel yang membantu menentukan nilai atribut objek penerima.
2 Verifikasi dan validasi model
Verifikasi model merupakan tahap pembuktian bahwa model komputer yang telah disusun pada tahap sebelumnya mampu melakukan simulasi dari
model abstrak yang dikaji Eriyatno 1999. Menurut Sargent 2001 yang mengutip Schlesinger et al. 1979, verifikasi model didefinisikan sebagai proses
meyakinkan bahwa program komputer dari model yang dibuat beserta implementasinya adalah benar. Cara yang dilakukan adalah menguji sejauh mana
program komputer yang dibuat telah menunjukkan perilaku dan respon yang sesuai dengan tujuan dari model.
Tahap validasi model, adalah usaha menyimpulkan apakah model sistem tersebut merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji, dimana dapat
dihasilkan kesimpulan yang meyakinkan. Validasi dilakukan secara iteratif yang berupa pengujian berturut-turut sebagai proses penyempurnaan model komputer
Eriyatno 1999. Cara yang dilakukan untuk memvalidasi model adalah dengan menguji keabsahan tanda-tanda aljabar, tingkat kepangkatan dan besaran order
of magnitude , format respons linier, eksponensial, atau logaritmik, arah
27 perubahan peubah apabila input atau parameter diganti-ganti, dan pengamatan
terhadap nilai batas peubah sesuai dengan nilai batas parameter sistem. Sargent 2001 yang mengutip Schlesinger et al. 1979 mendefinisikan
validasi model sebagai pensubstansian bahwa model yang dikomputerisasikan tersebut dalam lingkup aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan
dan konsisten dengan maksud dari penerapan model. Dalam proses pemodelan, validasi dan verifikasi dilakukan untuk setiap tahap pemodelan, yaitu validasi
terhadap model konseptual, verifikasi terhadap model komputer dan validasi operasional serta validitas data. Verifikasi dan validasi model tersebut dapat
dilakukan secara iteratif dalam proses penyusunan model.
3 Analisis sensitivitas dan stabilitas
Tahap analisis sensitivitas dilakukan untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Peubah
keputusan yang akan ditelaah tingkat kepentingannya akan diutamakan pada peubah-peubah yang bersifat teknis seperti tingkat mortalitas benih atau ikan
yang dipelihara, rasio pakan dan pertumbuhan ikan, dan peubah-peubah lain yang dapat ditetapkan sebagai peubah eksogen. Berdasarkan analisis ini maka faktor-
faktor yang kurang penting dapat dihilangkan sehingga pemusatan studi dapat lebih ditekankan pada peubah keputusan kunci serta menaikkan efisiensi dari
proses pengambilan keputusan. Tahap selanjutnya dari rekayasa model adalah analisis stabilitas, yaitu
untuk menguji sejauh mana model tersebut bersifat stabil. Perilaku tidak stabil dapat terjadi apabila parameter diberi nilai yang di luar batas tertentu sehingga
mengakibatkan perilaku acak dan tidak mempunyai pola yang tidak realistik. Parameter-parameter yang akan diberi nilai diluar batas untuk analisa stabilitas
antara lain adalah volume permintaan ikan kerapu atau tingkat harga yang turun hingga level terendah, atau kelangkaan pakan ikan dll.
3.2.3 Implementasi model