Pengaturan kapasitas produksi agregat Pengembangan kawasan budi daya kerapu

159 mempunyai spesialisasi pada jenis kerapu sunu. Indonesia sebenarnya memiliki spesialisasi pada kerapu tikus Cromileptes altivelis dan kerapu macan Epinephelus striatus. Spesialisasi spesies ini perlu dikaji baik dari segi potensi sumbedayanya maupun dari prospek pasarnya. Dengan spesialisasi maka kegiatan penelitian dan pengembangan akan dapat dilakukan secara lebih terfokus. Mulai berkembangnya konsumsi ikan kerapu untuk “sashimi” di negara Jepang, merupakan salah satu pertanda baik bagi perkembangan permintaan pasar kerapu yang selama ini dikonsumsi dalam keadaan hidup. Untuk pembuatan sashimi tidak diperlukan kerapu hidup, sehingga pasar ikan kerapu dapat berkembang untuk kerapu yang diawetkan dalam es. Untuk mengantisipasi perkembangan ini maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang jenis-jenis kerapu dan persyaratan mutu yang harus dipenuhi sehingga Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar tersebut secara maksimal. Pengembangan produk unggulan perlu pula didukung oleh informasi yang akurat tentang preferensi masyarakat terhadap produk yang dihasilkan dan volume permintaan yang diinginkan. Melalui pengembangan informasi pasar, didukung oleh promosi di luar dan dalam negeri diharapkan akan mampu memacu peningkatan permintaan eskpor maupun di dalam negeri, yang pada gilirannya akan memacu peningkatan produksi kerapu melalui pembenihan dan budi daya serta industri pendukungnya. Aspek penting lain yang perlu diperhatikan dalam ekspor produk perikanan adalah adanya embargo dari negara importir, dengan menggunakan isue keamanan pangan dan kandungan bahan berbahaya. Untuk produk perikanan kerapu yang diperdagangkan dalam keadaan hidup perlu terus dijaga agar terhindar dari penggunaan bahan kimia dan obat-obatan yang dilarang. Untuk mengatasi penyakit sebaginya digunakan vaksin yang tidak memberikan efek kandungan zat berbahaya yang dipermasalahkan negara pengimpor.

9.3.2 Pengaturan kapasitas produksi agregat

Ditinjau dari aspek produksi, hal yang perlu mendapat perhatian adalah masalah pengaturan kapasitas industri secara agregat. Harga jual kerapu hidup yang relatif mahal mengundang pada investor untuk memasuki bidang usaha ini tanpa mengetahui secara pasti berapa besar skala yang harus dikembangkan. 160 Kecenderungan terjadinya “rush” tersebut dapat mengakibatkan berlebihnya produksi, atau kelangkaan input produksi benih karena permintaan. Perlu kebijakan yang mengarahkan kapasitas produksi secara nasional untuk pembenihan, pembesaran dan pascapanen. Penetapan kapasitas tersebut didasarkan pada proyeksi pasar yang akurat dan diterapkan untuk setiap spesies yang dibudidayakan berdasarkan masing-masing permintaan pasar. Perencanaan kapasitas dan spesialisasi jenis kerapu budi daya akan dapat menciptakan suatu industri perikanan kerapu nasional yang tangguh. Penelitian ini telah menyediakan piranti yang dapat digunakan untuk memperediksi kapasitas produksi optimal pembenihan, pembesaran dan pascapanen untuk ikan kerapu macan melalui proses simulasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa apabila permintaan pasar kerapu macan di masa yang akan datang meningkat sesuai dengan kecenderungan trend saat ini, maka kapasitas produksi yang harus disediakan pada akhir 2008 adalah 1.271.976 ekor 638 ton kerpu macan hidup khusus untuk pasar Hong Kong. Dengan memperhitungkan angka mortalitas selama pembesaran dan pascapanen, maka jumlah benih yang harus disediakan adalah sebanyak 1.938.144 ekor per tahun. Angka-angka prediksi ini dapat dihitung untuk jenis ikan lainnya dengan cara yang sama.

9.3.3 Pengembangan kawasan budi daya kerapu

Untuk menghindarkan terjadinya pencemaran lingkungan perairan untuk budi daya perikanan oleh kegiatan lain yang menghasilkan limbah, diperlukan kebijakan yang mengatur tersedianya kawasan yang dikhususkan untuk budi daya kerapu. Kawasan tersebut perlu diobservasi kesesuaian fisiknya untuk budi daya kerapu dan diperhitungkan daya dukungnya untuk menampung sejumlah karamba jaring apung KJA. Pengaturan jumlah KJA yang diperbolehkan pada suatu kawasan perlu ditetapkan untuk menghindarkan terjadinya kepadatan yang berlebih over crowding yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas perairan. Kepadatan yang berlebih akan berakibat lebih buruk pada perairan yang tidak mengalir seperti teluk, sebaliknya pada perairan selat kepadatan KJA dapat lebih tinggi karena lebih sering terjadi pergantian air karena adanya arus. Berdasarkan hasil simulasi dapat diprediksikan jumlah KJA yang harus tersedia untuk memasok kebutuhan tersebut. Khusus untuk memasok kebutuhan kerapu macan untuk pasaran Hong Kong harus tersedia 2.019 unit KJA 161 pembesaran dan 532 unit KJA pascapanen yang berproduksi secara kontinyu. Unit-unit KJA ini membutuhkan kawasan budi daya dengan kondisi perairan yang baik dan memiliki akses yang baik untuk pemasarannya. Untuk mendorong pengembangan kawasan budi daya kerapu, pemerintah dapat mengembangkan model percontohan pengembangan kawasan bekerjasama dengan pemerinah daerah. Pengembangan kawasan budi daya dapat ditetapkan pada suatu perairan di bawah pengawasan sejenis otorita yang mengatur jumlah KJA yang diperbolehkan, monitoring kualitas air, penyediaan sarana dan prasarana produksi dan pemasaran hasil. Melalui pola ini maka risiko yang dihadapi oleh pembudidaya baik dari aspek teknis maupun aspek keamanan dapat diperkecil.

9.3.4 Pengembangan industri alat dan mesin produksi