155 pemerintah menyangkut penyediaan pakan adalah mendorong pengembangan
industri pakan di dalam negeri baik untuk artemia maupun pakan pellet. Teknologi produksi artemia di dalam negeri sebenarnya telah dikuasai,
namun industrinya belum berkembang. Proses produksi artemia membutuhkan lokasi yang perairan pantai yang bersih dan berkadar garam tinggi. Produksi
artemia bisa juga dikombinasikan dengan tambak garam karena larva artemia yang merupakan “filter feeder” dapat berfungsi sebagai filter yang membersihkan
garam yang diproduksi. Untuk mendorong produksi artemia di dalam negeri perlu dikembangkan pilot percontohan yang melibatkan lembaga penelitian dan
universitas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari produsen pakan, belum
berkembangnya industri pakan buatan khusus untuk ikan kerapu di dalam negeri terutama disebabkan karena volume yang diperlukan oleh industri budi daya
kerapu belum mencapai kapasitas yang menguntungkan bagi produsen. Selain itu, para pembudi daya ikan telah menggunakan pakan ikan kakap yang banyak
beredar di pasaran, meskipun secara teknis tidak optimal bagi pertumbuhan ikan kerapu yang dipelihara.
Untuk mendorong berkembangnya industri pakan kerapu diperlukan kebijakan antara lain penyediaan insentif bagi industri yang memanfaatkan hasil-
hasil penelitian lembaga litbang dan perguruan tinggi. Selain itu dapat pula dikembangkan skema subsidi bunga pinjaman dan atau penurunan tarif impor
barang modal bagi produsen pakan yang memproduksi pakan ikan kerapu. Selain mengembangkan produksi pakan buatan, aspek lain yang perlu
dikembangkan adalah penerapan budi daya yang berbasis trophic level, yaitu yang memperhatikan jenis ikan berdasarkan jenis makanan herbivora, dertivora,
omnivora, atau carnivora . Dengan mengkombinasikan jenis ikan dalam suatu
wadah akan mampu memanfaatkan makanan secara maksimal dan produktivitasnya akan tinggi Surawidjaja, 2006. Dalam kasus budi daya ikan
kerapu, maka ikan yang bersifat carnivora ini dapat dikobinasikan dalam budi dayanya dengan jenis ikan lain sehingga terjadi sinergi dan pemanfaatan kolom
air secara optimal.
9.2.2 Pengembangan induk unggul.
Penyediaan induk unggul menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan agroindustri kerapu budi daya, khususnya bagi industri pembenihan
hatchery. Induk ikan yang digunakan dalam pembenihan selama ini masih berasal dari hasil tangkapan di alam yang hanya diketahui karakteristik
156 morfologis dan daerah asalnya. Keunggulan biologisnya baru diketahui setelah
induk tersebut dipijahkan dikawinkan dan menghasilkan keturunan, sehingga ada unsur “trial and error”. Di lapangan juga ditemukan kondisi di mana induk
alam yang dijadikan pasangan berasal dari garis keturunan yang sama sehingga terjadi perkawinan seketurunan inbreeding yang menghasilkan keturunan yang
abnormal. Untuk menciptakan induk unggul seyogyanya dilaksanakan program
produksi induk yang terencana dengan baik sehingga induk yang dihasilkan benar-benar unggul dan mampu menghasilkan keturunan yang unggul pula.
Proses produksi induk unggul tersebut dilakukan dengan mengumpulkan stok induk, menyilangkan induk tersebut dengan induk yang berasal dari perairan
yang berbeda, kemudian menyeleksi keturunan yang dihasilkan untuk dipilih yang memiliki kriteria unggul cepat tumbuh, tahan penyakit, dan bentuk
morfologis normal. Keturunan pertama F-1 ini kemudian dikawinkan dengan calon induk unggul dari garis keturunan yang berbeda untuk menghasilkan
keturunan kedua F-2, demikian seterusnya proses seleksi dilakukan sehingga diperoleh induk yang benar-benar unggul karena melalui pembiakkan terseleksi.
Proses produksi induk unggul ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena satu generasi ikan kerapu membutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun. Biaya
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan pakan, obat-obatan, listrik, air dan tenaga kerja juga cukup besar sehingga akan menjadi beban berat apabila diserahkan
kepada pembenihan untuk melaksanakannya. Memperhatikan hal tersebut di atas, maka program produksi induk unggul ini perlu disponsori oleh pemerintah
dengan dimotori oleh unit-unit pembenihan milik pemerintah pusat yang ada di berbagai lokasi, dan didukung oleh lembaga litbang dari berbagai instansi
pemerintah dalam suatu kerjasama jangka panjang. Opsi kedua untuk penyediaan induk unggul adalah dengan memperbaiki
penyediaan induk dari penangkapan di alam. Pembenahan yang dapat dilakukan adalah melalui perlindungan konservasi terhadap perairan yang biasanya
digunakan oleh ikan untuk memijah spawning ground. Pada musim-musim tertentu, ikan kerapu akan berkumpul di perairan tertentu untuk melakukan
pemijahan. Perairan tersebut mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologi yang sesuai untuk ikan kerapu melakukan pemijahan. Perlindungan perlu
dilakukan dengan pelarangan penangkapan ikan pada perairan tertentu dan pada periode waktu tertentu melalui penerbitan peraturan pemerintah, memperkuat
aturan adattradisi yang melarang penangkapan ikan di daerah tertentu, serta memfasilitasi penyediaan kawasan budi daya bagi nelayanpetani ikan.
157
9.2.3 Penggunaan obat-obatan dan vitamin