Rancangbangun model penguatan struktur agroindustri kerapu budi

65

5.2.2 Rancangbangun model penguatan struktur agroindustri kerapu budi

daya. Model penguatan struktur agroindustri kerapu budi daya dirancang bangun sebagai alat untuk dapat 1 mensimulasikan berapa besar kapasitas produksi yang harus dikembangkan untuk industri pembenihan, pembesaran dan penanganan pascapanen kerapu secara nasional dan 2 mensimulasikan seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh industri pembenihan, pembesaran dan pascapanen kerapu pada kondisi lapangan. Pengetahuan tentang kapasitas produksi secara agregat diperlukan untuk menghindarkan terjadinya suplai yang berlebih excess supply yang sering terjadi pada industri pertanian dalam arti luas. Pengetahuan tentang pengaruh variabel produksi terhadap tingkat keuntungan tersebut akan sangat berguna dalam merumuskan kebijakan yang dapat mengatasi masalah ketimpangan pendapatan antar pelaku usaha yang menghambat pengembangan agroindustri kerapu budi daya. Faktor peubah utama yang menentukan perencanaan kapasitas produksi perikanan kerapu maupun perencanaan distribusi keuntungan antar pelaku usaha adalah volume permintaan konsumen dan perkembangan harga terutama di pasaran Hong Kong yang merupakan tujuan utama pemasaran ikan kerapu hidup. Semakin tinggi volume permintaan pasar maka makin besar industri yang bisa dikembangkan. Demikian pula sebaliknya semakin kecil permintaan pasar, semakin kecil pula produksi yang harus dihasilkan. Perubahan harga kerapu di pasaran akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh. Model penguatan struktur agroindustri kerapu budi daya merupakan gabungan dari ke tiga model yang telah disusun terdahulu yaitu model peningkatan kinerja pembenihan, model peningkatan kinerja budi daya dan model peningkatan kinerja pascapanen menjadi suatu kesatuan. Tujuan rancangbangun model ini adalah dapat mensimulasikan pengembangan kapasitas produksi serta pemerataan distribusi keuntungan antar ketiga pelaku usaha dalam agroindustri kerapu budi daya. Elemen yang terhimpun pada model industri perikanan ini serupa dengan elemen masing-masing model terdahulu dengan modifikasi pada hubungan elemen jumlah induk dan jumlah KJA serta penggabungan elemen-elemen tersebut sehingga menjadi satu kesatuan. 66 Model penguatan struktur industri dirancang bangun berdasarkan alur pikir bahwa permintaan pasar di Hong Kong merupakan muara dari kegiatan produksi perikanan kerapu yang terdiri atas pembenihan, pembesaran, penanganan pascapanen dan juga kegiatan penangkapan di alam fishing. Pasar Hong Kong tersebut merupakan salah satu dari beberapa tujuan pasar ikan kerapu seperti Singapura, Taiwan, Jepang dan negara-negara lainnya. Permintaan ikan kerapu di pasaran Hong Kong ini dapat dijadikan sebagai barometer fluktuasi permintaan pasar ikan kerapu, sehingga produksi ikan kerapu melalui budi daya perlu mengantisipasi fluktuasi tersebut dengan mengatur jadwal dan kapasitas produksi sehingga menghindarkan terjadinya suplai yang berlebih excess supply . Harmonisasi kegiatan produksi benih, pembesaran, maupun penanganan pascapanen dengan fluktuasi pasar dilakukan dengan menyusun model yang menggambarkan rangkaian kegiatan produksi yang saling terkait satu dengan lain. Keterkaitan antar elemen tersebut digambarkan dalam diagram sebab-akibat causal loop diagram sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 17. Diagram sebab-akibat tersebut terdiri atas tiga kegiatan subsistem utama, yaitu produksi benih hatchery, produksi kerapu pembesaran, dan kegiatan pascapanen. Pada sisi paling kanan diagram tersebut terdapat variabel impor kerapu Hong Kong sebagai variabel yang menentukan perilaku model secara keseluruhan. Permintaan kerapu Hong Kong akan menentukan berapa besar permintaan kerapu di subsistem pascapanen yang secara berantai selanjutnya menentukan berapa besarnya penjualan kerapu pascapanen dan juga mempengaruhi ekspektasi terhadap permintaan kerapu di masa yang akan datang. Ekpektasi permintaan tersebut selanjutnya menentukan keinginan untuk memproduksi kerapu oleh pelaku pascapanen. Keinginan untuk memproduksi kerapu pascapanen ini akan diterjemahkan ke jumlah karamba jaring apung KJA yang harus disediakan. Jumlah karamba apung yang tersedia dimultiplikasikan dengan produktivitas setiap KJA akan menentukan jumlah produksi yang dihasilkan subsistem pascapanen. Basarnya produksi pada subsistem pascapanen selain menentukan persediaan inventory kerapu juga akan mempengaruhi tingkat permintaan pada subsistem pembesaran. Selanjutnya besarnya inventory akan menentukan keinginan desired produksi kerapu. 67 Tin g ka t p e rmin t a a n b e n ih Pro d u ksi b e n ih ke ra p u I n ve n t o ri b e n ih Ke ra p u Tkt p ro d b e n ih d iin g in ka n _ + + Jumlah induk + + Pro d u kt i vit a s in d u k Ekspekt asi permint aan benih + + _ Pe n j u a la n b e n ih ke ra p u _ Tin g ka t p e rmin t a a n ke ra p u BD Pro d u ksi ke ra p u BD I n ve n t o ri Ke ra p u BD Tkt p ro d ke ra p u BD d iin g in ka n _ + + Jumlah KJA BD + + Pro d u kt i vit a s KJA Ekspekt asi permint aan kerapu BD + + _ Pe n j u a la n ke ra p u BD _ + Tin g ka t p e rmin t a a n ke ra p u PP Pro d u ksi ke ra p u P.Pa n e n I n ve n t o ri Ke ra p u P.Pa n e n Tkt p ro d ke ra p u PP d iin g in ka n _ + + Jumlah KJA PP + + Pro d u kt i vit a s KJA Ekspekt asi permint aan kerapu PP + + _ Pe n j u a la n ke ra p u P. p a n e n _ + + + + Ha rg a in p u t p ro d b e n ih ke ra p u I n co me p e mb . Ha rg a b e n ih ke ra p u Bia ya Pro d u ksi b e n ih Pro fit p e mb e n i h a n Bia ya in ve n t o ri b e n ih Bia ya in ve n t o ri u n it + Ha rg a in p u t p ro d ke ra p u BD I n co me BD Ha rg a ke ra p u BD Bia ya Pro d u ksi krp BD Pro fit b u d id a ya Bia ya in ve n t o ri krp BD Bia ya in ve n t o ri u n it _ + Ha rg a in p u t p ro d ke ra p u PP I n co me PP Ha rg a ke ra p u PP Bia ya Pro d u ksi krp PP Pro fit p a sca p a n e n Bia ya in ve n t o ri krp PP Bia ya in ve n t o ri u n it + + + + + + + - - - - - - - - + + + + + + + + + + + + + + + + + Gambar 17 Diagram sebab-akibat untuk model penguatan struktur agroindustri kerapu budi daya. 68 Hampir serupa dengan subsistem pascapanen, diagram sebab-akibat pada subsistem pembesaran mempunyai perilaku yang sama, dimana permintaan ikan kerapu hasil pembesaran menentukan berapa besarnya penjualan kerapu hasil pembesaran dan juga mempengaruhi ekspektasi terhadap permintaan kerapu pembesaran di masa yang akan datang. Ekpektasi permintaan tersebut selanjutnya menentukan keinginan untuk memproduksi kerapu oleh pelaku pembesaran. Keinginan untuk memproduksi kerapu pembesaran ini akan diterjemahkan ke jumlah KJA yang harus disediakan. Jumlah karamba apung yang tersedia dimultiplikasikan dengan produktivitas setiap KJA akan menentukan jumlah produksi yang dihasilkan subsistem pembesaran. Basarnya produksi pada subsistem pembesaran selain menentukan persediaan inventory kerapu juga akan mempengaruhi tingkat permintaan pada subsistem pembenihan. Selanjutnya besarnya inventory akan menentukan keinginan desired produksi kerapu pembesaran yang secara siklikal mempengaruhi variabel lainnya. Pada subsistem pembenihan yang merupakan bagian hulu dari rangkaian produksi, permintaan benih yang dipengaruhi oleh produksi pada subsistem menentukan berapa besarnya penjualan benih dan juga mempengaruhi ekspektasi terhadap permintaan benih di masa yang akan datang. Ekpektasi permintaan tersebut selanjutnya menentukan keinginan untuk memproduksi benih oleh pelaku pembenihan. Keinginan untuk memproduksi benih tersebut ini akan diterjemahkan ke jumlah induk yang harus disediakan. Jumlah induk yang tersedia dimultiplikasikan dengan produktivitas setiap induk akan menentukan jumlah produksi yang dihasilkan subsistem pembenihan. Basarnya produksi pada subsistem pembenihan ini akan menentukan persediaan inventory benih. Selanjutnya besarnya inventory benih bersama-sama dengan variabel expected demand benih akan menentukan keinginan desired produksi benih yang secara siklikal mempengaruhi variabel lainnya. Hubungan antar elemen dalam model prediksi kapasitas produksi dan prediksi tingkat keuntungan masing-masing pelaku sebagaimana dijelaskan di atas merupakan gambaran tentang aliran material dan aliran informasi dalam agroindustri kerapu budi daya. Model ini belum memasukkan aliran finansial yang mempengaruhi model dan akan dibahas dalam bagian lain yang membahas 69 distribusi keuntungan antar subsistem. Untuk memudahkan proses penyusunan model menggunakan Powersim Studio, maka hubungan antar elemen ini dideskripsikan sebagai berikut: • Keuntungan Pembenihan = Income Pembenihan – Pengeluaran pembenihan. • Income Pembenihan = Jumlah Penjualan Benih Harga Benih. • Pengeluaran pembenihan = Biaya produksi benih + biaya pemeliharaan induk + biaya inventori benih. • Biaya produksi benih = Biaya produksi benih per ekor Jumlah Produksi Benih. • Biaya inventory = Biaya Inventoryekor Inventory Benih. • Jumlah induk t+1 = Tkt produksi benih diinginkan t+1 Produktivitas induk. • Jumlah Produksi Benih = Jumlah Induk Produktivitas induk. • Inventori benih kerapu = Jumlah produksi benih – jumlah penjualan benih . • Tingkat inventori benih diinginkan t+1 = ekpektasi permintaan benih t Coverage inventori benih t. • Keuntungan Pembesaran = Income Pembesaran – Pengeluaran Pembesaran. • Income Pembesaran = Jumlah Penjualan Kerapu BD Harga Kerapu BD. • Pengeluaran pembesaran = Biaya pemeliharaan KJA + Biaya Produksi Kerapu BD +Biaya Inventori kerapu BD. • Produksi kerapu BD = Jumlah KJA Produktivitas KJA. • Biaya produksi Kerapu BD = Biaya produksi BD per ekor Jumlah Produksi Pembesaran. • Biaya inventori = Biaya Inventoryekor Inventory Pembesaran. • Jumlah Produksi Pembesaran = Jumlah KJA BD Produktivitas KJA BD. • Inventori kerapu = Jumlah produksi kerapu – jumlah penjualan kerapu. • Tingkat inventori diinginkan = ekpektasi permintaan pembesaran coverage kerapu pembesaran. • Keuntungan Pascapanen = Income Pascapanen – Pengeluaran Pascapanen. • Income Pascapanen = Jumlah Penjualan Kerapu PP Harga Kerapu PP. • Pengeluaran pascapanen= Biaya pemeliharaan KJA + Biaya Produksi Kerapu PP +Biaya Inventori kerapu PP. • Produksi kerapu PP = Jumlah KJA Produktivitas KJA • Biaya produksi Kerapu PP = Biaya produksi PP per ekor Jumlah Produksi Pascapanen. • Biaya inventori = Biaya Inventoryekor Inventory Pascapanen. 70 • Jumlah Produksi Pascapanen = Jumlah KJA PP Produktivitas KJA PP. • Inventori kerapu PP = Jumlah produksi kerapu PP – jumlah penjualan krp PP. • Tingkat inventori diinginkan = ekpektasi permintaan pascapanen coverage kerapu pascapanen. ƒ Permintaan kerapu pascapanen = permintaan kerapu Hong Kong market share kerapu Indonesia . ƒ Penjualan kerapu pascapanen = min permintaan kerapu pascapanen, inventory kerapu pascapanen . ƒ Expected demand kerapu pascapanen t+1 = tingkat permintaan kerapu pasca panen t + tingkat permintaan kerapu pascapanen t rate kenaikan. ƒ Desired produksi kerapu pascapanen t+1 = Expected demand kerapu PP t+1 + Tkt inventori KrpPP diinginkan t+1 – Inventori krp P_panen t Waktu utk perbaiki inventori Krp PP. ƒ Jumlah KJA PP = Tingkat produksi Krp PP diinginkan Produktivitas KJA Pascapanen. ƒ Permintaan kerapu pembesaran t+1 = produksi kerapu PP t+1 + tingkat mortalitas produksi kerapu PP t+1 . ƒ Penjualan kerapu pembesaran = min permintaan kerapu pembesaran , inventory kerapu pembesaran . ƒ Expected demand kerapu pembesaran t+1 = tkt permintaan krp pembesaran t + tingkat permintaan kerapu pembesaran t rate kenaikan. ƒ Desired produksi kerapu pembesaran t+1 = Expected demand kerapu BD t+1 +Tkt inventori Krp BD diinginkan t+1 – Inventori krp BD t+1 Waktu utk perbaiki inventori Krp BD. ƒ Jumlah KJA BD = Tingkat produksi Krp BD diinginkanProduktivitas KJA Pembesaran. ƒ Permintaan benih kerapu t+1 = produksi kerapu BD t + tingkat mortalitas produksi kerapu BD t . ƒ Penjualan benih kerapu t+1 = min permintaan benih kerapu t+1 , inventory benih kerapu t+1 . ƒ Expected demand benih kerapu t+1 = tingkat permintaan benih kerapu t + tingkat permintaan benih kerapu t rate kenaikan. ƒ Desired produksi benih kerapu t+1 = Expected demand benih kerapu t+1 +Tkt inventori benih kerapu diinginkan t+1 – Inventori benih krp t+1 Waktu utk perbaiki inventori benih Krp. 71 Diagram sebab-akibat dan deskripsi hubungan antar elemen pada model penguatan struktur agroindustri kerapu budi daya ini selanjutnya diterjemahkan ke dalam model komputer menggunakan pemrograman Powersim Studio. Model ini selanjutnya dinamakan dengan Model Manajemen Agroindustri Kerapu, disingkat dengan Model MAGRIPU. Struktur model pengelolaan agroindustri kerapu budi daya yang merupakan struktur menyeluruh dari model yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 18. Model ini menggambarkan agroindustri kerapu budi daya mulai dari pembenihan, pembesaran, agroindustri, dan pemasaran ikan kerapu. Model ini dirancang untuk dapat mensimulasikan kapasitas produksi optimal pembenihan, pembesaran dan pascapanen proses serta optimasi distribusi keuntungan yang diperoleh masing-masing pelaku usaha. Di samping itu, model tersebut dapat juga digunakan untuk mengatahui rantai pasokan supply chain dimana pelaku-pelakunya yang terdiri atas pemasok bahan baku, fasilitas produksi, jasa distribusi dan pelanggan dihubungkan linked satu dengan lainnya melalui aliran material ke depan feed-forward flow dan aliran informasi ke belakang feedback flow. 72 I n ve n t o ri b e n ih ke ra p u p ro d u ksi b e n ih ke ra p u p e n j u a la n b e n ih ke ra p u Ju mla h in d u k Pe n ye d ia a n in d u k b a ru Fe ku n d it a s in d u k Su rviva l ra t e b e n ih Ke ma t ia n I n d u k Life t ime in d u k W a kt u u t k p e n ye d ia a n in d u k b a ru I n ve n t o ri krp BD p ro d u ksi ke ra p u BD p e n j u a la n ke ra p u BD Ju mla h KJA Pe ru b a h a n j u mla h KJA Pa d a t t e b a r KJA Su rviva l ra t e ke ra p u KJA Ru sa k Life t ime KJA Pro d u kt ivit a s p e r KJA W a kt u u t k p e n a mb a h a n KJA I n ve n t o ri krp P_ p a n e n p ro d u ksi ke ra p u p _ p a n e n p e n j u a la n ke ra p u PP Ju mla h KJA PP Pe ru b a h a n j u mla h KJA PP Pd t t e b a r p e r KJA PP SR se la ma p e n a mp u n g a n KJA PP Ru sa k Life t ime KJA PP Ju mla h KJA PP d ib u t u h ka n W a kt u u t k p e n a mb a h a n KJA-PP Tkt p e rmin t a a n b e n ih p e r b u la n Tin g ka t Pe rmin t a a n Ke ra p u BD Exp e ct e d d e ma n d b e n ih Pe ru b a h a n Exp d e ma n d b e n ih Tin g ka t p ro d u ksi b e n ih d iin g in ka n W a kt u u n t u k me ru b a h e kp e kt a si Ju mla h in d u k d iin g in ka n Pro se n t a se in d u k me mij a h Pro d u kt ivit a s in d u k Pro d u kt ivit a s in d u k Exp e ct e d d e ma n d ke ra p u BD Pe ru b a h a n Exp d e ma n d Krp BD W a kt u u n t u k me ru b a h e kp e kt a si d e ma n d Ju mla h KJA d ib u t u h ka n Pro d u kt ivit a s p e r KJA Exp e ct e d d e ma n d ke ra p u PP Pe ru b a h a n Exp d e ma n d Krp PP W a kt u u n t u k me ru b a h e kp e kt a si d e ma n d Krp PP Pro d u kt ivit a s KJA Pa sca p a n e n Pro d u kt ivit a s KJA Pa sca p a n e n Tkt in ve n t o ri b e n ih d iin g in ka n Co ve ra g e in ve n t o ri Bn h W a kt u u t k p e rb a iki in ve n t o ri Tin g ka t p ro d u ksi Krp BD d iin g in ka n Tkt in ve n t o ri Krp d iin g in ka n Co ve ra g e in ve n t o ri Krp BD W a kt u u t k p e rb a iki in ve n t o ry Krp BD Tin g ka t p ro d u ksi Krp PP d iin g in ka n Tkt in ve n t o ri Krp PP d iin g in ka n Co ve ra g e in ve n t o ri Krp PP W a kt u u t k p e rb a iki in ve n t o ri Krp PP Pe rmin t a a n Ke ra p u Pa sca Pa n e n Ko n ve rsi Kg ke Eko r To t a l Pro fit Pe mb e n ih a n Pro fit p e mb e n ih a n Pe n g e lu a ra n Pe mb e n ih a n Pe ma su ka n Pe mb e n ih a n Bia ya Pro d u ksi b e n ih Bia ya I n ve n t o ry Be n ih Fa kt o r Bia ya in ve n t o ry b e n ih Bia ya p e me l in d u k Bia ya p e me l in d u k p e r e ko r Ha rg a Be n ih To t a l Pro fit Bu d id a ya Pro fit b u d id a ya Pe n g e lu a ra n Bu d id a ya Pe ma su ka n Bu d id a ya Bia ya Pro d u ksi ke ra p u p e r e ko r Bia ya I n ve n t o ry Ke ra p u BD Fa kt o r Bia ya in ve n t o ry krp BD Bia ya p e me l KJA Bia ya p e me l KJA p e r u n it Ha rg a Ke ra p u BD Ju mla h KJA To t a l Pro fit Pa sca p a n e n Pro fit Pa sca p a n e n Pe n g e lu a ra n Pa sca p a n e n Pe ma su ka n Pa sca p a n e n Bia ya Pro d u ksi ke ra p u PP p e r e ko r Bia ya I n ve n t o ry Ke ra p u PP Fa kt o r Bia ya in ve n t o ry krp PP Bia ya p e me l KJA PP Bia ya p e me l KJA PP p e r u n it Ha rg a Ke ra p u Pa sca p a n e n Ju mla h KJA PP De ma n d I ka n Uku ra n Ko n su msi Bia ya in p u t BD Bia ya in p u t PP Bia ya Ta k La n g su n g Bia ya BD Ta k La n g su n g Bia ya PP Ta k La n g su n g By Pa ka n Bn h p e r e ko r By la in n ya p e r e ko r Bia ya Pro d Bn h p e r e kr By Pro d BD p e r e ko r Bi Pkn BD p e r e ko r By BD la in n ya p e r e ko r Bya PP p e r e ko r Bya Pa ka n p e r e ko r Bya PP la in p e r e ko r Pe n yu su t a n Pe n yu su t a n BD Pe n yu su t a n PP De la y De la y_ 1 De la y_ 2 Gambar 18 Struktur model manajemen agroindustri kerapu MAGRIPU menggunakan program Powersim Studio. 73

5.3 Pengujian Model