No Kecamatan Jumlah
penduduk Penduduk
miskin Jumlah rumah
unit 15. Wedarijaksa
57.658 8.958
16.519 16. Trangkil
59.373 11.238
16.816 17. Margoyoso
70.400 13.496
18.680 18. Gunungwungkal
35.062 6.460
10.818 19. Cluwak
42.466 7.304
13.335 20. Tayu
64.571 11.766
18.774 21. Dukuhseti
56.370 10.261
16.525 Total
1.190.993 227.813
353.393 Sumber: BPS, 2011
4.5 Perbankan penyalur KUR di Kabupaten Pati
Untuk mendukung kegiatan usaha dan investasi baik transaksi dalam negeri dan luar negeri di wilayah Kabupaten Pati terdapat lembaga keuanganperbankan
milik pemerintah maupun swasta seperti: BNI 46, BRI, BCA, BTPN, Bank Jateng, Bank Mandiri, Bnak Mega, Rabo Bank, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga dan
Bank Perkreditan Rakyat, yang menjangkau ke pelosok wilayah kecamatan.
Kabupaten Pati menjadi salah satu daerah yang berhasil melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat KUR, terbukti pada tahun 2012 merupakan
daerah penyerap KUR terbesar secara nasional. Hal ini didukung wilayah Pati yang sangat luas dan banyak usaha yang memerlukan pembiayaan untuk
pengembangan usahanya, diantaranya adalah sektor pertanian, perdagangan, perindustrian dan perikanan. Di kabupaten ini, program KUR dilaksanakan oleh
tiga bank, yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Jateng, dan Bank Mandiri.
Bank Jateng membuka kantor kas di beberapa kecamatan di Kabupaten Pati untuk meningkatkan pelayanan dan mendekatkan kepada nasabah dan masyarakat.
Di Tahun 2015, diharapkan seluruh kecamatan sudah dibuka layanan Bank jateng. Dana Pihak Ketiga DPK yang dihimpun Bank Jateng Cabang Koordinator Pati
mencapai sekitar Rp 814 miliar pada tahun 2012. DPK dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito ini mengalami pertumbuhan sebesar 45 persen dibanding
dengan tahun sebelumnya. Penyaluran kredit oleh Bank Jateng pada tahun 2012 mencapai sekitar Rp 712 miliar.
Untuk pinjaman, Bank Jateng menyediakan kredit untuk koperasi, kredit bidan sejahtera KBS, kredit khusus untuk kendaraan bermotor KKB, kredit
pembayaran masyarakat desa KPMD, kredit pundi, kredit ketahanan pangan dan energi KKPE, kredit usaha pembibitan usaha sapi KUPS, kredit kepemilikan
rumah KPR, kredit usaha rakyat KUR, kredit siaga, rekening koran, kredit karya sejahtera dan personal loan PLO.
Bank Rakyat Indonesia BRI di Kabupaten Pati memiliki 35 bank unit yang tersebar di 21 kecamatan. Pada tahun 2012, BRI mampu menyerap dana dari
pihak ketiga DPK sebesar Rp 905,6 miliar dan meningkat menjadi Rp 1.056 miliar di tahun 2013.
51
5
AKSESIBILITAS USAHA MIKRO TERHADAP KREDIT USAHA RAKYAT
5.1 Karakteristik Rumah Tangga Usaha Mikro
Karakteristik rumah tangga usaha mikro yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini terangkum dalam tabel 5.1. Total Rumah tangga usaha mikro
yang memenuhi syarat untuk diolah sebanyak 332 responden, terdiri dari usaha mikro yang bukan partisipan atau tidak meminjam KUR sebanyak 177 responden
53,31 persen dan yang meminjam KUR sebanyak 155 responden 46,69 persen. Mayoritas peminjam KUR adalah pria sebesar 78,07 persen. Sedangkan usaha
mikro yang tidak pinjam KUR mayoritas usahanya dilakukan oleh wanita sebesar 65,54 persen. Tanpa membedakan pinjam KUR atau tidak, rata-rata usia laki-laki
yang melakukan usaha mikro berkisar 39,25 tahun, dan untuk wanita rata-rata berusia 43,71 tahun. Namun, rata-rata rumah tangga usaha mikro yang meminjam
KUR lebih muda dibandingkan dengan rata-rata usia rumah tangga usaha mikro yang tidak pinjam KUR. Pendidikan kepala rumah tangga usaha mikro yang
pinjam KUR, terbanyak tamat SLTA sebanyak 37.42 persen dan yang tidak pinjam KUR terbanyak lulus SD sebanyak 39,55 persen. Tampaknya pelaku usaha
mikro yang sempat mengenyam pendidikan tinggi masih kurang dari 3 persen.
Table 5.1 Karakteristik demografi rumah tangga usaha mikro
Deskripsi Non-KUR N
1
=177 KUR N
2
=155 Total Responden
N
3
=332 Jumlah
n
1
dari N
1
Jumlah n
2
dari N
2
Sub-Total N
4
=n
1
+n
2
dr N
3
Demografi; Jenis Kelamin
Pria 61
34,46 121
78,07 182
54,82 Wanita
116 65,54
34 21,93
150 45,18
Usia Rata-rata pria,th
40,67 38,53
39,25 Rata-rata wanita, th
43,96 42,85
43,71 Pendidikan
SD 70
39,55 46
29,68 116
34,94 SMP
49 27,68
46 29,68
95 28,61
SMA 55
31,07 58
37,42 113
34,04 Universitas
3 1,70
5 3,22
8 2,41
Responden dari Kecamatan Margorejo sebanyak 176 unit 53,01 persen terdiri dari rumah tangga usaha mikro yang mendapat KUR 69 unit 39,21 persen
dan usaha mikro tanpa KUR sebanyak 107 unit 60,79 persen. Rumah tangga usaha mikro yang tidak menggunakan KUR sebagian besar atau lebih dari 70
persen didominasi perempuan. Sebaliknya rumah tangga yang menggunakan KUR didominasi oleh laki-laki lebih dari 70 persen. Pendidikan terbanyak usaha mikro
yang tidak menggunakan KUR adalah lulusan SD, sedangkan untuk yang menggunakan KUR sebagian besar berpendidikan lulus SMA, namun urutan
terbanyak kedua lulus sekolah dasar
Tabel 5.2 Karakteristik demografi rumah tangga usaha mikro Kec. Margorejo
Deskripsi Non-KUR N
1
=107 KUR N
2
=69 Total Responden
N
3
=176 Jumlah
n
1
dari N
1
Jumlah n
2
dari N
2
Sub-Total N
4
=n
1
+n
2
dr N
3
Demografi; Jenis kelamin
Pria 32
29,91 51
73,91 83
47,16 Wanita
75 70,09
18 26,09
93 52,84
Usia Rata-rata pria,th
40,41 40,29
40,35 Rata-rata wanita, th
45,20 36,55
40,87 Pendidikan
SD 42
39,25 25
36,2 67
38,07 SMP
31 28,98
17 24,6
48 27,27
SMA 32
29,91 26
37,7 58
32,95 Universitas
2 1,86
1 1,4
3 1,7
Sedangkan responden dari Kecamatan Dukuhseti sebanyak 156 unit 46,99 persen terdiri dari usaha mikro yang mendapat KUR sebanyak 86 unit 55,13
persen dan usaha mikro tanpa KUR sebanyak 70 44,87 persen. Karakteristik pendidikan antara kecamatan Margorejo sejalan dengan karakteristik pendidikan
di kecamatan Dukuhseti dimana untuk rumah tangga usaha mikro yang tidak menggunakan KUR, pendidikan terbanyak lulusan sekolah dasar, sedangkan yang
menggunakan KUR terbanyak adalah lulusan SMA seperti yang ditunjukkan di tabel 5.2 dan 5.3. Usaha mikro tanpa menggunakan KUR banyak didominasi oleh
perempuan dalam mengelolanya, sebaliknya usaha mikro yang menggunakan KUR banyak dikelola oleh pria.
Tabel 5.3 Karakteristik demografi rumah tangga usaha mikro Kec. Dukuhseti
Deskripsi Non-KUR N
1
=70 KUR N
2
=86 Total Responden
N
3
=156 Jumlah
n
1
dari N
1
Jumlah n
2
dari N
2
Sub-Total N
4
=n
1
+n
2
dr N
3
Demografi; Jenis kelamin
Pria 29
41,43 70
81,39 99
63,46 Wanita
41 58,57
16 18,61
57 36,54
Usia Rata-rata pria,th
40,96 38,1
39,53 Rata-rata wanita, th
41,68 46,18
43,93 Pendidikan
SD 28
40,00 21
24,42 49
31,41 SMP
18 25,71
29 33,72
47 30,13
SMA 23
32,86 32
37,21 55
35,26 Universitas
1 1,43
4 4,65
5 3,20
Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga usaha mikro baik yang meminjam KUR ataupun non-KUR terangkum dalam tabel 5.4. Dari total 332
usaha mikro mampu menyerap 209 tenaga kerja atau 62,95 persen. Rata-rata usaha mikro yang mendapatkan KUR mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak
53 yaitu 0,89 dibandingkan dengan usaha mikro tanpa KUR sebesar 0,40. Sayangnya,
tidak semua tenaga kerja tersebut dibayar karena alasan sebagai anggota keluarga. Jadi, rata-rata tenaga kerja yang dibayar yang mampu terserap dalam usaha mikro
hanya sebesar 20,34 persen untuk non-KUR dan 34,34 persen untuk usaha mikro yang meminjam KUR. Rata-rata lama usaha mikro non-KUR adalah 9,08 tahun.
Ini lebih lama dibandingkan rata-rata usaha mikro yang meminjam KUR 5,47 tahun. Sebagai usaha rumah tangga mikro yang biasanya dikategorikan sebagai
usaha informal, maka tidak ada batasan jam kerja yang berlaku. Secara keseluruhan, jam kerja usaha informal ini memiliki rata-rata jam kerja yang
panjang yaitu kurang lebih 59,85 jam per minggu. Jumlah ini jauh lebih lama dibandingkan dengan dengan jam kerja formal yang biasanya hanya sampai 40
jam per minggu. Rata-rata jam kerja per minggu untuk usaha mikro non-KUR lebih lama yaitu 61,33 jam dibandingkan dengan usaha mikro yang menggunakan
KUR sebesar 58,15 jam per minggu. Rata-rata jam kerja usaha mikro ini bisa bertambah lama, jika diakumulasikan dengan pekerjaan sampingan yang mereka
kerjakan. Dari total 332 usaha mikro dalam penelitian ini, sekitar 26,51 persen memiliki pekerjaan sampingan. Semakin lama jam kerja bisa menunjukkan
semakin tinggi pendapatan yang akan diperoleh, namun bisa juga menunjukkan ketidak efisiensinya suatu usaha.
Tabel 5.4 Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga usaha mikro di Pati
Deskripsi Non-KUR
N
1
=177 KUR N
2
=155 Total Responden
N
3
=332 Jumlah
n
1
dari N
1
Jumlah n
2
dari N
2
Sub-Total N
4
=n
1
+n
2
dari N
3
Sosial ekonomi; Tenaga kerja
orang 71
40,11 138 89,03
209 62,95
Tenaga kerja yang dibayar
36 20,34 78
50,32 114
34,34 Rata-rata lama
usaha th 9,08
5,47 7,4
Rata-rata jam kerjamgg
61,33 58,15
59,85 Jenis Usaha:
Dagangretail 130 73,45
70 45,16 200
60,24 Produksi
23 12,99 26 16,77
49 14,76
Jasa 16 9,04
30 19,36 46
13,86 Peternakan
5 2,83 12 7,74
17 5,12
Perikanan 3 1,69
12 7,74 15
4,52 Pertanian
0 0,0 5
3,23 5
1,50 Jarak:
Jarak ke pasar kec. km
4,83 4,27
4,58 Jarak ke bank
km 4,23
4,23 4,23
Produk di pasarkan: