Dampak KUR Pada Rumah Tangga Usaha Mikro
2013. Secara keseluruhan, total pendapatan operasional bank-bank penyalur kredit menunjukkan peningkatan kecuali Juwono I, Margorejo, Ngablak dan
Pucakwangi seperti terlihat di gambar 8.3 berikut.
Gambar 8.3 Pendapatan operasional bank-bank unit penyalur KUR
Total pendapatan operasional Juwono I mengalami penurunan dari Rp 7,7 milyar tahun 2012 menjadi Rp 6,9 milyar tahun 2013. Penurunan ini karena
adanya penurunan pendapatan bunga secara signifikan dari Rp 7,0 milyar ditahun 2012 menjadi Rp 6,1 milyar di tahun 2013. Margorejo sedikit menurun dari Rp
6.289 juta menjadi Rp 6.249 juta pada tahun 2013. Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan dari penerimaan pendapatan bunga, provisi dan
pendapatan operasional lainnya. Hanya pendapatan jasa yang mengalami peningkatan. Ngablak menurun dari Rp 5.444 juta menjadi Rp 5.211 juta,
sedangkan Pucakwangi turun dari Rp 4.124 juta menjadi Rp 4.096 juta. Pendapatan operasional bank unit Ngablak sedikit menurun karena terjadi sedikit
penurunan terhadap pendapatan bunga dari Rp 5,0 milyar menjadi Rp 4,75 milyar di tahun 2013, namun pendapatan provisi, jasa dan operasional lainnya mengalami
peningkatan. Bank unit Pucakwangi mengalami penurunan karena terjadi penurunan terhadap pendapatan bunga dan provisi, namun pendapatan jasa dan
operasional lainnya meningkat cukup signifikan.
Pertumbuhan pendapatan non operasional tahun 2012 dan tahun 2013 terlihat di gambar 8.4, terdapat 4 unit bank yang mengalami penurunan yaitu Bank
Unit Batangan dari Rp 581 juta menjadi Rp 538 juta di tahun 2013. Kayen turun dari Rp 1,0 milyar menjadi Rp 988 juta. Margorejo tercatat Rp 1,37 milyar di
tahun 2012 menjadi Rp 1,28 milyar di tahun 2013 dan Pagerharjo dari Rp 529 juta menjadi Rp 492 juta di tahun 2013. Pendapatan non operasional lainnya secara
total mengalami kenaikan sebesar 27,6 persen dari Rp 24,8 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 31,7 milyar di tahun 2013 dengan rata-rata pendapatan non
operasional sebesar Rp 907,2 juta di tahun 2013.
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000 9.000
10.000
JI JKN
JII KJ
PW KY
MR MH NGP
NG
Pendapatan operasional Rp juta, 2012
Pendapatan operasional Rp juta, 2013
83
Gambar 8.5 menunjukkan penurunan dan kenaikan total biaya operasional masing masing bank unit penyalur KUR. Dari gambar tersebut terlihat sebagian besar
biaya operasional meningkat di tahun 2013, kecuali bank unit Bulumanis, Kayen, Margorejo, Karangwotan dan Pucakwangi. Bank unit Pucakwangi dan Margorejo
menurun seiring dengan menurunnya pendapatan operasionalnya.
Gambar 8.5 Total biaya operasional bank-bank unit penyalur KUR
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000
PK2 BT
BM KY
MR MH
N G
P KW
NG PH
PW TM
Biaya operasional Rp juta, 2012
Biaya operasional Rp juta, 2013
Gambar 8.4 Pendapatan non operasional bank-bank unit penyalur KUR
Biaya operasional bank unit Bulumanis dan Kayen menurun karena menurunnya biaya penyisihan kerugian kredit dan akuntansi, yang berarti kinerja
kredit bank semakin bagus. Sedangkan bank unit Karangwotan biaya operasional menurun karena menurunnya beban bunga, beban penyisihan kerugian kredit dan
akuntansi dan beban operasional lainnya. Secara total dari biaya operasional dengan pendapatan operasional maka bisa diperoleh rasio antara biaya operasional
terhadap pendapatan operasional BOPO. Semakin kecil rasio tersebut menunjukkan semakin efisien. Rasio terkecil sebesar 46,4 persen dan rasio
terbesar 179,4 persen. Jika rasio tersebut melebihi 100 persen berarti bank unit tersebut jelas mengalami kerugian operasional. Dari 35 unit bank dalam penelitian,
hanya ada satu yang rasio BOPOnya lebih dari 100 persen yaitu Juwono 1.
Tabel 8.3 Kinerja biaya operasional bank-bank unit penyalur KUR No. Indikator
Max Min
Rata-rata Total 1.
Beban bunga Rp jt, 2012 795
20,4 320,1
11.205,8 Beban bunga Rp jt, 2013
789,4 70
347,6 12.161,1
Kenaikan -0,7
243,1 8,5
8,5 2.
Beban hadiahpenjaminan Rp jt, 2012
137,5 6,1
44,5 1.558,5
Beban hadiahpenjaminan Rp jt, 2013
124,8 13,7
55,6 1.947,1
Kenaikan -9,2
124,5 24,9
24,9 3.
Beban penyisihan kerugian kredit akutansi Rp jt,
2012 5.087,5
68,2 1.274,7
44.617
Beban penyisihan kerugian kredit akutansi Rp jt,
2013 8.996,1
189,4 1,556,7
54.484,5
Kenaikan 76,8
177,7 22,1
22,1 4.
Biaya tenaker Rp jt, 2012 1.088,3
212,3 663,8
23.234,8 Biaya tenaker Rp jt, 2013
1.444,3 491,7
900,3 31.513,9
Kenaikan 32,7
131,6 35,6
35,6 5.
Biaya umum administrasi Rp jt, 2012
1.433 327,3
709,6 24.838,7
Biaya umum administrasi Rp jt, 2013
1.855,7 434,8
808,8 28.309,5
Kenaikan 29,4
32,8 13,9
13,9 6.
Beban operasional lainnya Rp juta, 2012
2.402,2 46,7
626,3 21.923
Beban operasional lainnya Rp juta, 2013
2.357,6 154,3
610,9 21.383,5
Kenaikan -1,8
230,4 -2,4
-2,4 Kinerja bank-bank unit penyalur KUR dilihat dari beban yang dikeluarkan
terdapat di tabel 8.3. Secara keseluruhan, beban atau biaya operasional mengalami peningkatan kecuali beban operasional lainnya mengalami penurunan sebesar 2,4
85 persen di tahun 2013. Kenaikan terbesar terjadi pada biaya tenaga kerja sebesar
35,6 persen dari Rp 23,2 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 31,5 milyar di tahun 2013. Biaya tenaga kerja terbesar dari bank unit Juwono I. Kenaikan ini
mencerminkan kurang efisiennya tenaga kerja yang dimiliki, terlihat dari menurunnya jumlah KUR yang disalurkan maupun jumlah simpanan
berjangkanya. Beban bunga secara keseluruhan menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah simpanan pihak ketiga maupun simpanan berjangka.