97 Kerugian yang ditimbulkan oleh banjir ini sangat besar. Dengan kondisi seperti ini
mempengaruhi penyaluran KUR karena bank menghindari gagal kredit.
Gambar 9.1 Peta tipologi wilayah berdasarkan efisiensi KUR di Kabupaten Pati
Kecamatan Juwono
. Kota Juwana merupakan kota di pesisir utara pulau Jawa yang terletak di jalur pantura yang menghubungkan kota Pati dan kota
Rembang. Kota Juwana merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Pati setelah Pati. Di kota ini terkenal dengan industri kerajinan kuningan dan pembudidayaan
bandeng. Merupakan daerah pesisir dan dataran rendah dengan tanah berjenis aluvial dan red yelloy mediteran. Kota ini juga dilalui oleh sungai Juwana disebut
juga sungai Silugonggo yang menjadi daerah aliran sungai waduk Kedungombo. Sungai terbesar di Kabupaten Pati ini tiap tahun mengakibatkan banjir termasuk di
kota Juwana. Luas wilayah kecamatan Juwana adalah 5.593 ha 55,93 km². Di Kecamatan ini terdapat dua bank unit penyalur KUR, yaitu J1 dan J2. Dri kedua
bank unit tersebut satunya efisien dan satunya inefisien. Seperti halnya di kecamatan-kecamatan lainnya, untuk keberadaan dua bank unit dalam satu
kecamatan menyebabkan salah satunya tidak efisien.
Jumlah penduduk kecamatan Juwana sebanyak 87.484 jiwa yang terdiri atas 43.565 jiwa laki-laki dan 43.919 jiwa penduduk perempuan. Mayoritas penduduk
kecamatan Juwana bermata pencarian sebagai petani, nelayan dan buruh. Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas
kecamatan Juwana adalah usaha kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di desa Growonglor dan sekitarnya, serta usaha tambak perikanan di desa
Bajomulyo, Agungmulyo dan desa-desa sekitarnya. Dua perusahaan kuningan terbesar dari kota Juwana adalah Krisna Sampurna.
Kota Juwana juga merupakan kota industri. Pabrik Rokok Djarum mempunyai cabang produksi di Kota Juwana, dan juga Pabrik Rokok Tapel Kuda,
yang merupakan salah satu pabrik rokok tertua di Indonesia, basis produksi nya berada di kota Juwana. Selain Pabrik Rokok, kota Juwana juga memiliki pabrik
minyak kacang.
Pelabuhan Juwana menjadi salah satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan ini menjadi salah satu pintu masuk
kapal-kapal pengangkut kayu dari Kalimantan. Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara lain: bandeng, udang, tongkol, kakap merah, kepiting,
ikan pe, cumi, dan kerapu.
Kecamatan Gembong . Satu-satunya kecamatan yang mempunyai dua
waduk sekaligus, yaitu waduk Gunung Rowo dan Waduk Seloromo. Secara geografis, kecamatan Gembong terdapat di lereng Gunung Muria dan berbatasan
langsung dengan kabupaten Kudus, mempunyai kebun kopi yang sangat luas, yaitu terdapat di desa Jolong. Jarak dari ibukota Pati sekitar 14 km ke arah barat
laut. Wilayahnya mempunyai luas 6.730 ha yang sebagian besar berupa hutan dan perkebunan. Sebagai daerah yang berada di ketinggian berkisar antara 20-900
meter dpl, kecamatan Gembong memiliki tanah berjenis Latosol. Secara administratif, kecamatan Gembong merupakan kecamatan dengan jumlah desa
paling sedikit di Kabupaten Pati karena hanya terdiri atas 11 desa yang terbagi dalam 85 Rukun Warga RT dan 276 Rukun Tetangga RT. Jumlah desa yang
sedikit berarti jumlah penduduk juga lebih sedikit sekitar 40.780 jiwa. Hal ini menyebabkan penyaluran KUR belum optimal. Sebagian besar penduduk
kecamatan Gembong berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, tanaman buah rambutan, durian, jeruk dan tanaman keras.
Kecamatan Gabus
. Kecamatan Gabus terletak di bagian selatan Kabupaten Pati. Bagian utaranya dibatasi oleh Sungai Juwana. Hal ini mengakibatkan bagian
99 utara kecamatan ini menjadi langganan banjir setiap tahun akibat meluapnya
Sungai Juwana. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Kayen. Kecamatan Gabus seluas 5.551 ha 55,51 km². Merupakan daerah dataran yang
sebagian besar merupakan tanah berjenis aluvial yang terletak di ketinggian antara 5 sampai dengan 30 meter dpl. Mengingat banjir di wilayah ini mengakibatkan
sering terjadinya kerugian pertanian, perikanan maupun usaha-usaha mikro, maka diperkirakan penyaluran KUR kurang optimal dan efisien di wilayah ini. Selain
itu di kecamatan ini terdapat 3 bank unit yaitu KB, TM dan GB sehingga penyaluran KUR semakin ketat. Hanya bank unit GB saja yang kinerjanya tidak
efisien.
Kecamatan Tayu. Kecamatan Tayu merupakan kecamatan termaju ketiga
di Kabupaten Pati setelah kecamatan Pati dan kecamatan Juwana. Terletak lebih kurang 27 km ke arah utara kota Pati, tepat di jalur yang menghubungkan Pati
dengan Jepara.
Kecamatan ini berada di keinggian antara 1 - 41 meter dpl dan sebagaimana daerah lain di kabupaten Pati bagian utara, Tanah di Kecamatan Tayu terdiri atas
tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. dengan luas 4.759 ha yang terdiri atas 2.038 ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah. Secara
administratif, Tayu terbagi dalam 21 desa yang memiliki 72 Rukun Warga RW dan 368 Rukun Tetangga RT. Di kecamatan ini terdapat dua bank unit penyalur
KUR yaitu TY dan PK. Bank unit PK mengalami optimal dan efisien dalam penyaluran KUR karena tingkat aktifitas ekonomi di daerah ini tinggi didorong
keberadaannya pabrik gula di wilayah ini. Sebaliknya bank unit TY kurang efisien. Kecamatan Tayu mempunyai penduduk sebanyak 68.545 jiwa yang terdiri atas
34.074 penduduk laki-laki dan 34.471 penduduk perempuan.
Kecamatan Tambakromo
. Kecamatan Tambakromo terletak di bagian selatan Kabupaten Pati. Bagian selatannya merupakan bagian dari Pegunungan
Kapur Utara yang sekaligus menjadi pembatas dengan Kabupaten Grobogan. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Kayen. Di kecamatan
ini terdapat dua bank unit yaitu AL dan TK. Bank unit AL mencapai penyaluran KUR yang optimal sebaliknya bank unit TM kurang efisien. Kecamatan ini
mempunyai luas wilayah sekitar 72,47 km2 dengan sebagian besar adalah daerah persawahan. sementara jumlah penduduk daerah tersebut sekitar 47.660 jiwa,
terdiri dari 22.909 jiwa laki-laki dan 24.751 jiwa perempuan serta berkepadatan 730,29jiwkm2. Dari luas wilayah tersebut penduduknya tersebar di 18 desa.
Pendduk tersebut sebagian besar adalah petani, selain itu juga adalah pedagang dan sebagian besar sebagai perantau atau buruh migran. Perekonomian daerah
tersebut tergolong maju, karena di topang oleh banyaknya buruh migran. sementara untuk pendidikan daerah ini tidak begitu menonjol di banding
kecamatan-kecamatan pati lainya. Sebagai daerah pegunungan daerah ini mempunyai beberapa tempat wisata yang menjadikan kegiatan ekonomi semakin
meningkat.
9.2 Efisiensi Penyaluran KUR Berdasarkan Pola Tipologi Wilayah Pati
Beberapa wilayah yang ada di kabupaten Pati berdasarkan gambar peta diatas, beberapa bank-bank unit nya mencapai penyaluran KUR yang optimal dan
efisien. Kegiatan ekonomi yang tinggi dan didukung oleh tipologi wilayah mendorong bank-bank unit mencapai optimal. Namun biasanya di suatu wilayah
dimana memiliki lebih dari satu bank unit maka salah satunya tidak efisien. Hanya kecamatan Sukolilo saja yang memiliki lebih dari satu bank unit namun keduanya
mengalami optimal dan efisien.
Tabel 9.3 Efisiensi penyaluran KUR berdasarkan pola tipologi wilayah No Topologi Wilayah Skor
Karakteristik Kec. Sukolilo:
1efisien 1.
Sumber daya fisik wilayah
Dataran rendah dimana secara topologi cocok buat tanah pertanian. Wilayah Sukolilo
merupakan kecamatan paling luas yang berarti skala ekonominya besar.
2. Sumber
daya manusia
Jumlah penduduk di Kec. Sukolilo terbesar ketiga mencapai 80.426 yang berarti skala
ekonomi dalam penyaluran KUR pun paling tinggi.
3. Aktifitas ekonomi
Dengan luasnya areal pertanian, maka pertanian merupakan sektor utama yang
menopang perekonomian
wilayah ini.
Pertambangan dan wisata juga merupakan sektor penting dalam menggerakkan aktifitas
ekonomi.
Kec. Dukuhseti 1efisien
1. Sumber daya fisik
wilayah Merupakan dataran rendah yang membujur
langsung ke Laut Jawa. Wilayah Dukuhseti merupakan kecamatan terluas no 5, sehingga
skala
ekonominya cukup
luas untuk
penyaluran KUR 2.
Sumber daya
manusia Jumlah penduduk mencapai 56.777 terbesar
ke-9 dengan tingkat aktifitas ekonomi yang tinggi membuka peluang penyaluran KUR
bisa maksimal dan menpai efisiensi.
3. Aktifitas ekonomi
Perikanan menjadi
andalan sumber
perekonomian di wilayah ini selain pertanian. Industri rumah tangga juga banyak tumbuh di
wilayah ini seperti Batik Bakalan. Industri kecil dan mikro yang terbanyak adalah industri
gerabahkeramikbatu bata dengan jumlah 499 unit disusul industri makanan dan minuman.
Seiring dengan pesatnya ekonomi di wilayah kecamatan Dukuhseti ini diperkirakan yang
mendorong permintaan terhadap KUR tinggi dan pencapaiannya bisa optimal dan efisien.
101
Kecamatan Sukolilo
. Di kecamatan ini terdapat dua bank unit SL dan CS yang keduanya mencapai efisien dalam penyaluran KURnya. Kecamatan ini
terletak di paling selatan kabupaten Pati, di bagian selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Kayen. Kecamatan sukolilo merupakan kecamatan terbesar di Kabupaten Pati dengan luas wilayah 158,74 km2, dengan jumlah penduduk
sekitar 84.426 terdiri dari 41.641jiwa laki-laki dan 42.785 jiwa perempuan dengan kepadatan 531,85 jiwa km2. yang tersebar di 16 desa yang terdiri dari 483 RT
dan 80 RW. Dengan luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang tinggi mendorong penyaluran KUR kedua bank unit mampu mencapai optimal dan
efisien. Kecamatan Sukolilo sebagaian besar terdiri areal perbukitan dan pegunungan. Secara administratif terdiri dari 7.253 hektar lahan sawah dan 8.621
hektar lahan bukan sawah. Dengan wilayah persawahan yang begitu luas tak pelak pertanian menjadi sektor utama dalam menopang perekonomian masyarakat
tersebut, selain merantau. Pertambangan Karst serta wisata, baik wisata alam atau wisata budaya Sukolilo. Potensi pertanian yang cukup besar meliputi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan.
Kecamatan Dukuhseti . Terletak kurang lebih 36 km ke arah utara dari
pusat kota Pati. Merupakan daerah dataran rendah dan berada di pesisir laut Jawa dengan ketinggian tanah antara 1-40 meter dpl. Secara administratif, kecamatan
Dukuhseti terdiri atas 12 desa, dengan 46, Rukun Warga RW dan 342 Rukun Tetangga RT. Berpenduduk sebanyak 57.723 jiwa yang terdiri atas 29.184 jiwa
berkelamin laki-laki dan 28.539 berkelamin perempuan. Di Kecamatan ini berbatasan dengan laut Jawa sehingga banyak usaha rumah tangga berkaitan
dengan perikanan. Sebelah timur kecamatan inilah menjadi sumber pendapatan masyarakat Dukuhseti. Industri rumah tangga juga banyak tumbuh di wilayah ini
seperti Batik Bakalan. Industri kecil dan mikro yang terbanyak adalah industri gerabahkeramikbatu bata denga jumlah 499 unit disusul industri makanan dan
minuman. Seiring dengan pesatnya ekonomi di wilayah kecamatan Dukuhseti ini diperkirakan yang mendorong permintaan terhadap KUR tinggi dan
pencapaiannya bisa optimal dan efisien.
Kecamatan Cluwak bank unit PS dan NG. Terletak kurang lebih 39 km
ke arah utara dari pusat kota Pati. Berada di lereng Gunung Muria dengan tanah berjenis latosol kecamatan ini berada di ketinggian antara 15-282 m dpl. Secara
administratif, kecamatan Cluwak terdiri atas 13 desa, 74, Rukun Warga RW dan 287 Rukun Tetangga RT. Kecamatan Cluwak berpenduduk sebanyak 44.079
jiwa yang terdiri atas 22.014 jiwa berkelamin laki-laki dan 22.065 berkelamin perempuan. Dalam bidang kesehatan, mayarakat kecamatan Cluwak dilayani oleh
sebuah Puskesmas dan 2 buah Puskesmas Pembantu. Sedangkan di bidang perekonomian, kecamatan Cluwak memiliki 3 buah pasar tradisional. Pasar
tersebut terdapat di desa Ngablak. Kecamatan Cluwak memiliki kegiatan ekonomi yang tinggi. Dengan adanya dua unit bank penyalur KUR di kecamatan ini, maka
salah satu mampu mencapai penyaluran yang optimal dan efisien yaitu bank unit PS dan yang satunya kurang efisien yaitu bank unit NG.
Kecamatan Batangan
. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur Kabupaten Pati yang berjarak lebih kurang 22. Merupakan salah satu kecamatan
yang terletak di pesisir Laut Jawa. Dahulunya kecamatan ini menjadi bagian dari Kawedanan Juwana. Dengan wilayah daratan seluas 5.066 ha menjadikan
kecamatan ini sebagai kecamatan dengan luas wilayah terkecil kelima di Kabupaten Pati setelah kecamatan Pati, kecamatan Wedarijaksa, kecamatan
Trangkil dan kecamatan Tayu. Kecamatan ini mempunyai ketinggian berkisar antara 1-4 meter dpl dan terdiri atas tanah berjenis aluvial. Secara administratif,
kecamatan Batangan terbagi ke dalam 18 desa yang terbagi lagi ke dalam 52 Rukun Warga RW dan 266 Rukun Tetangga RT. Jumlah penduduk kecamatan
Batangan sebanyak 40.799 jiwa dengan komposisi 20.294 jiwa penduduk laki-laki dan 20.505 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk bermata
pencarian sebagai petani, petani tambak dan nelayan. Dengan komoditas utama tanaman padi, tambak Udang Windu dan bandeng. Kecamatan ini hanya memiliki
1 buah pasar tradisional yang terletak di bagian selatan wilayah kecamatan tepatnya di desa Kuniran. Pasar tradisional ini beroperasi tiga kali seminggu yaitu
pada hari Minggu, Selasa dan Jumat. Hari operasi pasar ini bergantian dengan pasar Ngulakan yang terdapat di Sumberejo kecamatan Jaken yang hanya berjarak
3 km dari pasar tersebut. Kecamatan Batangan meruapakan satu diantara 4 kecamatan di Kabuapten Pati yang memiliki Tempat Pelelangan Ikan TPI. TPI
tersebut terletak di desa Pecangaan. Dengan adanya TPI ini maka akan semakin meningkatkan aktifitas kegiatan ekonomi di wilayah tersebut sehingga kebutuhan
modal dan penyaluran KUR sangat diharapkan.
Kecamatan Trangkil
bank unit KJ. Kecamatan Trangkil terletak lebih kurang 11 km ke arah utara kota Pati. Terletak di ketinggian antara 1-36 meter
dpl, wilayah kecamatan Trangkil terdiri dari tanah Regasol, Latosol dan sebagian lagi berjenis Red yellow mediteran. Dengan luas wilayah seluas 4.284 ha yang
terdiri atas lahan persawahan seluas 1.035 dan lahan bukan sawah seluas 3.249. Dengan luas wilayah ini, kecamatan Trangkil merupakan kecamatan dengan
wilayah tersempit ketiga di Kabupaten Pati setelah kecamatan pati dan kecamatan Wedarijaksa. Penduduk kecamatan Trangkil berjumlah 60.335 jiwa dengan
komposisi 29.805 jiwa laki-laki dan sisanya 30.530 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan Trangkil berprofesi sebagai petani dengan
komoditas utama padi, tebu, palawija dan tanaman buah. Dalam bidang ekonomi, masyarakat kecamatan Trangkil memiliki 2 buah pasar tradisional yang salah
satunya terletak di pusat kota kecamatan. Di kecamatan Trangkil terdapat sebuah pabrik gula yaitu PG. Trangkil. Pabrik ini telah berdiri sejak tahun 1835, kapasitas
giling terpasang awal ketika didirikan adalah 800 tth. Hingga tahun 2005 PG Trangkil melakukan Program Pengembangan PT Kebon Agung dengan sasaran
kapasitas giling 4.500 tth. Pabrik gula Trangkil terletak di desa Trangkil. Dengan adanya pabrik ini geliat ekonomi di wilayah ini hidup. Banyaknya pondok
pesantren di wilayah ini meningkatkan santri pendatang dan aktifitas ekonomi meningkat, sehingga penyaluran KUR diperkirakan mampu optimal.
Kecamatan Tlogowungu
bank unit TR. Kecamatan Tlogowungu yang terletak lebih kurang 6 km di sebelah utara kota Pati merupakan salah satu
kecamatan yang berada di sisi sebelah timur lereng Gunung Muria. Dari keadaan geografi tersebut menjadikan kecamatan ini sebagai salah satu daerah pertanian
yang subur. Komoditas utama daerah ini adalah padi, aneka buah-buahan, dan tanaman keras seperti pohon jati. Selain itu budi daya sayuran dan tanaman hias
juga banyak dikembangkan oleh masyarakat di kecamatan ini. Wilayahnya seluas 9.446 ha yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas kelima setelah
kecamatan Sukolilo, kecamatan Pucakwangi, kecamatan Winong dan kecamatan