observasi di negara-negara berkembang masih jarang Ravallion 2008 tapi mulai muncul  akhir-akhir  ini  seperti  yang  dilakukan  oleh  Ifelunini    Wosowei  2012;
Vitor  2012;  Diro  et  al.  2014;  Duong    Thanh  2015  dalam  menguji  dampak pembiayaan mikro.
Data  yang  digunakan  sebanyak  332  responden,  terdiri  dari  155  sebagai kelompok  treatment  dan  177  responden  sebagai  kelompok  kontrol.  Data  primer
dilakukan melalui pertanyaan dan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang digunakan  untuk  mengukur  dampak  kredit  usaha  rakyat  pada  ekonomi  rumah
tangga usaha mikro.
Tabel 3.4  Deskripsi variabel-variabel dalam model probit
Nama Variabel Tipe Variabel
Penjelasan PY
i
Biner Akses KUR 1= KUR, 0=  tidak
Karakteristik peminjam; Jenis kelamin
Biner Jenis kelamin pemilik usaha mikro 1 = laki-
laki, 0 = perempuan Usia
Kontinu Usia pemilik usaha mikro
Status perkawinan Biner
Status perkawinan 1 = menikah, 0= lainnya Pendidikan
Kontinu 1 = SD,  2 = SMP, 3= SMA, 4= kuliah
Jumlah tanggungan Kontinu
Jumlah anak yang masih ditanggung Jenis usaha
Kontinu Jenis usaha 1=dagang, 2=jasa, 3 pengolahan
Lama usaha Kontinu
Berapa lama usaha berdiri tahun Jarak
Kontinu Lokasi usaha ke bank km
Jumlah jam kerja Kontinu
Berapa jam kerja per minggu Hambatan usaha
Biner Hambatan yang dihadapi oleh usaha mikro
1= modal, 0 marketing Rekening bank
Biner Memiliki rekening bank sebelum pinjam
KUR 1= ya, 0 = tidak Pekerjaan sampingan
Biner 1 = memiliki pekerjaan sampingan, 0 tidak
Pasangan bekerja Biner
1 = Suamiistri bekerja, 0 tidak Sumber pinjaman lain
Biner Sumber pinjaman lain, 1 = ya,  0 hanya KUR
3.2.8 Data Envelopment Analysis DEA
Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini dengan data envelopment analysis DEA.  Ada  beberapa  model  yang  dikembangkan  dalam  metodologi  DEA
Charnes et al. 1978 dan Banker et al. 1984. Charnes menggunakan model input- oriented
dengan  asumsi  tingkat  pengembalian  yang  konstan  Constant  Return  to Scales
CRS.  Pendekatan  tersebut  kemudian  bisa  dikembangkan  dengan menggunakan  model  output-oriented  dengan  menggunakan  asumsi  Variable
Return to Scales VRS diperkenalkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper 1984.
Hasil  perhitungan  DEA  dengan  model  VRS  ini  disebut  dengan  efisiensi  teknik Technical  Efficiency=  TE
.  Dalam  mengukur  efisiensi  setiap  unit  kegiatan ekonomi UKE atau Decision making unit DMU diperoleh dari maksimasi dari
rasio  rata-rata  tertimbang  output  terhadap  rata-rata  tertimbang  input,  yang dirumuskan dalam bentuk berikut Charnes et al.
1978, Max h
=
∑ ∑
15 s.t
=
∑ ∑
45 u
r
, v
i
≥ 0;    r = 1,...,s;     i = 1, ..., m y
rj
,  x
ij
semua  positif  sebagai  output  dan  input  dari  DMU,  dan  u
r
,  v
i
≥  0  adalah masing-masing bobot dari output y
r
ke j dan input x
i
ke j. Dari  kedua  pendekatan  TE  CRS  dan  TE  VRS  ini  dapat  diformulasikan
perhitungan  kinerja  efisiensi  skala  Scale  Efficiency  =  SE.  Berdasarkan  skor kedua ET ini, Efisiensi skala didefinisikan sebagai:
SE = 16
Nilai efisiensi DEA ini didefinisikan tidak oleh standar mutlak tetapi relatif antara  bank-bank  unitnya.  Fitur  inilah  yang  membedakan  DEA  dari  pendekatan
parametrik seperti stochastic frontier approach SFA, yang membutuhkan bentuk fungsi  model  tertentu.  DEA  dipakai  dalam  penelitian  ini  juga  karena  masing-
masing bank unit memiliki karakteristik  yang sama. Tujuan dari DEA ini adalah untuk menentukan bank-bank unit mana yang beroperasi pada efisien frontier atau
tidak. Jika kombinasi input-output bank-bank unit tersebut terletak di frontier set maka dianggap efisien, dan sekaligus menjadi envelope yang menutupi seluruh set
data  yang  ada  atau  dengan  kata  lain  menutupi  bank-bank  unit  yang  tidak  efisien yang ter
letak di dalam frontier atau dalam “amplop” envelope . Efisien  relatif  dalam  penelitian  ini  dengan  ukuran  efisiensi  digambarkan
secara teknis berdasarkan output-oriented gambar 3.3. Apabila terdapat 2 output, yaitu  Y
1
san  Y
2,
oleh  karena  itu  kombinasi  di  titik  A  adalah  tidak  efisien  karena berada di bawah kurva kemungkinan produksi.
.
Jarak  A  ke  frontier  set  dalam  penelitian  ini  merupakan  fungsi  jarak  output
Farrel  Fo,  dikenalkan  oleh  Farrel  tahun  1957  yaitu  mewakili  ketidakefisien secara  teknis  yang  merupakan  tingkat  output-output  yang  seharusnya  dapat
ditingkatkan tanpa menambah input yang ada. Ketika Fo adalah 1, maka bank unit dianggap  efisien.  Tapi  bila  score  Fo  diatas  1  maka  kondisi  ini  menunjukkan
keadaan output yang bisa ditingkatkan. Y
2
Y
1
Gambar 3.3  Ilustrasi frontier dalam DEA Sumber: Vennesland, 2005
.A
Secara matematis model efisiensi untuk bank- bank unit kʹ dapat dilihat dari
persamaan  dibawah  ini  yang  diadopsi  dari  Vannesland  2005  dalam  penelitian pembangunan pedesaan:
Fo X
kʹ
, Y
kʹ
ǀ C,S = Max λ
kʹ
17 s.t
∑
 
18 ∑
19 Z
k
≥ 0 CRS  k = 1…K 20
Fo =  fungsi  jarak  output  Farrell.  X  =  input,  Y  =output  dan
kʹ  =  masing- masing  bank-bank  unit,  C  =  CRS,  S  =  strong  disposability  of  outputs  atau  dapat
dikatakan  bahwasanya  output  dapat  ditingkatkan  lagi  dengan  input  yang  sama atau tanpa mengeluarkan biaya tambahan, Z
k
= variable intensitas bobot. Peran Z dalam model ini adalah untuk membangun referensi teknologi. Nilai-nilai variable
intensitas  membuat  frontier,  yang  menggambarkan  keadaan  sebenarnya  atau merupakan hipotesa dari kinerja di bank-bank unit dimana dengan menggunakan
input yang sama dapat memproduksi output yang lebih banyak.
Dalam mengukur efisiensi bank, ada dua metode yang bisa digunakan yaitu parametrik  dan  non  parametrik.  Untuk  parametrik  banyak  penelitian  yang
menggunakan  stochastic  frontier  approach  SFA  seperti  yang  dilakukan  oleh Baten    Kamil  2010;  Tahir    Haron  2010.  Sedangkan  pengukuran  efisiensi
dengan  menggunakan  data  envelopment  analysis  DEA  telah  luas  digunakan dalam bidang perbankan Tahir et al. 2009; Fethi and Pasiouras 2010; Motlagh et
al
.  2011;  Suzuki  and  Sastrosuwito  2011;  Gordo  2013.  DEA  juga  digunakan untuk  mengukur  efisiensi  dari  berbagai  bidang,  seperti  rural  economic
development  Vennesland  2005,  poultry  farm  Heidari  2011  dan  di  bidang transportasi  Bhagavath  2013.  Fethi  dan  Pasiouras  2010  mengatakan  bahwa
DEA paling umum digunakan dalam pengukuran kinerja bank.
Keuntungan  DEA  ini  adalah  mudah  menggabungkan  beberapa  input maupun  output  untuk  menghitung  efisiensi  teknik.  Namun  keterbatasan  DEA
adalah  ketika  menafsirkan  hasil  lebih  deterministik,  hanya  mengukur  efisiensi relatif terhadap sampel terbaik  yang dihasilkan.  Sehingga hal ini tidak bermakna
untuk membandingkan skor antara dua studi yang berbeda Bhagavath 2013.
Di dalam pendekatan dengan DEA, tidak ada konsesus yang baku mengenai pengertian variabel output-input  yang digunakan dalam studi efisiensi perbankan
Gordo 2013. Mhanagopal dan Chandrasekaran 2014 mengatakan bahwa DEA menggunakan  beberapa  input  dan  output  untuk  analisis  efisiensi  tetapi  tidak
memberikan  panduan  dalam  memilih  setiap  variabel  dan  karenanya  peneliti memilih variabel input dan output sendiri. Namun, jumlah Decision making unit
DMU  sebaiknya  minimal  tiga  kali  dari  penjumlahan  variabel-variabelnya. Secara  umum,  ada  2  pendekatan  yang  digunakan  dalam  model  DEA,  yaitu
pendekatan  intermediasi  financial  intermediaries  dan  pendekatan  produksi. Pendekatan  yang  pertama  adalah  fungsi  bank  sebagai  perantara  yang  meminjam
dana  dari  depositor  dan  meminjamkannya  untuk  mendapatkan  keuntungan  yang lebih.  Dalam  kasus  ini,  maka  output  bank  adalah  pinjaman,  sedangkan  inputnya