43 tidak mungkin memiliki opportunity cost yang sama. Bila sebuah negara
menghasilkan komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan kemudian memperdagangkannya dengan komoditas lain dari negara luar, maka spesialisasi
dan perdagangan tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak Blair, 1991. Teori perdagangan yang didasarkan doktrin keunggulan komparatif ini
berimplikasi bahwa perdagangan akan selalu menguntungkan bahkan ketika sebuah negara dapat memproduksi semua komoditas secara lebih murah
dibandingkan semua negara lain Kasliwal, 1995. Lebih lanjut diuraikan bahwa pada dasarnya teori perdagangan yang menjelaskan keunggulan komparatif suatu
negara telah berkembang dalam tiga versi, yakni : 1 Teori perdagangan Ricardian; 2 Teori Perdagangan Neoklasik oleh Heckscher dan Ohlin 1930-an;
dan 3 Teori perdagangan modern yang dikembangkan oleh Krugman.
3.1.2.1. Teori Perdagangan Ricardian Paradigma Ekonomi Klasik
Teori Perdagangan Ricardian didasarkan pada teori nilai tenaga kerja labor theory of value
, David Ricardo mengasumsikan bahwa perbedaan limpahan sumberdaya alam sebagai sumber perbedaan keunggulan komparatif
antarwilayah dan hanya tenaga kerja yang merupakan faktor utama dalam proses produksi. Produktivitas tenaga kerja dan sumberdaya alam endowment
menentukan kombinasi maksimum dari barang yang dapat diproduksi suatu daerah Kasliwal, 1995. David Ricardo berpendapat bahwa di dunia ini pada satu
pihak terdapat negara yang faktor-faktor produksinya, seperti tenaga kerja dan alam lebih menguntungkan, dan di lain pihak ada negara yang faktor-faktor
produksinya kurang menguntungkan dibandingkan negara pertama sehingga dalam menghasilkan beberapa barang negara pertama lebih unggul dan lebih
produktif dibandingkan negara kedua, bahkan negara kedua itu tertinggal dalam menghasilkan beberapa barang tertentu. Dengan demikian menurut konsep
perbedaan biaya mutlak Adam Smith, kedua negara itu tidak dapat mengadakan pertukaran atau perdagangan. Akan tetapi menurut David Ricardo sekalipun
suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia dapat juga ikut serta dalam perdagangan internasional asalkan setiap negara yang berdagang itu dapat
mengkhususkan dirinya dalam memproduksi sejenis barang yang paling
44 menguntungkan Sobri, 2001. Berdasarkan pandangan teori ini, maka dalam
konteks perdagangan antarnegara, alasan kegiatan perdagangan antarnegara tidak hanya adanya tingkat keuntungan mutlak, melainkan dengan adanya perbedaan
biaya komparatif yang menimbulkan keuntungan komparatif, akan memberikan keuntungan pada masing-masing negara yang melakukan kegiatan perdagangan.
Teori ini dikeritik dari asumsinya bahwa tenaga kerja merupakan satu- satunya faktor produksi. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan dalam comparative advantage itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antara dua negara. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan
tenaga kerja juga akan sama dengan nilai produksinya sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena, itu syarat timbulnya perdagangan
antarnegara adalah perbedaan fungsi produksi di antara dua negara tersebut. Namun teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi
produksi antara dua negara. Tenaga kerja bukanlah satu-satunya faktor produksi dan tenaga kerja tidak digunakan dalam pangsa yang tetap dan sama untuk semua
jenis barang Nopirin, 1997. Walaupun demikian David Ricardo dikenal sebagai penemu teori perdagangan internasional modern Helawani, 1993.
3.1.2.2. Teori Perdagangan Neoklasik oleh Heckscher dan Ohlin