120
Sumber : Diolah dari World Bank Data Base, 2012
Gambar 13 Tingkat Suku Bunga Pinjaman, Suku Bunga Deposito dan Selisihnya di Masing-masing Negara ASEAN-5 dan China Tahun
2010
5.1.2. Kinerja dan Hubungan Perdagangan China Dengan ASEAN-5
5.1.2.1. Kinerja Perdagangan Internasional ASEAN-5 dan China
Perdagangan internasional adalah sebuah mekanisme perdagangan lintas negara yang memungkinkan suatu negara dapat memenuhi kebutuhan akan barang
barang internasional yang tidak bisa atau relatif mahal jika diproduksi secara domestik. Selain itu mekanisme ini juga memungkinkan suatu perekonomian
dapat menyalurkan barang-barang kompetitifnya ke pasar internasional untuk mendapatkan nilai tambah dan menghasilkan devisa negara. Ekonomi kelasik
menyebutkan bahwa nilai bersih dari ekspor-impor merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan. Nilai bersih dari neraca perdagangan
internasional tersebut dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Mekanisme perdagangan internasional ini sesungguhnya tidak
121 hanya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga akan
mempengaruhi berbagai indikator makroekonomi lainnya, seperti nilai tukar harga-harga dan lainnya, bahkan dapat mempengaruhi berbagai indikator mikro,
seperti pendapatan rumah tangga dan lainnya. Berdasarkan data statistik perdagangan internasional yang dipublikasi oleh
WTO, bahwa selama kurun waktu 1990-2010 nilai transaksi perdagangan internasional China terus mengalami perkembangan yang cepat. Pada tahun 1990
nilai transaksi ekspor China sebesar US 62,09 Milliar meningkat menjadi US 1.577,82 Milliar, sedangkan nilai transaksi impornya meningkat dari US 53,35
Milliar tahun 1990 menjadi US 1.395,10 Milliar tahun 2010. Perkembangan surplus perdagangan China juga terus mengalami perkembangan yang pesat dan
mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan surplus perdangan pada tahun tersebut mencapai US 298,13 Milliar. Gambaran umum perkembangan nilai
transaksi perdagangan internasional China periode 1990 hinga 2010 dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.
Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO
Gambar 14 Perkembangan Nilai Transaksi Perdagangan Internasional China Periode 1990-2010.
Selanjutnya perkembangan nilai transaksi perdagangan internasional negaran-negara ASEAN-5 juga mengalami tren peningkatan yang cukup
122 signifikan. Pada tahun 1990 nilai transaksi ekspor ASEAN- sebesar US 139,04
Milliar meningkat menjadi US 955,30 Milliar pada tahun 2010. Nilai transaksi impor negara-negara di ASEAN-5 juga mengalami peningkatan pesat yakni
meningkat dari US 157,96 tahun 1990 mejadi US 847,89 Milliar. Meski nilai nilai transaksi perdagangan internasional negara-negara ASEAN selama 1990-
2010 menunjukkan tren peningkatan, namun selama periode tersebut setidaknya terjadi dua kali gelombang surut nilai yakni pada sekitar tahun 1998 yang
berbarengan dengan krisis ekonomi dunia dan pada tahun 2009 sebagai imbas dari krisis finansial. Gambaran perkembangan nilai transaksi perdagangan
internasional ASEAN-5 tahun 1990-2010 dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.
Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO.
Gambar 15 Perkembangan Nilai Transaksi Perdagangan Internasional Negara- negara ASEAN-5 Periode 1990-2010.
Perbandingan kinerja perdaganan internasional antara negara-negara ASEAN, khususnya ASEAN-5 dan China, menunjukkan bahwa pada tahun 2010
nilai transaksi perdagangan internasional China mencapai US 2.972,9 Milliar, dengan rincian nilai ekspor sebesar US 1.577,8 Milliar atau sekitar 10,36 persen
dari total ekspor dunia dan nilai impornya yang sebesar US 1.395,1 Milliar atau sekitar 9,06 persen dari nilai total perdangan impor dunia. Pada tahun 2010,
123 melalui mekanisme perdagangan internasional ini China memperoleh surplus
perdagangan internasional sebesar US 182,73 Milliar. Kinerja perdagangan internasional China memiliki akselerasi yang cukup tinggi, selama kurun waktu
1990-2010 ekspor China tumbuh sekitar 18,35 persen per tahun dan impornya tumbuh sekitar 18,50 persen dalam periode yang sama.
Tabel 12 Nilai Ekspor dan Impor Serta Neraca Perdagangan Internasional Negara ASEAN dan China Tahun 2010.
Negara Ekspor
Impor Neraca
Perdagangan Nilai
Share persen
Pertumbuhan persen
Nilai Share
persen Pertumbuhan
persen Nilai
Rata- rata Per
Tahun 2010
2010 1990-2010
2010 2010
1990-2010 2010
1990- 2010
Dunia 15.237,00
100,00 8,25
15.402,0 100,00
8,16 165,0
215,62 China
1.577,82 10,36
18,35 1.395,10
9,06 18,50
182,73 71,98
ASEAN-5 955,30
6,27 10,77
847,89 5,51
9,91 107,41
32,47 a. Indonesia
157,82 1,04
10,18 131,74
0,86 11,44
26,08 14,70
b. Malaysia 198,80
1,30 10,73
164,73 1,07
10,28 34,07
14,88 c. Philippines
51,50 0,34
10,58 58,23
0,38 8,65
6,73 6,39
d. Singapura 351,87
2,31 10,88
310,79 2,02
9,59 41,08
9,51 e. Thailand
195,32 1,28
11,87 182,40
1,18 10,46
12,92 0,22
ASEAN LAIN 91,76
0,60 16,16
94,66 0,61
17,70 2,90
1,79 TOTAL
ASEAN 1.047,06
6,87 11,06
942,55 6,12
10,29 104,51
30,68
Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO
Secara agregat nilai transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 jauh di bawah nilai perdagangan internasional China. Pada tahun 2010 total nilai
transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 sebesar US 1.803,2 Milliar. Total nilai ekspor ASEAN-5 pada tahun 2010 sebesar US 955,3 Milliar dengan
kontribusi sekitar 6,27 persen terhadap nilai ekspor dunia, sedangkan nilai impornya sebesar US 847,9 Milliar atau sekitar 5,51 persen dari total nilai impor
dunia. Dari transaksi perdagangan internasionalnya ASEAN-5 memperleh surplus perdagangan sebesar US 26,08 Milliar. Secara rata-rata pertumbuhan ekspor dan
impor ASEAN-5 juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan perdagangan internasional China. Selama periode 1990-2010 nilai ekspor ASEAN-5 tumbuh
sekitar 10,77 persen per tahun sedangkan impornya tumbuh sekitar 9,91 persen per tahun. Gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa kinerja perdaganan China
lebih baik dibandingkan kinerja perdagangan ASEAN-5 secara rata-rata.
124 Perbandingan data perdagangan internasional diantara negara-negara
ASEAN-5 menunjukkan bahwa transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 pada tahun 2010 lebih didominasi oleh Singapura. Nilai ekspor Singapura pada
tahun 2010 mencapai sekitar US 351.87 Milliar atau skitar 36,83 persen dari total ekspor ASEAN-5, sedangkan nilai impornya mencapai sekitar US 310,79
Milliar atau sekitar 36,65 persen dari total impor ASEAN-5. Dari perdagangan internasional tersebut Singapura memperoleh surplus perdagangan sekitar US
41,08 Milliar atau sekitar 38,24 persen dari total surplus perdagangan ASEAN-5. Berdasarkan data perdagangan internasional seperti yang digambarkan di
atas menunjukan bahwa, Indonesia, meskipun merupakan negara yang besar dilihat dari penduduk, luas wilayah dan skala ekonominya, namun kinerja
perdagangan internasionalnya lebih rendah dari sebagian besar negara-negara ASEAN-5. Nilai transaksi ekspor Indonesia pada tahun 2010 yang sebesar US
157,82 Milliar lebih rendah dari nilai transaksi ekospor negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Bahkan pertumbuhan ekspor Indonesia selama kurun
waktu 1990-2010 adalah paling rendah diantara negara-negara ASEAN-5 yakni hanya sekitar 10,18 persen. Disisi lain, Indonesia mencetak rekor dalam hal
pertumbuhan nilai impor tertinggi yakni sekitar 11,44 persen per tahun. Gambaran nilai transaksi perdagangan internasional negara-negara ASEAN-5 dan China dan
perkembangannya, mengisyaratkan bahwa kinerja perdagangan internasional Indonesia tidak lebih baik dari kinerja perdagangan internasional negara-negara
ASEAN-5 lainnya. Dilihat dari struktur perdagangan internasional memperlihatkan bahwa
jenis barang yang diperdagangkan secara internasional oleh China, sebagian besar merupakan barang-barang dari kelompok manufaktur. Dari total ekspor China
pada tahun 2010 sekitar 93,60 persen barang manufaktur yang diekspor ke penjuru dunia, sedangkan ekspor pertanian China hanya sekitar 3,27 persen dari
total ekspornya. Sebaliknya dari sisi impor, jenis barang impor China juga sebagian besar merupakan produk-produk manufaktur yakni sekitar 64,11 persen
dari total impornya, dan komoditi pertanian yang di impor mencapai sekitar 7,76
persen dari total impornya.
125 Tabel 13. Nilai dan Pertumbuhan Perdagangan Internasioanl ASEAN-5 dan
China Dirinci Menurut Sektor Utama Tahun 2000-2010
SektorJenis Barang
Dunia China
ASEAN-5 Nilai
US Milliar
Share persen
Pertum- buhan
persen Nilai
US Milliar
Share persen
Pertum- buhan
persen Nilai
US Milliar
Share persen
Pertum- buhan
persen 2010
2010 2000-2010
2010 2010
2000-2010 2010
2010 2000-2010
Ekspor
15.237 100,00
10,14 1.578
100,00 21,91
955,3 100,00
10,57 Pertanian
1.361,9 8,94
9,06 51,6
3,27 12,74
112,0 11,72
12,56 a. Makanan
1.118,7 7,34
9,30 44,2
2,80 13,04
84,9 8,89
11,94 b. Bahan Mentah
243,2 1,60
8,50 7,5
0,47 11,44
27,1 2,84
16,58 Bahan Bakan dan
Pertambangan 3.025,7
19,86 18,86
48,1 3,05
19,86 173,8
18,19 18,74
Manufaktur 9.962,0
65,38 8,67
1.476,9 93,60
22,57 631,1
66,07 8,85
Lainnya 887,4
5,82 10,20
1,2 0,08
27,10 38,4
4,02 14,93
Impor
15.402,0 100,00
9,90 1.395,1
100,00 22,30
847,9 100,00
11,38 Pertanian
1.425,3 9,25
8,91 108,2
7,76 21,90
61,4 7,24
10,52 a. Makanan
1.180,8 7,67
9,21 59,5
4,27 23,78
49,1 5,79
10,89 b. Bahan Mentah
244,6 1,59
8,09 48,7
3,49 20,68
12,3 1,45
9,84 Bahan Bakan dan
Pertambangan 3.102,2
20,14 18,63
373,1 26,74
35,58 195,4
23,05 21,50
Manufaktur 10.322,7
67,02 8,74
894,4 64,11
19,63 567,4
66,92 9,35
Lainnya 551,7
3,58 5,50
19,3 1,39
50,80 23,7
2,80 16,86
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Keterangan : Klasifikasi Sektor Mengacu pada, International Trade Statistics 2011, WTO 1. Produk pertanian SITC Section 0, 1, 2 dan 4 Minus Devisi 27 dan 28
a. Makanan SITC Section 0, 1, 4, dan Devisi 22 b. Bahan Mentah SITC Devisi 21, 23, 24, 25, 26, dan 29
2. Bahan Bakar dan Pertambanan SITC Section 3 dan Devisi 27, 28, dan 68 3. Manufaktur SITC Section 5, 6, 7, 8 Minus Devisi 68 dan Group 891
4. Lainnya SITC Section 9 dan Group 891
Selanjutnya, struktur perdagangan internasional ASEAN-5 secara agregat menunjukkan bahwa dari total perdagangan internasionalnya pada tahun 2010,
sekitar 66,07 persen yang diekspor merupakan kelompok barang manufaktur, dan hanya sekitar 11,72 persen merupakan komoditi pertanian. Jenis komoditi
pertanian yang diekspor ASEAN-5 terutama berupa pertanian makanan. Selanjutnya dari sisi impor jenis barang yang paling besar di impor ASEAN-5
secara agregat adalah barang yang berasal dari kelompok manufaktur yakni sekitar 66,92 persen dari total impor. Nilai impor pertanian ASEAN-5 pada tahun
2010 sebesar US 61,4 Miliar atau skitar 7,24 persen dari total impor ASEAN-5. Komoditi pertanian impor ini sebagian besar merupakan pertanian makanan.
Struktur perdagangan internasional masing-masing negara ASEAN-5 seperti yang disajikan pada Tabel 14 berikut menunjukkan bahwa jenis barang
dominan yang diekspor oleh semua negara ASEAN-5 adalah barang dari kelompok manufaktur. Indonesia pada tahun 2010, dari US 157,8 Milliar
ekspornya sebanyak US 58,4 Milliar atau sekitar 37,02 persen adalah ekspor
126 produk manufaktur. Bahkan Philipina dari nilai total nilai ekspornya sekitar 85,08
persen diantaranya merupakan produk manufaktur, dan Singapura mengekspor produk manufaktur sekitar 72,24 persen dari total ekspornya.
Perbandingan nilai ekspor produk pertanian di masing-masing negara ASEAN-5 menunjukkan bahwa Indonesia adalah paling tinggi nilai ekspor
pertaniannya yakni sekitar US 36,0 Milliar atau sekitar 22,78 persen dari total nilai ekspornya, kemudian diikuti oleh Thailand dengan nilai ekspor pertanian
sekitar US 35,1 Milliar, nilai ini setara dengan 17,99 persen dari total nilai ekspornya. Tercatat bahwa Singapura memiliki nilai ekspor pertanian paling
rendah yakni hanya US 7,9 Milliar. Hal ini wajar mengingat Singapura memiliki wilayah paling kecil, sehingga potensi pertaniannnya pun juga kecil. Dilihat dari
pertumbuhan ekspor pertanian di masing-masing negara ASEAN-5, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan ekspor pertanian paling tinggi yakni rata-
rata 17,01 persen per tahun selama kurun waktu 2000-2010, kemudian diikuti oleh Malaysia dengan pertumbuhan ekspor pertanian sekitar 12,98 persen per tahun.
Tabel 14. Nilai dan Pertumbuhan Perdagangan Internasional Negara-negara ASEAN-5 Menurut Sektor Utama Tahun 2000-2010
Jenis Barang Indonesia
Malaysia Philipphines
Singapura Thailand
Nilai US
Milliar
Pert Thn
00-10
Nilai US
Milliar
Pert Thn
00-10
Nilai US
Milliar
Pert Thn
00-10
Nilai US
Milliar
Pert Thn
00-10
Nilai US
Milliar
Pert Thn
00-10
Ekspor
157,8 11,73
198,8 8,95
51,5 4,18
351,9 11,87
195,3 12,28
Pertanian 36,0
17,01 28,9
12,98 4,1
8,78 7,9
7,42 35,1
11,10 a. Makanan
25,6 16,33
23,6 14,51
3,8 8,88
6,9 7,76
25,0 9,19
b. Bahan Mentah 10,3
21,60 5,3
9,92 0,4
8,45 1,0
6,69 10,1
20,24 Bahan Bakan dan
Pertambangan 62,2
16,30 35,4
19,56 3,2
18,03 60,9
21,15 12,1
23,90 Manufaktur
58,4 8,60
133,2 6,93
43,8 3,72
254,2 9,98
141,5 12,12
Lainnya 1,2
7,04 1,4
8,79 0,3
53,67 28,9
41,07 6,5
19,82
Impor
131,7 15,71
164,7 9,92
58,2 6,22
310,8 11,07
182,4 13,74
Pertanian 15,6
11,40 16,1
13,18 6,8
8,27 10,9
7,93 12,0
11,50 a. Makanan
11,5 11,84
12,8 13,31
6,4 9,59
9,8 8,00
8,6 12,71
b. Bahan Mentah 4,2
12,92 3,3
13,04 0,4
2,40 1,1
8,08 3,4
9,66 Bahan Bakan dan
Pertambangan 32,3
23,17 24,9
21,55 12,1
14,23 85,9
23,01 40,2
21,43 Manufaktur
83,8 14,75
120,6 8,48
39,0 4,63
201,7 8,40
122,2 11,94
Lainnya 0,0
190,19 3,1
5,59 0,2
41,63 12,3
23,29 8,1
9,21
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
127
5.1.2.2. Hubungan Perdagangan Antara ASEAN-5 Dengan China