127
5.1.2.2. Hubungan Perdagangan Antara ASEAN-5 Dengan China
Hubungan  perdagangan  antara  China  dengan  negara-negara  ASEAN-5 telah  berlangsung  lama  dan  terus  mengalami  peningkatan  secara  signifikan
dengan  akselerasi  pertumbuhan  yang  semakin  meningkat.  Pada  tahun  1990  nilai ekspor  ASEAN-5  ke  China  hanya  sebesar  US  2,52  Milliar  meningkat  tajam
hingga  mencapai  US    104,30  Milliar  pada  tahun  2010.  Ekspor  ASEAN-5  ke China  meningkat  dengan  akselerasi  perumbuhan  semakin  besar,  terutama  pada
paruh  ke  dua  dalam  dua  dekade  terkahir.  Secara  rata-rata  selama  kurun  waktu 1990-2010  ekspor  ASEAN-5  tumbuh  sekitar  21,33  persen  per  tahun.  Kinerja
pertumbuhan  ekspor  ASEAN-5  ke  China  jauh  melampaui  kinerja  pertumbuhan ekspor ASEAN-5 secara total yakni hanya tumbuh sekitar 10,77 persen per tahun
Tabel  17.  Bahkan  dalam  paruh  kedua  dalam  dua  dekade  terkahir  2000-2010 pertumbuhan ekspor ASEAN-5 ke China tumbuh sekitar 24,07 persen per tahun.
Gambaran  perkembangan  nilai  perdagangan  ASEAN-5  terhadap  China  selama periode 1990-2010 dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Gambar 16  Perkembangan Nilai Perdagangan ASEAN-5 Dengan China Periode 1990-2010.
128 Nilai  ekspor  ASEAN-5  ke  China  yang  mengalami  perkembangan  yang
cukup  pesat,  juga  diikuti  oleh  perkembangan  inpor  yang  tinggi.  Selama  kurun waktu 1990-2010, nilai impor ASEAN-5 yang berasal dari China tumbuh sekitar
18,23  persen  per  tahun.  Nilai  pertumbuhan  impor  ASAN-5  dari  China  ini  lebih tinggi  dibandingkan  dengan  pertumbuhan  impor  ASEAN-5  secara  keseluruhan
yang  hanya  tumbuh  sekitar  9,91  persen  selama  kurung  waktu  yang  sama  Tabel 17.
Pada Gambar 16 juga terlihat bahwa, meskipun kinerja ekspor ASEAN-5 ke  China  cukup  baik,  yang  ditunjukkan  oleh  pertubuhan  ekspor  melampaui
pertumbuhan impornya, namun nilai transaksi impor dari China masih lebih tinggi dari nilai transaksi ekspor ASEAN-5 ke China, sehinga sepanjang periode 1990-
2009  ASEAN-5  masih  terus  mengalami  defisit  perdagangan  terhadap  China, bahkan  defisit  perdagangan  ASEAN-5  terhadap  China  terus  mengalami
pembengkakan,  hingga  mencapai  puncaknya  pada  tahun  2008  dengan  defisit perdagangan  sebesar  US    10,5  Milliar.  Namun  pada  akhir  periode  2010,
pertama  kalinya  dalam  dua  dekade  terakhir  ASEAN-5  mengalami  surplus perdagangan terhadap China sebesar US 0,3 Milliar.
Akselerasi  pertumbuhan  perdagangan  ASEAN-5  dengan  China  yang semakin  meningkat,  berimplikasi  pada  posisi  China  dalam  daftar  mitra
perdagangan  ASEAN-5  secara  eksternal.  Pada  tahun  1990,  China  yang  hanya mampu menyerap komoditi ekspor ASEAN-5 sekitar 1,81 persen dari total ekspor
ASEAN-5, sehingga pada periode tersebut China hanya merupakan daerah tujuan ekspor terbesar ke enam. Pangsa pasar ekpor ASEAN-5 ke China pada tahun 1990
ini lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pasar ekpor ASEAN-5 ke beberapa negara  non  ASEAN  lainnya  seperti  Jepang  yang  menyerap  komoditi  ekspor
ASEAN-5  sebesar  18,53  persen,  Inggris  dan  Irlandia  Utara  3,34  persen,  Korea 3,25 persen, Belanda 2,95 persen dan Australia 1,91 persen. Akan teapi pada
tahun  2010  nilai  ekspor  ASEAN-5  secara  agregat  ke  China  melonjak  tajam  dan menduduki  peringkat  pertama  sebagai  daerah  tujuan  ekspor  berbagai  komoditi
ASEAN-5 dengan pangsa pasar mencapai 10,92 persen dari total ekspor ASEAN- 5.  Selanjutnya  dari  sisi  impor.  Pada  tahun  1990,  impor  ASEAN-5  yang  berasal
dari  China  hanya  sekitar  2,79  persen  dari  total  impor  ASEAN-5  dan  hanya
129 menduduki  peringkat  ke  enam  setelah  Jepang,  Inggris,  Korea,  Arab  Saudi  dan
Australia  sebagai  daerah  asal  impor,  namun  pada  tahun  2010,  posisi  China meningkat  menjadi  terbesar  kedua  setelah  Jepang.  Nilai  impor  ASEAN-5  yang
berasal  dari  China  pada  tahun  2010  mencapai  US    103,96  Milliar  atau  sekitar sekitar  12,26    persen  dari  total  impor  ASEAN-5.  Secara  lengkap  gambaran
mengenai  posisi  China  dalam  daftar  tujuh  negara  utama  mitra  pedagangan internasional ASEAN-5 dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15.   Tujuh  Negara  Mitra  Terbesar  Perdagangan  ASEAN-5  Tahun  1990- 2010
No Tahun 1990
Tahun 2000 Tahun 2010
Negara Nilai US
Milliar Share
persen Negara
Nilai US Milliar
Share persen
Negara Nilai US
Milliar Share
persen
A 7 Negara Non ASEAN  Daerah Tujuan Ekspor Utama ASEAN-5
1 Jepang
25,76 18,53
Jepang 53,33
13,00 China
104,30 10,92
2 Ingris   Ir U
4,64 3,34
China Hkg 22,20
5,41 Jepang
91,06 9,53
3 Korea
4,52 3,25
Netherland 15,27
3,72 Chna Hkg
70,86 7,42
4 Netherland
4,10 2,95
Korea 14,91
3,63 Korea
40,31 4,22
5 Australia
2,66 1,91
China 14,66
3,57 Australia
33,53 3,51
6 China
2,52 1,81
Ingris   Ir U 11,97
2,92 Netherland
22,25 2,33
7 Canada
1,25 0,90
Jerman 11,14
2,72 Jerman
20,49 2,14
Total 139,0
100,0 410,3
100,0 955,3
100,0 B
7 Negara Non ASEAN  Daerah Asal Impor Utama ASEAN-5 1
Jepang 37,16
23,52 Jepang
68,04 18,95
Jepang 107,23
12,65 2
Ingris   Ir U 5,08
3,22 China
16,62 4,63
China 103,96
12,26 3
Korea 5,07
3,21 Korea
15,62 4,35
Korea 46,69
5,51 4
Saudi Arb. 4,75
3,00 Jerman
10,67 2,97
Saudia Arb, 25,70
3,03 5
Australia 4,42
2,91 Saudia Arb,
8,82 2,46
Jerman 24,36
2,87 6
China 4,41
2,79 China HKg
8,34 2,32
Uni Em, A 19,30
2,28 7
China HKg 3,69
2,33 Australia
7,63 2,12
Australia 17,53
2,07 Total
158,0 100,0
359,1 100,0
847,9 100,0
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Dilihat  dari  sisi  China,  ASEAN-5  juga  merupakan  mitra  perdagangan yang cukup signifikan, terutama sejak diberlakukannya kesepakatan perdagangan
bebas antara kawasan ASEAN dengan China. Pada tahun 1990, nilai ekspor China berdasarkan nilai FOB China sebesar US  3,70 Milliar meningkat menjadi US
109,38 Milliar atau sekitar 6,93 persen dari total  ekspor China pada tahun 2010. Saat  ini,  bagi  China,  ASEAN-5  adalah  daerah  tujuan  ekspor  terbesar  ke  tiga
setelah  China  Hongkong  dan  Jepang  yang  masing-masing  mampu  menyerap ekspor  China  sekitar  13,84  persen  utuk  China  Hongkong  dan  7,67  persen  untuk
130 Jepang.  Selengkapnya  pergeseran  posisi  ASEAN-5  dalam  daftar  tujuh  mitra
perdagangan utama China selama periode 1990-2010 dapat dilihat pada Tabel 16
berikut. Tabel 16.   Tujuh Negara Mitra Terbesar Perdagangan China Tahun 1990-2010
No Tahun 1990
Tahun 2000 Tahun 2010
Negara Nilai US
Milliar Share
persen Negara
Nilai US Milliar
Share persen
Negara Nilai US
Milliar Share
persen A
7  Daerah Tujuan Ekspor Utama China 1
China Hkg 26,63
42,89 Romania
52,16 20,93
China Hkg 218,30
13,84 2
Jepang 9,01
14,51 China Hkg
44,52 17,86
Jepang 121,04
7,67 3
ASEAN-5 3,70
5,96 Jepang
41,65 16,72
ASEAN-5 109,38
6,93 4
Korea 1,26
2,03 ASEAN-5
15,10 6,06
Korea 68,77
4,36 5
Netherlan d
0,91 1,46
Korea 11,29
4,53 Jerman
68,05 4,31
6 Ingris
0,64 1,04
Jerman 9,28
3,72 Netherlan
d 49,70
3,15 7
Australia 0,45
0,73 Netherland
6,69 2,68
Ingris 38,77
2,46 Total
62,1 100,0
Total 249,2
100,0 Total
1.577,8 100,0
B 7 Daerah Asal Impor Utama China
1 China Hkg
14,15 26,53
Jepang 41,51
18,44 Jepang
176,74 12,66
2 Jepang
7,59 14,22
Korea 23,21
10,31 ASEAN-5
145,37 10,41
3 ASEAN-5
2,94 5,52
ASEAN-5 21,00
9,33 Korea
138,34 9,91
4 Canada
1,46 2,73
Jerman 10,41
4,62 Jerman
74,25 5,32
5 Ingris
1,38 2,59
China Hkg 9,43
4,19 Australia
61,11 4,38
6 Australia
1,35 2,54
Fed.Rusia 5,77
2,56 Brasil
38,10 2,73
7 Korea
0,68 1,28
Australia 5,02
2,23 Saudi Arb
32,83 2,35
Total 53,3
100,0 225,1
100,0 1.396,0
100,0
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya  dilihat  dari  sisi  impor  China,  ASEAN-5  merupakan  daerah impor  yang  cukup  signifikan  sejak  periode  awal.  Pada  tahun  1990  nilai  impor
China  dari  negara-negaran  ASEAN-5  secara  agregat  senilai  US    2,92  Milliar setara  dengan  5,52  persen  dari  total  impor  China,  kemudian  pada  tahun  2010,
impor China dari ASEAN-5 meningkat menjadi US 145,37 Milliar. Sejak tahun 2010  ASEAN-5  sudah  menjadi  daerah  asal  impor  China  terbesar  kedua  setelah
Jepang  yang  berkontribusi  sekitar  12,66  persen  terhadap  total  impor  China. Gambaran  perubahan  posisi  China  terhadap  peta  perdagangan  internasional
ASEAN-5  ataupun  sebaliknya,  mengisyaratkan  bahwa,  kesepakatan  ASEAN- China  untuk  mulai  menurunkan  secara  berangsur  tarif  perdagangan  sejak  tahun
2004  dan  hingga  0  persen  pada  tahun  2010,  tampaknya  telah  membuahkan  hasil
131 dalam  mendorong  semakin  meningkatnya  nilai  perdagangan  antara  ASEAN-5
dengan China, secara timbal balik. Hubungan  perdagangan  antara  ASEAN-5  secara  agregat  dengan  China
yang  semakin  kuat  seperti  yang  telah  diuraikan  panjang  lebar  sebelumnya, tampaknya juga terjadi pada  negara-negara anggota ASEAN-5 secara individual.
Hal  ini  terlihat  dari  pertumbuhan  nilai  perdagangan  masing-masing  negara anggota  ASEAN-5  terhadap  China  jauh  melampaui  pertumbuhan  nilai
perdagangan  internasional  secara  total  masing-masing  negara.  Dari  sisi  ekspor negara anggota ASEAN-5 yang memiliki akselerasi pertumbuhan ekspor ke China
paling  tinggi  diduduki  oleh  Philipina  yakni  dengan  pertumbuhan  ekspor  sekitar 27,65  persen  selam  kurun  waktu  1990-2010.  Proporsi  nilai  ekspor  Philipina  ke
China pada tahun 2000 hanya sekitar 1,67 persen dari total ekspornya meningkat menjadi  11,12  persen  pada  tahun  2010.  Selanjutnya  negara  ASEAN-5  yang
memiliki pertumbuhan ekspor ke China paling rendah selama periode 1990-2010 ditempati  oleh  Indonesia  dengan  rata-rata  pertumbuhan  sekitar  17,40  persen  per
tahun.  Meskipun  Indonesia  adalah  negara  anggota  ASEAN-5  yang  memiliki pertumbuhan  ekspor  ke  China  paling  rendah,  namun  pertumbuhan  ekspor  ke
China  tersebut  masih  jauh  lebih  tinggi  dibandingkan  pertumbuhan  ekspor Indonesia  secara  total  yang  hanya  tumbuh  sekitar  10,18  persen  per  tahun  dalam
periode  yang  sama.  Akselerasi  pertumbuhan  ekspor  Indonesia  ke  China  ini menyebabkan  proporsi  pangsa  ekspor  Indonesia  di  China  dibandingkan  pangsa
ekspor  Indonesia  secara  global  meningkat  dari  3,25  persen  pada  tahun  1990 menjadi 9,94 persen pada tahun 2010.
Dilihat  dari  sisi  impor  negara-negara  anggota  ASEAN-5  menunjukkan bahwa  negara  ASEAN-5  yang  memiliki  pertumbuhan  impor  yang  berasal  dari
China  paling  besar  ditempati  oleh  Indonesia  dengan  pertumbuhan  rata-rata mencapai 22,19 persen per tahun selama periode 1990-2010. Pertumbuhan impor
Indonesia  yang  berasal  dari  China  juga  jauh  lebih  besar  dibandingkan pertumbuhan impor Indonesia secara total yakni tumbuh sekitar 11,44 persen per
tahun. Gambaran ini mengisyaratkan bahwa arus barang-barang dari China  yang masuk  ke  Indonesia  jauh  lebih  deras,  dibandingkan  arus  barang-barang  impor
yang  berasal  dari  negara  daerah  asal  impor  lainnya.  Akselerasi  pertumbuhan
132 impor Indonesia dari China, menyebabkan proporsi impor Indonesia yang berasal
dari  China  yang  pada  tahun  1990  hanya  sebesar  2,99  persen  dari  total  impor Indonesia meningkat drastis menjadi 15,50 persen pada tahun 2010.
Selanjutnya, negara ASEAN-5 yang memiliki pertumbuhan impor barang- barang  China  paling  kecil  ditempati  oleh  Singapura,  dengan  rata-rata
pertumbuhan  sekitar  16,23  persen  selama  periode  1990-2010.    Meskipun pertumbuhan  impor  barang  dari  China  di  Singapura  paling  rendah  dibandingkan
negara-negara ASEAN-5 lainnya, namun pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan  pertumbuhan  impor  Singapura  secara  total  yang  tumbuh  sekitar
9,59 persen per tahun dalam periode  yang sama.  Dengan demikian aliran barang impor dari China yang masuk ke Singapura masih lebih deras dibandingkan impor
yang berasal dari negara lainnya. Tabel 17   Pertumbuhan  Nilai  perdagangan  Antara  ASEAN-5  dengan  China,
Serta  Proporsinya  terhadap  Total  Nilai  Perdagangan    Internasional Masing-masing Negara ASEAN-5 dan China Tahun 1990-2010.
Negara Proporsi Perdagangan
ASEAN-5 Dengan China Terhadap Total Peragangan
ASEAN-5 Pertum-
buhan Proporsi Perdagangan
China Dengan ASEAN-5 Terhadap Total Peragangan
China Pertum-
buhan 1990
2000 2010
1991-2010 1990
2000 2010
1991- 2010
EKSPOR ASEAN-5
1,81 3,57
10,92 21,33
5,96 6,06
6,93 19,6
Indonesia 3,25
4,23 9,94
17,40 0,61
1,23 1,39
25.6 Malaysia
2,10 3,08
12,60 21,55
0,55 1,03
1,51 25.3
Philippines -
1,67 11,12
27,65 0,34
0,59 0,73
25.2 Singapura
1,52 3,90
10,33 22,77
3,18 2,31
2,05 16.0
Thailand 1,16
4,08 10,99
26,54 1,28
0,90 1,25
20.4 ASEAN LAIN
- 7,66
0,07 53,11
0,33 0,90
1,82 30,5
TOTAL ASEAN 1,75
3,77 9,97
21,27 6,29
6,96 8,76
20,6 IMPOR
ASEAN-5 2,79
4,63 12,26
18,23 5,52
9,33 10,41
19,6 Indonesia
2,99 4,64
15,50 22,19
1,51 1,96
1,49 19.3
Malaysia 1,92
3,96 12,55
21,18 1,58
2,43 3,61
24.1 Philippines
- 2,36
8,51 20,46
0,16 0,75
1,16 34.6
Singapura 3,44
5,29 10,83
16,23 1,58
2,25 1,77
21.0 Thailand
3,35 5,44
13,29 18,44
0,70 1,95
2,38 26.8
ASEAN LAIN -
7,70 1,25
34,72 0,22
0,52 0,67
28,4 TOTAL ASEAN
2,72 4,79
11,16 18,25
5,74 9,85
11,08 22,8
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya  dilihat  dari  sisi  China,  hubungan  perdagangan  China  dengan negara-negara  ASEAN-5  secara  individual  menunjukkan  bahwa  pertumbuhan
133 ekspor  China  ke  negara-negara  ASEAN-5  secara  individual  yang  dihitung
berdasarkan FOB China, paling tinggi ke Indonesia yakni sekitar 25,6 persen per tahun selama periode 1990-2010. Namun proporsi ekspor China ke Indonesia dari
total  ekspor  China  pada  tahun  2010  hanya  sekitar  1,39  persen.  Nilai  proporsi tersebut masih lebih rendah dari proporsi ekspor China ke Singapura yakni sekitar
2,05  persen  dari  total  ekspor  China.  Gambaran  ini  menunjukkan  bahwa  saat  ini negara ASEAN-5  yang menjadi mitra utama China sebagai negara tujuan ekspor
masih dipegang oleh Singapura. Sebaliknya dilihat dari sisi impor China. Tabel di atas  menunjukkan  bahwa,  pertumbuhan  impor  China  yang  berasal  dari  negara
ASEAN-5 paling besar di negara Philipina yakni tumbuh sekitar 34,6 persen per tahun selama periode 1990-2010. Namun proporsi impor China yang berasal dari
negara  ASEAN-5  pada  tahun  2010  paling  besar  ditempati  oleh  Malaysia  yakni sekitar  3,61  persen  dari  total  impor  China  secara  global,  kemudian  diikuti  oleh
oleh  Thailand  dengan  proporsi  sebesar  2,38  persen  dari  total  impor  China. Gambaran ini menjelaskan bahwa meskipun Philipina memiliki akselerasi paling
tinggi  sebagai  daerah  asal  impor  China,  namun  barang-barang  yang  berasal  dari ASEAN-5  yang  masuk  ke  China  saat  ini  paling  besar  berasal  dari  Malaysia  dan
Thailand. Hal  yang  menarik  lainnya  yang  tergambar  pada  Tabel  adalah  dimana
Indonesia  merupakan  satu-satunya  negara  ASEAN-5  yang  memiliki  rata-rata pertumbuhan  impor  yang  berasal  dari  China  melampui  rata-rata  pertumbuhan
ekspornya  ke  China.  Seperti  yang  telah  disebutkan  bahwa  pertumbuhan  ekspor Indonesia  ke  China  selama  periode  1990-2010  tumbuh  secara  rata-rata  sekitar
17,40 persen per tahun. Nilai pertumbuhan ekspor tersebut lebih rendah dari rata pertumbuhan impor Indonesia yang berasal dari China yakni tumbuh sekitar 22,19
persen  per  tahun.  Kesenjangan  antara  kedua  pertumbuhan  nilai  perdagangan tersebut,  akan  memberikan  tekanan  terhadap  neraca  perdagangan  Indonesia
dengan China. Neraca  perdagangan  Indonesia  terhadap  China,  sejak  tahun  1990  hingga
tahun  tahun  2007,  Indonesia  selalu  mengalami  surplus  perdagangan  dengan China,  yang  puncaknya  dicapai  pada  tahun  2006  dengan  surplus  perdagangan
sebesar  US    1,71  Milliar.  Namun  ketika  krisis  finansial  pada  tahun  2008  yang
134 awalnya  dari  Amerika  dan  Eropa,  kemudian  menjalar  ke  Asia,  dan  pada  saat  itu
barang-barang  dari  China  yang  masuk  ke  pasar  Indonesia  mengalami  lompatan besar  yakni  meningkat  hampir  dua  kali  lipat  dari  periode  sebelumnya,
menyebabkan  neraca  perdagangan  Indonesia  pada  tahun  tersebut  defisit perdagangan  yang  cukup  besar  yakni  sekitar  US    3,61  Milliar.  Bahkan  defisit
perdagangan Indonesia terhadap China terus memburuk pada tahun 2010 dengan defisit  perdagangan  sebesar  US    4,73  Milliar.  Nilai  defisit  perdagangan
Indonesia terhadap China pada tahun 2010 ini adalah defisit perdagangan terbesar yang  pernah  dicapai  oleh  negara-negara  ASEAN-5  secara  individual  dalam
periode dua dekade terakhir.
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Gambar 17  Perkembangan  Neraca  Perdagangan  Negara-negara  ASEAN-5 terhadap China Periode 1990-2010 US  MIlliar.
Pada  Gambar  17  di  atas  juga  terlihat  bahwa  Malaysia,  dalam  periode 1990-2008  lebih  sering  mengalami  defisit  perdagangan  dengan  defisit
perdagangan  terbesar  dicapai  pada  tahun  2006  sebesar  US  4,25  Milliar,  namun memasuki  tahun  2009,  Malaysia  sudah  mengalami  surplus  perdagangan  yang
cukup  signifikan  yakni  sekitar  US    1,85  Milliar  dan  terus  mengalami
135 peningkatan  drastis  pada  tahun  2010  dengan  surplus  perdagangan  sebesar  US
4,38 Milliar. Nilai surplus perdagangan Malaysia terhadap China pada tahun 2010 tersebut  merupakan  nilai  surplus  perdagangan  terbesar  yang  pernah  dicapai  oleh
negara-negara ASEAN-5 secara individual selama dua dekade terakhir. Secara  agregat  nilai  ekspor  ASEAN-5  ke  China  sekitar  66,50  persen
diantaranya merupakan barang-barang dari kelompok manufaktur, sisanya adalah sekitar 18,17 persen dari kelompok barang lainnya kelompok bahan bakar, hasil
tambang  dan  kelompok  barang  yang  tidak  terdefinisikan  dalam  klasifikasi  SITC Rev.3 dan sekitar 15,33 persen merupakan komoditi pertanian. Pada ahun 2010,
sekitar 41,65 persen barang-barang manufakur ASEAN-5 yang diekspor ke China berasal  dari  Singapura,  dengan  nilai  perdagangan  sebesar  US    28,88  Milliar,
kemudian  diikuti  oleh  Malaysia  yang  berkontribusi  sekitar  US    17,97  Milliar atau sekitar 25,91 persen total ekspor manufaktur ASEAN-5 ke China.
Selanjutnya  untuk  ekspor  pertanian.  Pada  tahun  2010,  Indonesia  adalah Negara  ASEAN-5  yang  memiliki  nilai  ekspor  pertanian  terbesar  ke  China  yakni
sekitar  US    5,11  Milliar  atau  sekitar  31,97  persen  dari  total  ekspor  pertanian ASEAN-5  ke  China.  Nilai  ekspor  pertanian  Indonesia  ke  China  tersebut  setara
dengan 32,57 persen dari total ekspor Indonesia ke China pada tahun yang sama. Gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa China merupakan darah tujuan ekspor
yang cukup penting bagi komoditi-komoditi pertanian Indonesia. Selain Indonesia Malaysia  dan  Thailand  juga  merupakan  negara  ASEAN-5  yang  memiliki  nilai
ekspor pertanian cukup besar ke China yakni masing-masing dengan nilai ekspor pertanian  sebesar  US    4,89  Milliar  untuk  Malaysia  atau  setara  dengan  30,58
persen  dari  total  ekspor  pertanian  ASEAN-5  ke  China,  kemudian  Thailand mengekspor pertanian ke China senilai US  4,86 Milliar atau sekitar 30,38 persen
dari  total  ekspor  prtanian  ASEAN-5  ke  China.  Selanjutnya  dilihat  dari  sisi pertumbuhan  ekspor  komoditi-komoditi  pertanian  Negara  ASEAN-5  ke  China
menunjukkan bahwa Philipina  memiliki pertumbuhan ekspor pertanian ke China paling  tinggi  diantara  negara  negara  ASEAN-5  yakni  rata-rata  tumbuh  sekitar
27,35  persen  per  tahun.  Kemudian  diikuti  oleh  Thailand  dengan  rata-rata pertumbuhan  sekitar  23,79  persen  per  tahun.  Untuk  lebih  jelasnya  nilai
perdagangan  yang  dirinci  menurut  tiga  sektor  utam  negara-negara  anggota
136 ASEAN-5  ke  China  pada  tahun  2010,  serta  pertumbuhannya  dapat  dilihat  pada
Tabel 18 berikut. Tabel 18   Nilai  Perdagangan  Yang  Dirinci  Menurut  Sektor  Utama  Negara
Angota ASEAN-5 Dengan China, Tahun 2010.
Negara Nilai Perdagangan ASEAN-5 Menurut
Sektor Dengan China US  Milliar Share Tehadap Total Nilai
Perdagangan  persen Pertumbuhan Periode
2000-2010  persen Perta-
nian Manu-
faktur Lainnya
Total Perta-
nian Manu-
faktur Lainnya
Perta- nian
Manu- faktur
Lainnya EKSPOR Ke China
ASEAN-5 15,99
69,36 18,95
104,30 15,33
66,50 18,17
22,36 24,41
27,46 Indonesia
5,11 2,79
7,79 15,69
32,57 17,79
49,64 23,17
13,08 31.62
Malaysia 4,89
17,97 2,20
25,06 19,51
71,71 8,78
22,84 29,04
63.85 Philippines
0,23 4,71
0,78 5,72
3,98 82,31
13,71 27,35
34,55 21.16
Singapura 0,90
28,88 6,56
36,35 2,48
79,46 18,06
21,63 23,74
29.67 Thailand
4,86 15,00
1,62 21,47
22,62 69,86
7,53 23,79
27,88 24.38
ASEAN LAIN 0,04
0,02 0,00
0,07 66,23
33,21 0,56
15,15 27,97
11,06 TOTAL
ASEAN 16,03
69,38 18,95
104,36 15,36
66,48 18,16
20,57 24,25
24,68 IMPOR Dari China
ASEAN-5 4,62
91,19 8,15
103,96 4,44
87,71 7,84
11,03 23,48
22,84 Indonesia
1,41 17,78
1,23 20,42
6,92 87,07
6,01 14,04
41,78 26.17
Malaysia 1,29
18,53 0,86
20,68 6,23
89,61 4,16
12,11 27,31
33.24 Philippines
0,33 4,27
0,35 4,95
6,65 86,27
7,08 7,47
18,18 21.61
Singapura 0,70
28,38 4,58
33,67 2,09
84,30 13,61
6,89 19,21
26.95 Thailand
0,89 22,22
1,13 24,24
3,66 91,67
4,67 19,70
24,51 23.63
ASEAN LAIN 0,02
1,16 0,01
1,19 1,35
97,50 1,15
16,59 31,23
32,87 TOTAL
ASEAN 4,64
92,35 8,17
105,15 4,41
87,82 7,77
10,53 22,97
21,55
Sumber :   Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya pada Tabel 18 di atas juga terlihat bahwa impor negara-negara ASEAN-5  yang  berasal  dari  China,  didominasi  oleh  kelompok  manufaktur.  Dari
total  nilai  impor  ASEAN-5  yang  berasal  dari  China  sebesar  S  103,36  Milliar sekitar  87,71  persen  diantaranya  merupakan  barang-barang  manufaktur,  dan
hanya senilai US  4,62 Milliar merupakan impor komoditi pertanian. Nilai impor pertanian  tersebut  setara  dengan  4,44  persen  dari  total  impor  ASEAN-5  yang
berasal dari China. Dari sisi pertumbuhan impor pertanian dari China, terlihat pula pada  Tabel  18  di  atas  bahwa  Thailand  yang  memiliki  akselerasi  pertumbuhan
paling tinggi dalam mengimpor produk-produk pertanian China, dengan rata-rata pertumbuhan  sekitar  19,70  persen  per  tahun  selama  periode  2000-2010.  Posisi
berikutnya  ditempati  oleh  Indonesia  dengan  pertumbuhan  sebesar  14,04  persen per tahun dalam periode yang sama.
137
5.2. Pembangunaan Pedesaan dan Kinerja Pertanian Negara-negara