127
5.1.2.2. Hubungan Perdagangan Antara ASEAN-5 Dengan China
Hubungan perdagangan antara China dengan negara-negara ASEAN-5 telah berlangsung lama dan terus mengalami peningkatan secara signifikan
dengan akselerasi pertumbuhan yang semakin meningkat. Pada tahun 1990 nilai ekspor ASEAN-5 ke China hanya sebesar US 2,52 Milliar meningkat tajam
hingga mencapai US 104,30 Milliar pada tahun 2010. Ekspor ASEAN-5 ke China meningkat dengan akselerasi perumbuhan semakin besar, terutama pada
paruh ke dua dalam dua dekade terkahir. Secara rata-rata selama kurun waktu 1990-2010 ekspor ASEAN-5 tumbuh sekitar 21,33 persen per tahun. Kinerja
pertumbuhan ekspor ASEAN-5 ke China jauh melampaui kinerja pertumbuhan ekspor ASEAN-5 secara total yakni hanya tumbuh sekitar 10,77 persen per tahun
Tabel 17. Bahkan dalam paruh kedua dalam dua dekade terkahir 2000-2010 pertumbuhan ekspor ASEAN-5 ke China tumbuh sekitar 24,07 persen per tahun.
Gambaran perkembangan nilai perdagangan ASEAN-5 terhadap China selama periode 1990-2010 dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Gambar 16 Perkembangan Nilai Perdagangan ASEAN-5 Dengan China Periode 1990-2010.
128 Nilai ekspor ASEAN-5 ke China yang mengalami perkembangan yang
cukup pesat, juga diikuti oleh perkembangan inpor yang tinggi. Selama kurun waktu 1990-2010, nilai impor ASEAN-5 yang berasal dari China tumbuh sekitar
18,23 persen per tahun. Nilai pertumbuhan impor ASAN-5 dari China ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor ASEAN-5 secara keseluruhan
yang hanya tumbuh sekitar 9,91 persen selama kurung waktu yang sama Tabel 17.
Pada Gambar 16 juga terlihat bahwa, meskipun kinerja ekspor ASEAN-5 ke China cukup baik, yang ditunjukkan oleh pertubuhan ekspor melampaui
pertumbuhan impornya, namun nilai transaksi impor dari China masih lebih tinggi dari nilai transaksi ekspor ASEAN-5 ke China, sehinga sepanjang periode 1990-
2009 ASEAN-5 masih terus mengalami defisit perdagangan terhadap China, bahkan defisit perdagangan ASEAN-5 terhadap China terus mengalami
pembengkakan, hingga mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan defisit perdagangan sebesar US 10,5 Milliar. Namun pada akhir periode 2010,
pertama kalinya dalam dua dekade terakhir ASEAN-5 mengalami surplus perdagangan terhadap China sebesar US 0,3 Milliar.
Akselerasi pertumbuhan perdagangan ASEAN-5 dengan China yang semakin meningkat, berimplikasi pada posisi China dalam daftar mitra
perdagangan ASEAN-5 secara eksternal. Pada tahun 1990, China yang hanya mampu menyerap komoditi ekspor ASEAN-5 sekitar 1,81 persen dari total ekspor
ASEAN-5, sehingga pada periode tersebut China hanya merupakan daerah tujuan ekspor terbesar ke enam. Pangsa pasar ekpor ASEAN-5 ke China pada tahun 1990
ini lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pasar ekpor ASEAN-5 ke beberapa negara non ASEAN lainnya seperti Jepang yang menyerap komoditi ekspor
ASEAN-5 sebesar 18,53 persen, Inggris dan Irlandia Utara 3,34 persen, Korea 3,25 persen, Belanda 2,95 persen dan Australia 1,91 persen. Akan teapi pada
tahun 2010 nilai ekspor ASEAN-5 secara agregat ke China melonjak tajam dan menduduki peringkat pertama sebagai daerah tujuan ekspor berbagai komoditi
ASEAN-5 dengan pangsa pasar mencapai 10,92 persen dari total ekspor ASEAN- 5. Selanjutnya dari sisi impor. Pada tahun 1990, impor ASEAN-5 yang berasal
dari China hanya sekitar 2,79 persen dari total impor ASEAN-5 dan hanya
129 menduduki peringkat ke enam setelah Jepang, Inggris, Korea, Arab Saudi dan
Australia sebagai daerah asal impor, namun pada tahun 2010, posisi China meningkat menjadi terbesar kedua setelah Jepang. Nilai impor ASEAN-5 yang
berasal dari China pada tahun 2010 mencapai US 103,96 Milliar atau sekitar sekitar 12,26 persen dari total impor ASEAN-5. Secara lengkap gambaran
mengenai posisi China dalam daftar tujuh negara utama mitra pedagangan internasional ASEAN-5 dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Tujuh Negara Mitra Terbesar Perdagangan ASEAN-5 Tahun 1990- 2010
No Tahun 1990
Tahun 2000 Tahun 2010
Negara Nilai US
Milliar Share
persen Negara
Nilai US Milliar
Share persen
Negara Nilai US
Milliar Share
persen
A 7 Negara Non ASEAN Daerah Tujuan Ekspor Utama ASEAN-5
1 Jepang
25,76 18,53
Jepang 53,33
13,00 China
104,30 10,92
2 Ingris Ir U
4,64 3,34
China Hkg 22,20
5,41 Jepang
91,06 9,53
3 Korea
4,52 3,25
Netherland 15,27
3,72 Chna Hkg
70,86 7,42
4 Netherland
4,10 2,95
Korea 14,91
3,63 Korea
40,31 4,22
5 Australia
2,66 1,91
China 14,66
3,57 Australia
33,53 3,51
6 China
2,52 1,81
Ingris Ir U 11,97
2,92 Netherland
22,25 2,33
7 Canada
1,25 0,90
Jerman 11,14
2,72 Jerman
20,49 2,14
Total 139,0
100,0 410,3
100,0 955,3
100,0 B
7 Negara Non ASEAN Daerah Asal Impor Utama ASEAN-5 1
Jepang 37,16
23,52 Jepang
68,04 18,95
Jepang 107,23
12,65 2
Ingris Ir U 5,08
3,22 China
16,62 4,63
China 103,96
12,26 3
Korea 5,07
3,21 Korea
15,62 4,35
Korea 46,69
5,51 4
Saudi Arb. 4,75
3,00 Jerman
10,67 2,97
Saudia Arb, 25,70
3,03 5
Australia 4,42
2,91 Saudia Arb,
8,82 2,46
Jerman 24,36
2,87 6
China 4,41
2,79 China HKg
8,34 2,32
Uni Em, A 19,30
2,28 7
China HKg 3,69
2,33 Australia
7,63 2,12
Australia 17,53
2,07 Total
158,0 100,0
359,1 100,0
847,9 100,0
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Dilihat dari sisi China, ASEAN-5 juga merupakan mitra perdagangan yang cukup signifikan, terutama sejak diberlakukannya kesepakatan perdagangan
bebas antara kawasan ASEAN dengan China. Pada tahun 1990, nilai ekspor China berdasarkan nilai FOB China sebesar US 3,70 Milliar meningkat menjadi US
109,38 Milliar atau sekitar 6,93 persen dari total ekspor China pada tahun 2010. Saat ini, bagi China, ASEAN-5 adalah daerah tujuan ekspor terbesar ke tiga
setelah China Hongkong dan Jepang yang masing-masing mampu menyerap ekspor China sekitar 13,84 persen utuk China Hongkong dan 7,67 persen untuk
130 Jepang. Selengkapnya pergeseran posisi ASEAN-5 dalam daftar tujuh mitra
perdagangan utama China selama periode 1990-2010 dapat dilihat pada Tabel 16
berikut. Tabel 16. Tujuh Negara Mitra Terbesar Perdagangan China Tahun 1990-2010
No Tahun 1990
Tahun 2000 Tahun 2010
Negara Nilai US
Milliar Share
persen Negara
Nilai US Milliar
Share persen
Negara Nilai US
Milliar Share
persen A
7 Daerah Tujuan Ekspor Utama China 1
China Hkg 26,63
42,89 Romania
52,16 20,93
China Hkg 218,30
13,84 2
Jepang 9,01
14,51 China Hkg
44,52 17,86
Jepang 121,04
7,67 3
ASEAN-5 3,70
5,96 Jepang
41,65 16,72
ASEAN-5 109,38
6,93 4
Korea 1,26
2,03 ASEAN-5
15,10 6,06
Korea 68,77
4,36 5
Netherlan d
0,91 1,46
Korea 11,29
4,53 Jerman
68,05 4,31
6 Ingris
0,64 1,04
Jerman 9,28
3,72 Netherlan
d 49,70
3,15 7
Australia 0,45
0,73 Netherland
6,69 2,68
Ingris 38,77
2,46 Total
62,1 100,0
Total 249,2
100,0 Total
1.577,8 100,0
B 7 Daerah Asal Impor Utama China
1 China Hkg
14,15 26,53
Jepang 41,51
18,44 Jepang
176,74 12,66
2 Jepang
7,59 14,22
Korea 23,21
10,31 ASEAN-5
145,37 10,41
3 ASEAN-5
2,94 5,52
ASEAN-5 21,00
9,33 Korea
138,34 9,91
4 Canada
1,46 2,73
Jerman 10,41
4,62 Jerman
74,25 5,32
5 Ingris
1,38 2,59
China Hkg 9,43
4,19 Australia
61,11 4,38
6 Australia
1,35 2,54
Fed.Rusia 5,77
2,56 Brasil
38,10 2,73
7 Korea
0,68 1,28
Australia 5,02
2,23 Saudi Arb
32,83 2,35
Total 53,3
100,0 225,1
100,0 1.396,0
100,0
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya dilihat dari sisi impor China, ASEAN-5 merupakan daerah impor yang cukup signifikan sejak periode awal. Pada tahun 1990 nilai impor
China dari negara-negaran ASEAN-5 secara agregat senilai US 2,92 Milliar setara dengan 5,52 persen dari total impor China, kemudian pada tahun 2010,
impor China dari ASEAN-5 meningkat menjadi US 145,37 Milliar. Sejak tahun 2010 ASEAN-5 sudah menjadi daerah asal impor China terbesar kedua setelah
Jepang yang berkontribusi sekitar 12,66 persen terhadap total impor China. Gambaran perubahan posisi China terhadap peta perdagangan internasional
ASEAN-5 ataupun sebaliknya, mengisyaratkan bahwa, kesepakatan ASEAN- China untuk mulai menurunkan secara berangsur tarif perdagangan sejak tahun
2004 dan hingga 0 persen pada tahun 2010, tampaknya telah membuahkan hasil
131 dalam mendorong semakin meningkatnya nilai perdagangan antara ASEAN-5
dengan China, secara timbal balik. Hubungan perdagangan antara ASEAN-5 secara agregat dengan China
yang semakin kuat seperti yang telah diuraikan panjang lebar sebelumnya, tampaknya juga terjadi pada negara-negara anggota ASEAN-5 secara individual.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan nilai perdagangan masing-masing negara anggota ASEAN-5 terhadap China jauh melampaui pertumbuhan nilai
perdagangan internasional secara total masing-masing negara. Dari sisi ekspor negara anggota ASEAN-5 yang memiliki akselerasi pertumbuhan ekspor ke China
paling tinggi diduduki oleh Philipina yakni dengan pertumbuhan ekspor sekitar 27,65 persen selam kurun waktu 1990-2010. Proporsi nilai ekspor Philipina ke
China pada tahun 2000 hanya sekitar 1,67 persen dari total ekspornya meningkat menjadi 11,12 persen pada tahun 2010. Selanjutnya negara ASEAN-5 yang
memiliki pertumbuhan ekspor ke China paling rendah selama periode 1990-2010 ditempati oleh Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 17,40 persen per
tahun. Meskipun Indonesia adalah negara anggota ASEAN-5 yang memiliki pertumbuhan ekspor ke China paling rendah, namun pertumbuhan ekspor ke
China tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor Indonesia secara total yang hanya tumbuh sekitar 10,18 persen per tahun dalam
periode yang sama. Akselerasi pertumbuhan ekspor Indonesia ke China ini menyebabkan proporsi pangsa ekspor Indonesia di China dibandingkan pangsa
ekspor Indonesia secara global meningkat dari 3,25 persen pada tahun 1990 menjadi 9,94 persen pada tahun 2010.
Dilihat dari sisi impor negara-negara anggota ASEAN-5 menunjukkan bahwa negara ASEAN-5 yang memiliki pertumbuhan impor yang berasal dari
China paling besar ditempati oleh Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 22,19 persen per tahun selama periode 1990-2010. Pertumbuhan impor
Indonesia yang berasal dari China juga jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan impor Indonesia secara total yakni tumbuh sekitar 11,44 persen per
tahun. Gambaran ini mengisyaratkan bahwa arus barang-barang dari China yang masuk ke Indonesia jauh lebih deras, dibandingkan arus barang-barang impor
yang berasal dari negara daerah asal impor lainnya. Akselerasi pertumbuhan
132 impor Indonesia dari China, menyebabkan proporsi impor Indonesia yang berasal
dari China yang pada tahun 1990 hanya sebesar 2,99 persen dari total impor Indonesia meningkat drastis menjadi 15,50 persen pada tahun 2010.
Selanjutnya, negara ASEAN-5 yang memiliki pertumbuhan impor barang- barang China paling kecil ditempati oleh Singapura, dengan rata-rata
pertumbuhan sekitar 16,23 persen selama periode 1990-2010. Meskipun pertumbuhan impor barang dari China di Singapura paling rendah dibandingkan
negara-negara ASEAN-5 lainnya, namun pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor Singapura secara total yang tumbuh sekitar
9,59 persen per tahun dalam periode yang sama. Dengan demikian aliran barang impor dari China yang masuk ke Singapura masih lebih deras dibandingkan impor
yang berasal dari negara lainnya. Tabel 17 Pertumbuhan Nilai perdagangan Antara ASEAN-5 dengan China,
Serta Proporsinya terhadap Total Nilai Perdagangan Internasional Masing-masing Negara ASEAN-5 dan China Tahun 1990-2010.
Negara Proporsi Perdagangan
ASEAN-5 Dengan China Terhadap Total Peragangan
ASEAN-5 Pertum-
buhan Proporsi Perdagangan
China Dengan ASEAN-5 Terhadap Total Peragangan
China Pertum-
buhan 1990
2000 2010
1991-2010 1990
2000 2010
1991- 2010
EKSPOR ASEAN-5
1,81 3,57
10,92 21,33
5,96 6,06
6,93 19,6
Indonesia 3,25
4,23 9,94
17,40 0,61
1,23 1,39
25.6 Malaysia
2,10 3,08
12,60 21,55
0,55 1,03
1,51 25.3
Philippines -
1,67 11,12
27,65 0,34
0,59 0,73
25.2 Singapura
1,52 3,90
10,33 22,77
3,18 2,31
2,05 16.0
Thailand 1,16
4,08 10,99
26,54 1,28
0,90 1,25
20.4 ASEAN LAIN
- 7,66
0,07 53,11
0,33 0,90
1,82 30,5
TOTAL ASEAN 1,75
3,77 9,97
21,27 6,29
6,96 8,76
20,6 IMPOR
ASEAN-5 2,79
4,63 12,26
18,23 5,52
9,33 10,41
19,6 Indonesia
2,99 4,64
15,50 22,19
1,51 1,96
1,49 19.3
Malaysia 1,92
3,96 12,55
21,18 1,58
2,43 3,61
24.1 Philippines
- 2,36
8,51 20,46
0,16 0,75
1,16 34.6
Singapura 3,44
5,29 10,83
16,23 1,58
2,25 1,77
21.0 Thailand
3,35 5,44
13,29 18,44
0,70 1,95
2,38 26.8
ASEAN LAIN -
7,70 1,25
34,72 0,22
0,52 0,67
28,4 TOTAL ASEAN
2,72 4,79
11,16 18,25
5,74 9,85
11,08 22,8
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya dilihat dari sisi China, hubungan perdagangan China dengan negara-negara ASEAN-5 secara individual menunjukkan bahwa pertumbuhan
133 ekspor China ke negara-negara ASEAN-5 secara individual yang dihitung
berdasarkan FOB China, paling tinggi ke Indonesia yakni sekitar 25,6 persen per tahun selama periode 1990-2010. Namun proporsi ekspor China ke Indonesia dari
total ekspor China pada tahun 2010 hanya sekitar 1,39 persen. Nilai proporsi tersebut masih lebih rendah dari proporsi ekspor China ke Singapura yakni sekitar
2,05 persen dari total ekspor China. Gambaran ini menunjukkan bahwa saat ini negara ASEAN-5 yang menjadi mitra utama China sebagai negara tujuan ekspor
masih dipegang oleh Singapura. Sebaliknya dilihat dari sisi impor China. Tabel di atas menunjukkan bahwa, pertumbuhan impor China yang berasal dari negara
ASEAN-5 paling besar di negara Philipina yakni tumbuh sekitar 34,6 persen per tahun selama periode 1990-2010. Namun proporsi impor China yang berasal dari
negara ASEAN-5 pada tahun 2010 paling besar ditempati oleh Malaysia yakni sekitar 3,61 persen dari total impor China secara global, kemudian diikuti oleh
oleh Thailand dengan proporsi sebesar 2,38 persen dari total impor China. Gambaran ini menjelaskan bahwa meskipun Philipina memiliki akselerasi paling
tinggi sebagai daerah asal impor China, namun barang-barang yang berasal dari ASEAN-5 yang masuk ke China saat ini paling besar berasal dari Malaysia dan
Thailand. Hal yang menarik lainnya yang tergambar pada Tabel adalah dimana
Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN-5 yang memiliki rata-rata pertumbuhan impor yang berasal dari China melampui rata-rata pertumbuhan
ekspornya ke China. Seperti yang telah disebutkan bahwa pertumbuhan ekspor Indonesia ke China selama periode 1990-2010 tumbuh secara rata-rata sekitar
17,40 persen per tahun. Nilai pertumbuhan ekspor tersebut lebih rendah dari rata pertumbuhan impor Indonesia yang berasal dari China yakni tumbuh sekitar 22,19
persen per tahun. Kesenjangan antara kedua pertumbuhan nilai perdagangan tersebut, akan memberikan tekanan terhadap neraca perdagangan Indonesia
dengan China. Neraca perdagangan Indonesia terhadap China, sejak tahun 1990 hingga
tahun tahun 2007, Indonesia selalu mengalami surplus perdagangan dengan China, yang puncaknya dicapai pada tahun 2006 dengan surplus perdagangan
sebesar US 1,71 Milliar. Namun ketika krisis finansial pada tahun 2008 yang
134 awalnya dari Amerika dan Eropa, kemudian menjalar ke Asia, dan pada saat itu
barang-barang dari China yang masuk ke pasar Indonesia mengalami lompatan besar yakni meningkat hampir dua kali lipat dari periode sebelumnya,
menyebabkan neraca perdagangan Indonesia pada tahun tersebut defisit perdagangan yang cukup besar yakni sekitar US 3,61 Milliar. Bahkan defisit
perdagangan Indonesia terhadap China terus memburuk pada tahun 2010 dengan defisit perdagangan sebesar US 4,73 Milliar. Nilai defisit perdagangan
Indonesia terhadap China pada tahun 2010 ini adalah defisit perdagangan terbesar yang pernah dicapai oleh negara-negara ASEAN-5 secara individual dalam
periode dua dekade terakhir.
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Gambar 17 Perkembangan Neraca Perdagangan Negara-negara ASEAN-5 terhadap China Periode 1990-2010 US MIlliar.
Pada Gambar 17 di atas juga terlihat bahwa Malaysia, dalam periode 1990-2008 lebih sering mengalami defisit perdagangan dengan defisit
perdagangan terbesar dicapai pada tahun 2006 sebesar US 4,25 Milliar, namun memasuki tahun 2009, Malaysia sudah mengalami surplus perdagangan yang
cukup signifikan yakni sekitar US 1,85 Milliar dan terus mengalami
135 peningkatan drastis pada tahun 2010 dengan surplus perdagangan sebesar US
4,38 Milliar. Nilai surplus perdagangan Malaysia terhadap China pada tahun 2010 tersebut merupakan nilai surplus perdagangan terbesar yang pernah dicapai oleh
negara-negara ASEAN-5 secara individual selama dua dekade terakhir. Secara agregat nilai ekspor ASEAN-5 ke China sekitar 66,50 persen
diantaranya merupakan barang-barang dari kelompok manufaktur, sisanya adalah sekitar 18,17 persen dari kelompok barang lainnya kelompok bahan bakar, hasil
tambang dan kelompok barang yang tidak terdefinisikan dalam klasifikasi SITC Rev.3 dan sekitar 15,33 persen merupakan komoditi pertanian. Pada ahun 2010,
sekitar 41,65 persen barang-barang manufakur ASEAN-5 yang diekspor ke China berasal dari Singapura, dengan nilai perdagangan sebesar US 28,88 Milliar,
kemudian diikuti oleh Malaysia yang berkontribusi sekitar US 17,97 Milliar atau sekitar 25,91 persen total ekspor manufaktur ASEAN-5 ke China.
Selanjutnya untuk ekspor pertanian. Pada tahun 2010, Indonesia adalah Negara ASEAN-5 yang memiliki nilai ekspor pertanian terbesar ke China yakni
sekitar US 5,11 Milliar atau sekitar 31,97 persen dari total ekspor pertanian ASEAN-5 ke China. Nilai ekspor pertanian Indonesia ke China tersebut setara
dengan 32,57 persen dari total ekspor Indonesia ke China pada tahun yang sama. Gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa China merupakan darah tujuan ekspor
yang cukup penting bagi komoditi-komoditi pertanian Indonesia. Selain Indonesia Malaysia dan Thailand juga merupakan negara ASEAN-5 yang memiliki nilai
ekspor pertanian cukup besar ke China yakni masing-masing dengan nilai ekspor pertanian sebesar US 4,89 Milliar untuk Malaysia atau setara dengan 30,58
persen dari total ekspor pertanian ASEAN-5 ke China, kemudian Thailand mengekspor pertanian ke China senilai US 4,86 Milliar atau sekitar 30,38 persen
dari total ekspor prtanian ASEAN-5 ke China. Selanjutnya dilihat dari sisi pertumbuhan ekspor komoditi-komoditi pertanian Negara ASEAN-5 ke China
menunjukkan bahwa Philipina memiliki pertumbuhan ekspor pertanian ke China paling tinggi diantara negara negara ASEAN-5 yakni rata-rata tumbuh sekitar
27,35 persen per tahun. Kemudian diikuti oleh Thailand dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 23,79 persen per tahun. Untuk lebih jelasnya nilai
perdagangan yang dirinci menurut tiga sektor utam negara-negara anggota
136 ASEAN-5 ke China pada tahun 2010, serta pertumbuhannya dapat dilihat pada
Tabel 18 berikut. Tabel 18 Nilai Perdagangan Yang Dirinci Menurut Sektor Utama Negara
Angota ASEAN-5 Dengan China, Tahun 2010.
Negara Nilai Perdagangan ASEAN-5 Menurut
Sektor Dengan China US Milliar Share Tehadap Total Nilai
Perdagangan persen Pertumbuhan Periode
2000-2010 persen Perta-
nian Manu-
faktur Lainnya
Total Perta-
nian Manu-
faktur Lainnya
Perta- nian
Manu- faktur
Lainnya EKSPOR Ke China
ASEAN-5 15,99
69,36 18,95
104,30 15,33
66,50 18,17
22,36 24,41
27,46 Indonesia
5,11 2,79
7,79 15,69
32,57 17,79
49,64 23,17
13,08 31.62
Malaysia 4,89
17,97 2,20
25,06 19,51
71,71 8,78
22,84 29,04
63.85 Philippines
0,23 4,71
0,78 5,72
3,98 82,31
13,71 27,35
34,55 21.16
Singapura 0,90
28,88 6,56
36,35 2,48
79,46 18,06
21,63 23,74
29.67 Thailand
4,86 15,00
1,62 21,47
22,62 69,86
7,53 23,79
27,88 24.38
ASEAN LAIN 0,04
0,02 0,00
0,07 66,23
33,21 0,56
15,15 27,97
11,06 TOTAL
ASEAN 16,03
69,38 18,95
104,36 15,36
66,48 18,16
20,57 24,25
24,68 IMPOR Dari China
ASEAN-5 4,62
91,19 8,15
103,96 4,44
87,71 7,84
11,03 23,48
22,84 Indonesia
1,41 17,78
1,23 20,42
6,92 87,07
6,01 14,04
41,78 26.17
Malaysia 1,29
18,53 0,86
20,68 6,23
89,61 4,16
12,11 27,31
33.24 Philippines
0,33 4,27
0,35 4,95
6,65 86,27
7,08 7,47
18,18 21.61
Singapura 0,70
28,38 4,58
33,67 2,09
84,30 13,61
6,89 19,21
26.95 Thailand
0,89 22,22
1,13 24,24
3,66 91,67
4,67 19,70
24,51 23.63
ASEAN LAIN 0,02
1,16 0,01
1,19 1,35
97,50 1,15
16,59 31,23
32,87 TOTAL
ASEAN 4,64
92,35 8,17
105,15 4,41
87,82 7,77
10,53 22,97
21,55
Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011
Selanjutnya pada Tabel 18 di atas juga terlihat bahwa impor negara-negara ASEAN-5 yang berasal dari China, didominasi oleh kelompok manufaktur. Dari
total nilai impor ASEAN-5 yang berasal dari China sebesar S 103,36 Milliar sekitar 87,71 persen diantaranya merupakan barang-barang manufaktur, dan
hanya senilai US 4,62 Milliar merupakan impor komoditi pertanian. Nilai impor pertanian tersebut setara dengan 4,44 persen dari total impor ASEAN-5 yang
berasal dari China. Dari sisi pertumbuhan impor pertanian dari China, terlihat pula pada Tabel 18 di atas bahwa Thailand yang memiliki akselerasi pertumbuhan
paling tinggi dalam mengimpor produk-produk pertanian China, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 19,70 persen per tahun selama periode 2000-2010. Posisi
berikutnya ditempati oleh Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 14,04 persen per tahun dalam periode yang sama.
137
5.2. Pembangunaan Pedesaan dan Kinerja Pertanian Negara-negara