106
sub group pertanian dan non pertanian. Klasifikasi sektor seperti pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Klasifikasi Sektor dan Agregasi sektor dalam Database GTAP untuk
ACFTA
Klasifikasi Sektor Sektor Detail dalam GTAP
Pertanian
Pdr Padi - beras
Wht Gandum
gro Sereali lainnya
V_f Buah-buahan, sayur-sayuran dan kcang-kacangan
Osd Biji-biji berminyak Oil seeds
C_b Gula tebu dan gula beet
Pfb Tanaman berserat Plant-based fibers
ocr Perkebunan dan tanaman lainnya
Oagri Pertanian non tanaman ternak dan hasil-hasilnya, perikanan dan
kehutanan Food
Pertanian olahan dalam bentuk makanan food Other oil seeds and vegetable oil and fats, Bovine meat products, Meat products nec,
Dairy products, Processed rice, Sugar, Food products nec, Beverages and tobacco products
Non- Pertanian
Othind Hasil tambang dan industri pengolahan Coal, Oil, Gas, Mineral
nec, Petroleum, coal products, Mineral product, Textiles, Wearing apparel, Leather products, Wood products, Paper products,
publishing, Chemical, rubber, plastic products, Mineral products nec, Ferrous metals, Metals nec, Metal products, Motor vehicles
and parts, Transport equipment nec, Electronic equipment, Machinery and equipment nec, Manufactures nec
Serv Jasa-jasa electricity, gas manufacturing and distribution, water,
construction, trade, Transport nec, Water transport, Air transport, Communication, Financial services nec, Insurance, Business
services nec, Recreational and other services, Public Administration, Defense, Education, Health, dwellings
4.3.3.4. Simulasi Kebijakan
Simulasi kebijakan dimaksudkan untuk melihat dampak liberalisasi perdagangan komoditi pertanian dalam kerangka kerjasama perdagangan bebas
ASEAN-China terhadap kesejahteraan rumah tangga pedesaan. Simulasi dalam studi ini dirancang dalam tiga skenario : 1 Liberalisasi perdagangan berdasarkan
kerangka ACFTA; 2 Mengkombinasikan skenario 1 dengan kebijakan domestik yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian peningkatan total factor
107
productivity ; 3 Mengkombinasikan skenario 2 dengan meningkatkan transmisi
harga.
Skenario 1 :Menghapus Tarif impor antar ASEAN-China Simulasi 1
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan kerangka kesepaktan perdagangan bebas antara ASEAN dan China, maka sejak tahun 2010
negara-negara anggota lama ASEAN dan China telah menghapus tarif impor seluruh komoditi yang masuk dalam daftra normal track. Dalam studi ini, untuk
melihat dampak pemberlakuan kesepakatan liberalisasi perdagangan antara negara-negara ASEAN dan China, kami mensimulasi penghapusan tarif impor
untuk seluruh komoditi secara timbal balik antarnegara-negara ASEAN-5 dan China. Brunai Darussalam yang merupakan anggota lama ASEAN tidak
disimulasi tarif impornya dengan pertimbangan bahwa negara ini memiliki potensi petanian yang relatif kecil.
Skenario 2 : Kombinasi Skenario 1 dengan Peningkatan produktivitas Pertanian Indonesia Simulasi-2
Skenario mengasumsikan bahwa pemerintah Indonesia selain melakukan secara penuh liberalisasi perdagangan dalam kerangka ACFTA dan perbaikan
iklim investasi di sektor pertanian, dalam skenario ini pemerintah juga diasumsikan melaksanakan kebijakan yang bertujuan meningkatkan produktivitas
pertanian. Skenario ini dimaksudkan selain untuk melihat dampaknya terhadap varibel-variabel makro, seperti ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga untuk melihat dampaknya terhadap perekonoman pedesaan yang merupakan wilayah basis utama sektor pertanian.
Peningkatan produktivitas dapat ditempuh antara lain melalui perubahan teknologi technological change dan perubahan teknologi ini dapat tercermin dari
nilai produktivitas faktor total total factor productivity= TFP. Nilai TFP dapat diperoleh dari persamaan berikut:
VA z
j VA
z j
VA z
j
z j
VA z
j z
j VA
z j
VA z
j z
j
LDC LDC
B VA
, ,
,
1 ,
, ,
, ,
,
1
108
Notasi
VA z
j
B
,
pada persamaan diatas merepresentasikan TFP. Untuk melihat dampak peningkatan produktivitas pertanian terhadap berbagai variabel makro
ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga pedesaan di Indonesia, maka dalam simulasi peningkatan produktivitas ini, nilai TFP masing-masing komoditi yang
diproleh dalam analisa CGE diasumsikan meningkat 25 persen.
Skenario 3 : Kombinasi Skenario 2 dengan Peningkatan Transmisi Harga Domestik Simulasi 3
Dalam skenario ini diasumsikan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah langkah untuk memperbaiki sistem pemasaran hasil pertanian yang
efisien di Indonesia seperti perbaikan infrastruktur, minimisasi berbagai biaya- biaya transaksi dalam pemasaran komoditi pertanian termasuk perbaikan struktur
pasar domestik yang tidak kompetitif sehingga margin perdagangan komoditi menurun. Penurunan margin perdagangan tersebut akan berdampak pada
peningkatan transmisi harga internasional ke pasar domestik. Dalam simulasi ini peningkatan transmisi harga didekati dengan menurunkan margin perdagangan
sebesar 25 persen dari nilai awalnya.
V. HUBUNGAN PERDAGANGAN ASEAN-5 DAN CHINA,