141 jauh lebih rendah, yakni masing-masing 10,4 persen untuk Thailand dan 8,2
persen untuk Malaysia. Meskipun data tentang tingkat kemiskinan pedesaan di Philipina tidak tersedia, namun berdasarkan pada tingkat kemiskinan nasionalnya
pada tahun 2009 yang sebesar 26,5 persen, mengindikasikan bahwa tingkat kemiskinan pedesaan diantara negara-negara ASEAN-5 paling tinggi di Philipina.
Selanjutnya tingkat kemiskinan pedesaan di China tampaknya lebih rendah yakni hanya sekitar 2,5 persen pada tahun 2005. Meskipun data tingkat kemiskinan
pedesaan antara negara-negara ASEAN-5 dengan China memiliki perbedaan waktu, namun data tersebut dapat menjelaskan bahwa tingkat kesejahteraan
penduduk pedesaan di China secara relatif lebih baik dibandingkan kesejahteraan penduduk pedesaan di negara-negara ASEAN-5 secara rata-rata.
5.2.2. Kinerja Produksi Pertanian ASEAN-5 dan China
5.2.2.1. Nilai Produksi, Pertumbuhan dan Kontribusi Pertanian ASEAN-5
dan China terhadap Nilai Produksi Pertanian Dunia
Potensi sektor pertanian China sangat besar, karena selain didukung oleh jumlah tenaga kerja pertanian yang sangat besar juga didukung oleh sumberdaya
lahan yang besar pula. Pada tahun 2010, nilai produksi pertanian China berdasarkan harga konstan 2004-2006 mencapai US 521,3 Miliar, dari nilai
tersebut sekitar US 338,8 Milliar merupakan nilai produksi produksi tanaman pertanan crops atau setara dengan 64,99 persen dari total nilai pertanian China.
Sementara ASEAN-5 secara agregat hanya sekitar US 124,4 Milliar, dimana sekitar US 103,5 Milliar diantaranya atau sekitar 83,19 persen disumbangkan
oleh kelompok tanaman pertanian crops dan sisanya sekitar US 20,9 Milliar 16,81 persen merupakan nilai hasil-hasil peternakan. Berdasarkan nilai produksi
masing-masing negara, mka pada tahun 2010, nilai produksi tanaman pertanian China, berkontribusi sekitar 23,63 persen terhadap total produksi dunia, dan hasil
peternakannya berkontribusi sebesar 21,65 persen terhadap produksi peternakan dunia. Sedangkan nilai produksi tanaman pertanian ASEAN-5 secara keseluruhan
hanya berkontribusi sekitar 7,22 persen terhadap produksi dunia, bahkan hasil peternakannya hanya berkontribusi sekitar 2,4 persen terhadap nilai peternakan
142 dunia. Dengan demikian secara umum bahwa nilai pertanian ASEAN-5 kurang
dari sepertiga nilai produksi pertanian China. Selain itu, dilihat dari sisi pertumbuhan nilai produksi pertanian, China
memiliki pertumbuhan nilai produksi pertanian yang lebih tingi dibandingkan pertumbuhan nilai produksi pertanian ASEAN-5. Selama periode 191-2010, nilai
produksi pertanian China secara total tumbuh sekitar 4,14 persen per tahun, sementara pertumbuhan nilai produksi pertanian ASEAN-5 hanya tumbuh sekitar
3,07 persen per tahun dalam periode yang sama. Selengkapnya nilai produksi pertanian ASEAN-5 dan China serta pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 20
berikut. Tabel. 20
Nilai Produksi Pertanian ASEAN-5 dan China Menurut Harga Konstan, Pertumbuhan dan Kontribusinya terhadap Dunia Tahun
2010.
Negara Tanaman Petanian Crops
Ternak Livestock Total Pertanian
Nilai Produksi
US Juta
Share Terhadap
Dunia Pertum-
buhan persen
Tahun 91-2010
Nilai Produksi
US Juta
Share Terhadap
Dunia Pertum-
buhan persen
Tahun 91-2010
Nilai Produksi
US Juta
Share Terhadap
Dunia Pertum-
buhan persen
Tahun 91-2010
China 338.753
23,63 3,56
182.508 21,65
5,51 521.262
22,89 4,14
ASEAN-5 103.481
7,22 3,01
20.910 2,48
3,43 124.391
5,46 3,07
Indonesia 52.894
3,69 3,50
6.641 0,79
3,44 59.534
2,61 3,47
Malaysia 11.041
0,77 3,06
3.126 0,37
4,46 14.166
0,62 3,28
Philipina 16.042
1,12 2,34
5.078 0,60
4,15 21.119
0,93 2,69
Singapura 4
0,00 6,80
22 0,00
5,39 27
0,00 4,83
Thailad 23.501
1,64 2,64
6.044 0,72
2,88 29.545
1,30 2,66
ASEAN- LAIN
42.586 2,97
5,05 10.975
1,30 6,81
53.561 2,35
5,36 ASEAN
146.067 10,19
3,52 31.885
3,78 4,33
177.952 7,82
3,65
Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012
Perbandingan nilai produksi pertanian diantara negara-negara ASEAN-5 seperti yang ditujukkan pada tabel di atas memperlihatkan bahwa Indonesia
menempati urutan teratas dalam nilai produki pertanian yakni sekitar US 59,5 Milliar pada tahun 2010, atau hampir separuh dari nilai pertanian ASEAN-5 seara
keseluruhan. Dari nilai total pertanian Indonesia sekitar 88,85 persen di antaranya merupakan nilai produksi tanaman pertanian crops sisanya sekitar 11,15 persen
berasal dari nilai produksi peternakan. Pada tahun 2010 nilai pertanian secara total berkontribusi sekitar 2,61 persen terhadap nilai pertanian dunia. Sedangkan
143 negara ASEAN-5 yang paling kecil nilai produksi pertaniannya ditempati oleh
Singapura dengan nilai produksi hanya sekitar US 27 juta. Nilai produksi pertanian Singapura terutama berasal dari hasil-hasil ternak.Diantara negara-
negara ASEAN-5, tercatat bahwa Indonesia juga memiliki pertumbuhan nilai produksi pertanian paling besar, kemudian diikuti oleh Malaysia dan paling
rendah adalah Singapura. Pertumbuhan nilai produksi pertanian Indonesia selama kurun waktu 1991-2010 mencapai 3,47 persen per tahun dan Malaysia sekitar
3,28 persen per tahun, sedangkan Singapura mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,83 persen per tahun.
5.2.2.2. Komooditi Utama Tanaman Pertanian crops ASEAN-5 dan China