143 negara ASEAN-5 yang paling kecil nilai produksi pertaniannya ditempati oleh
Singapura dengan nilai produksi hanya sekitar US 27 juta. Nilai produksi pertanian Singapura terutama berasal dari hasil-hasil ternak.Diantara negara-
negara ASEAN-5, tercatat bahwa Indonesia juga memiliki pertumbuhan nilai produksi pertanian paling besar, kemudian diikuti oleh Malaysia dan paling
rendah adalah Singapura. Pertumbuhan nilai produksi pertanian Indonesia selama kurun waktu 1991-2010 mencapai 3,47 persen per tahun dan Malaysia sekitar
3,28 persen per tahun, sedangkan Singapura mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,83 persen per tahun.
5.2.2.2. Komooditi Utama Tanaman Pertanian crops ASEAN-5 dan China
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sekitar 64,99 persen dari total nilai pertanian China pada tahun 2010 berasal dari kelompok tanaman
pertanian crops. Dari keseluruhan komoditi dari kelompok tanaman pertanian China, urutan lima belas komoditi berikut adalah komoditi yang memiliki nilai
produksi paling besar. Ke lima belas komoditi tersebut berkontribusi sekitar 62,23 persen dari total nilai produksi tanama pertanian China pada tahun 2010.
Dari ke lima belas komoditi tanaman pertanian utama China, terdapat lima komoditi tanaman pangan yakni masing-masing padi, gandum, jagung, kacang
tanah dan kedelai, dan satu yang dikelompokkan sebagai komoditi perkebunan yakni tebu sugar cane dan sisanya adalah dari kelompok hortikultura sayuran
dan buah. Pada tahun 2010, secara agregat nilai produksi dari lima tanaman pangan
yang masuk dalam lima belas besar komoditi tanaman pertanian China padi, gandum, jagung, kacang tanah dan kedelai, berkontribusi sekitar 37,44 persen
terhadap total nilai tanaman pertanin China. Di mana komoditi padi Rice, Paddy menempati urutan teratas. Pada tahun 2010 nilai produksi padi China mencapai
US 48.765,2 juta dengan produksi sebesar 197,2 juta ton. Pada tahun tersebut China tercatat sebagai negara penghasil padi paling besar di dunia dengan
kontribusi sekitar 29,35 persen terhadap total produksi padi dunia. Produksi padi China selama periode 1991-2010 tumbuh sekitar 0,23 persen per tahun. Selain
sebagai produsen terbesar, China juga pada tahun 2009 tercatat sebagai eksportir
144 terbesar kedua padi beras setelah Amerika Serikat. Komoditi pangan berikutnya
adalah komoditi gandum, dengan nilai produksi sebesar US 16,3 Milliar. Pada Tahun 2010 China menempati urutan pertama dunia sebagai penghasil gandum,
kemudian diikuti oleh India dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 produksi gandum China mencapai 115,2 juta ton dengan kontribusi sekitar 17,70 persen
terhadap produksi gandum dunia. Selama periode 1991-2010 poduksi gandum China tumbuh sekitar 1,02 persen per tahun. Selanjutnya komoditi utama China
berdasarkan urutan nilai produksi dapat dilihat pada Tabel 21 berikut. Tabel. 21
Urutan Komoditi Utama China berdasarkan Nilai Produksi Menurut Harga Berlaku Internasional, serta Pertumbuhan Produksi dan
Kontribusinya terhadap Produksi Dunia Tahun 2010
No Commodity
Nilai Produksi
HB Int US 1000,
2010 Produksi Ribu Ton
Pertum- buhan
Produksi persen
1991-2010 Share
Terhadap Prod
Dunia 1990
2000 2010
1 Padi Rice, paddy 48.765.224
191.615 189.814 197.212
0,23 29,35
2 Gandum Wheat 16.335.217
98.232 99.636 115.180
1,02 17,70
3 Tomat Tomatoes 15.477.224
7.758 22.325
41.880 9,01
28,73 4 Apel Apples
14.068.313 4.332
20.437 33.265
11,40 47,82
5 Kentang Potatoes 10.710.203
32.031 66.318
74.799 5,02
23,07 6 Jagung Maize
10.189.191 97.214
106.178 177.541 3,58
21,03 7 Ketimun Cucumbers
7.840.513 6.790
19.869 40.710
9,55 70,73
8 Jamur dan Cendawan
Mushrooms and truffles
7.545.549 663
2.408 4.182
9,93 69,85
9 Bawang Putih Garlic 7.191.946
3.923 7.486
13.664 7,04
77,31 10
Kacang Tanah Groundnuts
6.901.273 6.433
14.516 15.709
5,14 41,73
11 Asparagus
Asparagus 6.343.244
1.470 3.908
6.969 8,29
88,98 12 Pir Pears
6.227.256 2.484
8.526 15.232
9,63 67,26
13 Tebu Sugar cane 3.456.697
63.451 69.299 111.454
3,34 6,61
14 Kedelai Soybeans 3.250.694
11.008 15.411
15.083 2,48
5,77 15 Selada Lettuce
5.878.742 2.520
7.256 12.575
8,63 53,23
Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012
Pada Tabel 21 di atas juga terlihat bahwa dari lima belas komoditi tanaman pertanian China sebagai kontributor terbesar terhadap nilai produksi
tanaman pertanian, hanya satu komoditi yang masuk dalam kelompok tanaman perkebunan yakni tanaman tebu. Nilai produksi tebu berkontribusi sekitar 3,97
persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian China. Selain tebu
145 beberapa tanaman perkebunan China yang juga memiliki nilai produksi cukup
besar yakni tanaman teh dan tembakau. Selanjutnya, pada Tabel 21 di atas terlihat bahwa dari 15 komoditi yang
masuk daftar kontributor terbesar terhadap nilai produksi tanaman pertanian China, 9 diantaranya masuk dalam kelompok hortikultura sayur dan buah, yakni
masing-masing adalah tomat, apel, kentang, ketimun, jamur dan cendawan, bawang putih, asparagus, pir, dan selada. Pada tahun 2010, secara agregat nilai
produksi dari komoditi hortikutura tersebut berkontribusi sekitar 20,81 persen dari total nilai produksi tanaman pertanian China. Berdasarkan uraian tersebut, maka
secara umum menggambarkan bahwa potensi tanaman pertanian China terutama berasal dari kelompok tanaman pangan, khususnya padi, gandum dan jagung serta
dari kelompok tanaman hortikutura. Selanjutnya untuk ASEAN, lima belas komoditi tanaman pertanian
crops seperti yang disajikan pada Tabel 22 merupakan komoditi yang
berkontribusi paling besar terhadap nilai produksi tanaman pertanian ASEAN secara agregat. Dari lima belas komooditi kontributor terbesar terhadap nilai
produksi tanaman pertanian ASEAN, terdapat tiga komoditi diantaranya yang merupakan kelompok tanaman pangan yakni padi, singkong dan jagung. Pada
tahun 2010, nilai produksi dari ketiga komoditi tanaman pangan tersebut berkontribusi sekitar 39,03 persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian
ASEAN, dengan rincian padi berkontribusi sekitar 31,38 persen, singkong berkontribusi sekitar 5,56 persen dan jagung sekitar 2,09 persen terhadap total
nilai produksi tanaman pertanian ASEAN. Lembih dari separuh 58,47 persen produksi komoditi padi di ASEAN berasal dari negara-negara ASEAN-5,
terutama dari Indonesia, Thailand dan Philipina. Produksi padi ASEAN-5 berkontribusi sekitar 17,31 persen terhadap total produksi padi dunia. Sedangkan
singkong dan jagung yang diproduksi di ASEAN-5 berkontribusi masing-masing 21,12 persen untuk singkong dan 3,46 persen untuk jagung terhadap produksi
dunia. Selanjutnya dari lima belas komoditi kontributor terbesar tehadap nilai
produksi tanaman pertanian ASEAN, terdapat empat diantaranya merupakan tanaman hortikultura yakni pisang, mangga, nenas dan jeruk. Total nilai produksi
146 ke empat komoditi tersebut berkontribusi sekitar 11,62 persen terhadap total nilai
produksi tanaman pertanian ASEAN. Ke empat komoditi hortikultura tersebut juga sebagian besar berasal dari ASEAN-5. Pada tahun 2010, produksi pisang
ASEAN-5 berkontribusi sekitar 16,45 persen terhadap produksi dunia, mangga berkontribusi sekitar 12,0 persen, nenas sekitar, 30.39 persen dan jeruk sekitar
3,52 persen terhadap produksi dunia. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Tabel. 22. Urutan Komoditi Tanaman Pertanian ASEAN berdasarkan Nilai
Produksi Menurut Harga Berlaku Internasional, serta Pertumbuhan Produksi dan Kontribusinya terhadap Produksi Dunia, Tahun 2010
No. Komoditi
Nilai Produksi NP Int US Juta
Share NP ASEAN-5
Terhadap ASEAN
Produksi ASEAN-5 Ribu Ton
Pertum- buhan
Produksi 91-2010
Share Terhadap
Produksi Dunia
2010 ASEAN ASEAN-5
1990 2000
2010 1
Rice, paddy 52.487
30.691 58,47
74.142 92.272
116.328 2,31
17,31 2
Palm oil 17.362
17.362 100,00
8.778 18.330
39.907 7,96
88,49 3
Natural rubber 9.071
8.115 89,45
4.046 4.779
7.094 2,94
67,33 4
Cassava 6.387
5.002 78,32
38.794 37.321
48.480 1,45
21,12 5
Bananas 4.953
4.474 90,32
8.069 11.246
16.795 3,88
16,45 6
Sugar cane 4.929
4.081 82,79
88.323 104.043
129.336 2,23
7,67 7
Coconuts 4.360
4.182 95,90
25.704 30.765
38.021 2,06
60,88 8
Mangoes, mangosteens,
guavas 3.208
2.811 87,61
1.777 3.367
4.715 5,59
12,20 9
Palm kernels 2.471
2.471 100,00
2.564 4.955
9.571 7,01
79,08 10
Maize 2.441
2.351 96,32
15.345 18.726
29.232 3,49
3,46 11
Coffee, green 2.297
1.037 45,13
626 783
965 2,34
11,55 12
Pineapples 1.837
1.682 91,55
3.624 4.456
5.900 2,76
30,39 13
Cocoa beans 866
866 99,99
400 499
834 4,29
19,72 14
Oranges 632
473 74,79
574 991
2.446 9,52
3,52 15
Tea 487
241 49,45
169 201
226 1,71
5,01
Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012 Selanjutnya, komoditi pertanian dari kelompok tanaman perkebunan yang
masuk dalam lima belas komoditi terbesar nilai produksinya di kawasan ASEAN terdiri dari komoditi minyak sawit dan biji sawit, karet alam, tebu, kelapa, kopi
kakao dan teh. Pada tahun 2010, secara agregat nilai produksi dari tanaman perkebunan tersebut berkontribusi sekitar 34,93 persen dari total nilai produksi
tanaman pertanian di kawasan ASEAN. Sebagian besar produksi dari komoditi perkebunan ASEAN ini diproduksi oleh negara-negara ASEAN-5, bahkan untuk
komoditi minyak sawit dan atau biji sawit, seluruhnya berasal dari ASEAN-5, khususnya Indoneia dan Malaysia. Produksi minyak sawit ASEAN-5 yang pada
tahun 2010 berjumlah sebesar 39,91 juta ton berkontribusi sekitar 88,49 persen
147 dari total produksi minyak sawit dunia, demikian pula biji sawit berkontribusi
sekitar 79,08 persen dari total produksi dunia. Selain komoditi minyak sawit, tanaman perkebunan lainnya yang juga memiliki kontribusi cukup besar terhadap
produksi dunia adalah komoditi karet alam dan komoditi Kelapa. Pada tahun 2010 komoditi karet ASEAN-5 berkontribusi sekitar 67,33 persen terhadap produksi
dunia dan komoditi kelapa berkontribusi sekitar 60,88 persen. Selanjutnya produksi kakao dan kopi berkontribusi masing-masing sekitar 19,72 persen dan
11,55 persen, sedangkan teh hanya berkontribusi sekitar 5,01 persen terhadap produksi dunia. Berdasarkan gambaran mengenai berbagai komoditi utama di
ASEAN, khususnya di ASEAN-5, terlihat bahwa potensi tanaman pertanian ASEAN-5 terutama berasal dari kelompok tanaman perkebunan dan tanaman
pangan, khususnya komoditi padi dan singkong. Selanjutnya, berdasarkan share masing-masing negara terhadap berbagai
produksi komoditi utama ASEAN-5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari komoditi tersebut, sentra produksinya berada di Indonesia, baik komoditi yang
berasal dari kelompok tanaman pangan, hortikultura maupun dari kelompok perkebunan. Dari lima belas komoditi utama ASEAN-5 hanya empat komoditi
dimana Indonesia bukan sebagai produsen terbesar di ASEAN-5 yakni komoditi pisang dan nenas yang produsen utamanya dipegang oleh Philipina, kemudian
karet alam dan tebu di mana Thailand sebagai produsen terbesar di ASEAN-5. Untuk kelompok tanaman pangan, dari total produksi padi ASEAN-5 yang
berjumlah 116,33 juta ton, lebih dari separuh 57,09 persen dari total produksi padi tersebut diproduksi di Indonesia, sisanya diproduksi di Thailand sekitar
sekitar 27,18 persen dan Philipina berkontribusi sekitar 13,58 persen dari total produksi padi ASEAN-5. Dari berbagai negara penghasil padi di dunia, Indonesia
diposisikan sebagai produsen terbesar ke tiga dunia setelah China dan India, sementara Thailand dan Philipina berada pada posisi ke tujuh dan delapan.
Meskipun Indonesia sebagai produsen terbesar padi di ASEAN-5, namun pada tahun 2009 Indonesia sebagai pengimpor padi beras terbesar di ASEAN, bahkan
berada dalam posisi dua belas besar pengimpor beras terbesar dunia, sementara Thailand adalah pengekspor terbesar pertama dunia dalam bentuk beras patah
rice broken dan beras giling rice milled.
148 Selanjutnya untuk komoditi jagung, Indonesia juga sebagai produsen
utama di ASEAN-5 dengan kontribusi sekitar 62,82 persen dari total produksi jagung ASEAN-5. Bahkan dalam produksi jagung dunia Indonesia di posisikan
sebagai produsen terbesar ke lima dunia, setelah Amerika, China, Brasil dan Argentina. Akan tetapi selama dua dekade terkhir, Indonesia masih menyandang
predikat sebagai net importir jagung. Sama halnya dengan komoditi Kedelai soybeans,
dengan produksi sekitar 908 ribu ton pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi sekitar 83,62 persen dari total produksi kedelai ASEAN-5, dan
Indonesia berada pada peringkat 10 dunia sebagai produsen kedelai. Akan tetapi selama dua dua dekade terakhir Indonesia adalah net importir kedelai yang cukup
besar, bahkan pada tahun 2009, Indonesia berada pada urutan ke 10 dunia sebagai importir kedelai terbesar dunia. Dalam kurun waktu 2005-2009, Indonesia
mengimpor kedelai rata-rata sebesar 1,39 juta ton per tahun, yang berarti jumlah impor kedelai Indonesia jauh di atas kemampuan produksinya.
Kondisi serupa juga terjadi untuk komoditi kacang tanah groundnuts di mana dari total produksi kiacang tanah ASEAN-5 Indonesia berkontribusi sekitar
91,18 persen. Pada tahun 2010, Indonesia adalah produsen kacang tanah terbesar ke tujuh dunia, namun pada tahun 2009 Indonesia juga sebagai importir terbesar
kedua setelah Uni Eropa. Rata-rata impor kacang tanah Indonesia selama kurun waktu 2005-2009 sebesar 67,18 ribu ton per tahun sekitar 8,6 persen dari
produksi nasional. Lebih lanjut, untuk komoditi gandum, satu-satunya negara di ASEAN-5 yang memproduksi gandum hanyalah Thailand, dengan produksi
sekitar 1.100 ton pada tahun 2010. Sedangkan negara-negara ASEAN-5 lainnya, sebagai importir gandum.
Selanjutnya, untuk komoditi-komoditi perkebunan, data yang disajikan pada tabel 23 menunjukkan bahwa sebagian besar komoditi perkebunan yang
masuk daftar komoditi utama ASEAN-5, sentra produksinya terkonsentrasi di Indonesia, kecuali tanaman karet alam natural rubber dan tebu sugar cane
dimana Thailand adalah produsen utamanya di ASEAN-5. Gambaran tersebut menjelaskan bahwa potensi komoditi perkebunan di ASEAN-5 terutama berasal
dari Indonesia. Komoditi perkebunan yang memiliki nilai produksi tertinggi di ASEAN-5 ditempati oleh komoditi minyak sawit yang merupakan hasil ekstraksi
149 dari buah sawit oil palm fruit. Dari ekstraksi tersebut selain menghasilkan
minyak sawit juga menghasilkan komoditi biji sawit palm kernel dimana biji sawit ini juga merupakan salah satu komoditi yang masuk dalam daftar lima belas
komoditi utama ASEAN-5. Pada tahun 2010 total produksi buah sawit di ASEAN-5 berjumlah 179,6 juta ton dan berkontribusi sekitar 85,14 persen
terhadap total produksi buah sawit dunia. Dari total produksi buah sawit ASEAN-5, Indonesia berkontribui sekitar
47,89 persen, Malaysia sekitar 47,24 persen dan Thailand berkontribusi 4,58 persen. Dalam peta produksi buah sawit dunia, ketiga produsen buah Sawit di
ASEAN-5 tersebut secara berturut-turut menempati posisi teratas sebagai produsen buah sawit terbesar dunia. Selain itu, pada tahun 2009, Indonesia dan
Malaysia juga menempati posisi teratas sebagai eksportir terbesar minyak sawit dunia, sedangkan Thailand hanya menempati posisi ke enam belas besar sebagai
eksportir minyak sawit dunia. Selain ketiga produsen buah sawit terbesar ASEAN-5 yang sudah disebutkan, dalam peta perdagangan minyak sawit dunia
Singapura, juga diposisikan sebagai eksportir terbesar ke enam dunia dalam mengekspor minyak sawit, padahal negara ini tidak memproduksi bahan bakunya
buah sawit. Gambaran ini menunjukkan bahwa, bisa jadi Singapura memanfaatkan posisi strategisnya karena berdekatan dengan produsen buah sawit
terbesar dunia, untuk mengembangkan industri pengolahan minyak sawit atau berperan sebagai perantara re-ekspor dalam perdagangan minyak sawit dunia.
150 Tabel 23
Kontribusi Produksi Masing-masing Negara terhadap Produksi Komoditi Utama ASEAN-5, dan Komparasi Pertumbuhannya dengan Produksi China dan Dunia Periode 1991-2010
No. Komodit
Produksi komoditi utama masing-masing negara ASEAN-5 tahun 2010 Ribu Ton Share produksi masing-masing negara terhadap produksi komoditi utama
ASEAN-5 tahun 2010 Indonesia
Malaysia Philippines
Singapura Thailand
ASEAN-5 Indonesia
Malaysia Philippines
Singapura Thailand
ASEAN-5
A Tanaman Pangan
1 Rice, paddy
66.412 2.548
15.772 -
31.597 116.328
57,09 2,19
13,56 -
27,16 100,00
2 Maize
18.364 36
6.377 -
4.454 29.232
62,82 0,12
21,81 -
15,24 100,00
3 Cassava
23.909 465
2.101 -
22.006 48.480
49,32 0,96
4,33 -
45,39 100,00
4 Groundnuts
780 30
- 45
855 91,18
0,05 3,46
- 5,30
100,00 5
Soybeans 908
- 0,81
- 177
1.086 83,62
- 0,07
- 16,30
100,00 6
Wheat -
- -
- 1,10
1,10 -
- -
- 100,00
100,00 B
Hortikultura 1
Tomatoes 892
83 204
0,01 176
1.355 65,81
6,15 15,08
0,00 12,97
100,00 2
Potatoes 1.061
- 125
- 133
1.318 80,46
- 9,46
- 10,08
100,00 3
Garlic 12
- 10
- 68
90 13,71
- 10,62
- 75,67
100,00 4
Bananas 5.815
295 9 101
- 1 585
16.795 34,62
1,75 54,19
- 9,44
100,00 5
Oranges 2.033
36 4,34
- 373
2.446 83,10
1,48 0,18
- 15,24
100,00 6
Pineapples 1.390
416 2.169
- 1 925
5.900 23,56
7,05 36,76
- 32,62
100,00 C
Tanaman Perkebunan -
- 1
Oil palm fruit 86.000
84.842 516
- 8.223
179.581 47,89
47,24 0,29
- 4,58
100,00 2
Natural rubber 2.788
859 395
- 3.052
7.094 39,30
12,11 5,57
- 43,02
100,00 3
Coconuts 20.655
528 15.540
0,17 1.298
38.021 54,33
1,39 40,87
0,00 3,41
100,00 4
Coffee, green 801
21 95
- 49
965 83,00
2,13 9,80
- 5,07
100,00 5
Cocoa beans 810
18 5
- 0,76
834 97,11
2,19 0,60
- 0,09
100,00 6
Sugar cane 26.500
28 34.000
- 68.808
129.336 20,49
0,02 26,29
- 53,20
100,00 7
Tea 150
9 -
- 67
226 66,27
4,03 -
- 29,71
100,00 8
Tobacco 195
15 41
- 59
310 62,98
4,91 13,09
- 19,03
100,00
Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012
15
151 Selanjutnya komoditi perkebunan lainnya yang juga merupakan komoditi
utama ASEAN-5 adalah karet alam natural rubber. Secara agregat produksi karet alam ASEAN-5 pada tahun 2010 berjumlah 7,1 juta ton dan berkontribusi
sekitar 67,33 persen terhadap produksi dunia. Dari total produksi karet alam ASEAN-5 tersebut sekitar 43,02 persen diproduksi di Thailand dan sekitar 39,30
persen diproduksi di Indonesia, sisanya 12,11 persen di Malaysia dan 5,57 persen di Philipina. Dengan produksi tersebut secara berturut-turut Thailand, Indonesia
dan Malaysia menempati urutan teratas sebagai produsen karet alam terbesar dunia, akan tetapi sebagai eksportir, Thailand dan Malysia menempati urutan satu
dan dua terbesar dunia dan Indonesia hanya berada pada posisi ke dua belas terbesar dunia.
Sedangkan untuk komoditi perkebunan kelapa cocnuts, kopi coffee, green
dan kakao cacao, Indonesia selain sebagai sentra produksi utama di ASEAN-5, Indonesia juga masuk tiga besar sebagai produsen terbesar dunia.
Indonesia adalah produsen terbesar pertama dunia untuk kelapa, sebagai produsen terbesar kedua kakao setelah pantai ganding dan sebagai produsen kopi terbesar
ketiga setelah Brasil dan Vietnam. Demikian pula posisinya dalam perdagangan komoditi perkebunan dunia, di mana Indonesia adalah eksportir kelapa terbesar
dunia, sebagai eksportir kakao terbesar ke tiga dunia dan sebagai eksportir kopi terbesar ke lima dunia.
Gambaran tentang potensi masing-masing negara dalam memproduksi berbagai komoditi utama di ASEAN-5 dan China, serta posisi masing-masing
negara dalam peta perdagangan dunia, menjelaskan bahwa meski negara-negara ASEAN-5, juga ikut berkontribusi cukup besar terhadap produksi berbagai
komoditi pangan, khususnya padi beras, jagung, kedelai, dan kacang tanah namun tingkat produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan domestiknya
sehingga sebagian besar negara di ASEAN-5, khususnya Indonesia merupakan net importir
dari berbagai komoditi pangan tersebut. Sementara untuk komoditi perkebunan selain sebagai produsen penting dunia, negara-negara ASEAN-5,
termasuk Indonesia juga merupakan negara pengekspor utama berbagai komoditi perkebunan, seperti komoditi minyak sawit, kelapa, karet, kakao dan kopi.
152 Gambaran tersebut sekaligus mangisyaratkan bahwa komoditi tanaman
pertanian yang dapat dijadikan komoditi unggulan negara-negara di ASEAN-5 adalah komoditi dari kelompok tanaman perkebunan. Sebaliknya untuk China,
meski beberapa komoditi perkebunan potensi produksinya cukup besar di China seperti komoditi kelapa, teh, tebu, termasuk buah sawit, namun sebagian besar
dari komoditi perkebunan tersebut di mana China sebagai net importir. Bahkan China sebagai importir terbesar dunia untuk minyak sawit, dan importir terbesar
kedua untuk komoditi kelapa. Sebaliknya China selain sebagai produsen padi beras terbesar dunia, China adalah eksportir beras terbesar kedua setelah
Amerika Serikat, sedangkan untuk komoditi pangan lainnya seperti gandum, dan kedelai, meski produksi China cukup besar, namun China juga sebagai net
importir . Berbeda halnya dengan komoditi hortikultura yang diproduksi China,
seperti bawang putih, tomat, kentang, apel, pear, jeruk dan lain-lain, dimana posisi China, selain sebagai produsen utama dunia juga selalu masuk dalam daftar 20
terbesar negara pengekspor dunia, bahkan untuk bawang merah China adalah eksportir terbesar dunia, apel sebagai eksportir terbesar kedua, dan terbesar ke
lima untuk pear. Gambaran ini mengisyaratkan bahwa potensi pertanian China terutama pada komoditi pangan, khususnya komoditi hortikuultura.
5.2.2.3. Kinerja Produksi dan Produktivitas Komooditi Utama Tanaman