1.53 90.41 86.47 DAYASAING DAN TRANSMISI HARGA BERBAGAI

183 pasar global. Hal ini ditunjukkan oleh pangsa pasar komoditi pertanian China di pasar global lebih besar dibandingkan negara-negara ASEAN-5. Tabel 33 Pangsa Pasar Komoditi Pertanian dan Non Pertanian Negara-negara ASEAN-5 dan China di Pasar Global Tahun 2007. Komoditi Pangsa Pasar Komoditi Pertanian Negara ASEAN5 dan China di Pasar Global China Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand ROW Pertanian 3.81

1.64 1.53

0.35 0.25

2.01 90.41

pdr 6.63 0.09 0.01 0.00 0.00 6.27 87.00 wht 1.65 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 98.33 gro 3.51 0.08 0.01 0.01 0.00 0.52 95.88 v_f 4.74 0.46 0.20 0.89 0.01 1.53 92.17 osd 2.13 0.18 0.03 0.00 0.00 0.06 97.60 c_b 0.22 0.02 1.08 0.01 0.00 0.00 98.67 pfb 0.10 0.05 0.04 0.13 0.00 0.01 99.66 ocr 3.23 3.58 0.34 0.10 0.13 0.71 91.92 oagri 4.40 1.14 1.97 0.19 0.15 0.64 91.52 food 3.93 1.96 2.03 0.37 0.34 2.64 88.73 Non Pert 8.27

0.82 1.32

0.50 1.48

1.14 86.47

othind 9.54 0.95 1.43 0.55 1.33 1.20 85.00 serv 3.05 0.30 0.84 0.32 2.12 0.89 92.48 Total 7.98 0.87 1.33 0.49 1.40 1.20 86.72 Sumber : Diolah dari Database GTAP8 Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa produk-produk pertanian China menguasai pangsa pasar dunia sekitar 3,81 persen, pangsa pasar produk pertanian China tersebut lebih tinggi dari pangsa pasar produk-produk pertanian Indonesia dan negara-negara ASEAN-5 lainnya. Produk-produk pertanian Indonesia hanya menguasai pasar global sekitar 1,64 persen. Pangsa pasar pertanian China terutama di negara-negara Asia Timur lainnya seperti Jepang, Korea, Taiwan dan lainnya. Ekspor pertanian China ke negara-negara Asia Timur lainnya mencapai sekitar 40,50 persen dari total ekspor pertanian China. Sedangkan ke ASEAN hanya sekitar 11,01 persen. Berbeda halya pangsa pasar produk pertanian Indonesia, dimana pangsa pasarnya memiliki penyebaran yang luas. Ekspor pertanian Indonesia ke negara-negara Asia Timur mencakup 21,21 persen dari total ekspor pertanian Indonesia, dimana separuh diantaranya 10,85 persen di serap oleh pasar pertanian China. Ekspor pertanian Indonesia ke negara-negara ASEAN juga relatif kecil yakni hanya sekitar 16,99 persen dan sisanya ke kenegara-negara di luar ASEAN dan Asia Timur sebesar 61,80 persen. 184 Selanjutnya berdasarkan hasil estimasi indeks spesialisasi perdagangan berbagai komoditi di ASEAN-5 dan China, menunjukkan bahwa secara agregat, China cenderung mengimpor produk-produk pertanian. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks spesialisasi pertanian agregat China yang berada di bawah 0 -0,09. Sementara negara-negara ASEAN-5, kecuali Singapura dan Philipina cenderung sebagai eksportir komoditi pertanian dengan nilai indeks spesialisasi pertanian agregat, masing-masing 0,25 untuk Indonesia, 0,29 untuk Malaysia dan 0,49 untuk Thailand. Meskipun secara agregat China cenderung sebagai importir pertanian, namun dengan mencermati nilai indeks spesialisasi perdagangan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 34, menunjukkan bahwa komoditi pertanian yang cenderung diimpor oleh China hanya empat komoditi yakni komoditi biji-biji berminyak osd, gula tebu dan gula beet c_b, komoditi tanaman berserat pfb, dan komoditi pertanian non tanaman oagri. Sedangkan komoditi pertanian yang cenderung di ekspor oleh China terdiri dari komoditi padi pdr, gandum wht, serealia lainnya gro, sayuran-buah dan kacang kacangan v_f, komiditi perkebunan dan tanaman lainnya ocr dan komoditi pertanian olahan food. Selengkapnya indeks spesialisasi perdagangan berbagai komoditi di ASEAN-5 dan China terlihat pada tabel berikut. Tabel 34 Indeks Spesialisasi Perdagangan ASEAN-5 dan China di Pasar Global Tahun 2007. Komoditi Indeks Spesialisasi Perdagangan ASEAN-5 dan China di Pasar Global CHN IDN MYS PHL SGP THA ROW Pertanian -0.09 0.25 0.29 -0.22 -0.38 0.49 -0.01 pdr 0.95 -0.48 -0.95 -1.00 -1.00 0.99 -0.07 wht 0.90 -0.99 -0.99 -1.00 -1.00 -0.99 0.03 gro 0.58 -0.72 -0.99 -0.93 -0.98 0.71 0.00 v_f 0.50 -0.18 -0.59 0.59 -0.96 0.68 -0.02 osd -0.88 -0.82 -0.93 -0.98 -0.97 -0.93 0.22 c_b -0.74 -0.86 0.57 -0.82 -1.00 -0.99 0.01 pfb -0.99 -0.99 -0.81 -0.12 -0.87 -1.00 0.24 ocr 0.36 0.61 -0.66 -0.67 -0.62 0.50 -0.01 oagri -0.48 0.40 0.71 0.26 -0.69 -0.03 0.04 food 0.17 0.41 0.42 -0.27 -0.27 0.59 -0.03 Non Pertanian 0.12

0.10 0.15

0.09 0.08 0.07 -0.02 othind 0.14

0.16 0.15

0.07 0.09 0.08 -0.02 serv -0.10 -0.35 0.09 0.32 0.06 0.04 0.00 Total 0.11 0.11 0.16 0.07 0.07 0.10 -0.01 Sumber : Diolah dari Database GTAP8 185 Pada Tabel 34 juga terlihat bahwa meski pertanian agregat Indonesia memiliki nilai indeks spesialisasi yang positif cenderung diekspor, namun dengan merinci nilai indeks spesialisasi menurut komoditi, menunjukkan bahwa komoditi pertanian Indonesia yang cenderung diekspor hanya pada tiga komoditi saja yakni masing masing komoditi perkebunan dan tanaman lainnya ocr, komoditi pertanian non tanaman oagri dan komoditi pertanian olahan food. Sedangkan komoditi pertanian lainnya cendrung diimpor. Kondisi serupa juga terjadi untuk Malaysia, dimana komoditi pertanian yang cenderung diekspor di Malaysia hanya pada tiga komoditi saja yaitu komoditi gula tebu-gula beet c_b, tanaman non pertanian oagri dan komoditi pertanian olahan food. Di antara negara-negara anggota ASEAN-5, hanya Thailand yang memiliki komoditi pertanian paling banyak yang cenderung diekspor. Untuk Thaiand, dari sepuluh kelompok komoditi pertanian yang dianalisis, separuh diantaranya memiliki nilai indeks sesialisasi bernilai positif, yakni padi-beras, pdr, serealia lainnya gro, sayuran-buah dan kacang-kacangan v_f, komoditi perkebunan dan tanaman lainnya ocr dan komoditi pertanian olahan food. Gambaran diatas menunjukkan bahwa meski secara umum China cenderung mengimpor pertanian, namun negara ini juga memiliki beberapa komoditi pertanian yang memiliki dayasaing cukup tinggi di pasar global, terutama untuk kelompok pertanian tanaman pangan seperti padi-beras, gandum, serealia lainnya, sayuran-buah dan kacang- kacangan. Sedangkan Indonesia, meski secara agregat komoditi pertaniannya cenderung diekspor, namun hanya terbatas pada komoditi perkebunan, pertanian non tanaman dan pertanian olahan. Bahkan nilai indeks spesiaisasi komoditi tersebut hanya berkisar antara 0,6 – 0,4 yang berarti selain mengekspor, Indonesia juga mengimpor komoditi tersebut. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis indeks komplementer antara China dengan negara-negara ASEAN-5. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat prospek ekspor ASEAN-5 dengan kebutuhan impor China. Model ini mengisyaratkan bahwa jika struktur impor China sama persis dengan struktur ekspor Indonesia atau negara-negara ASEAN-5 lainnya, maka indeks komplementer kedua negara akan bernilai satu, sehingga kedua negara dikatakan memiliki kecocokan dalam perdagangan atau bersipat komplementer. Dengan 186 kata lain jika indeks komplementer Indonesia dengan China mendekati nilai satu maka dikatakan Indonesia memiliki prospek yang baik untuk mengakses pasar domestik China. Berdasarkan hasil analisis prospek perdagangan antara Indonesia dengan China menunjukkan adanya kecocokan antara komoditi ekspor Indonesia dengan kebutuhan impor China. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks komplementer yang menghampiri nilai satu 0,9068. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa pengurangan hambatan perdagangan antar kedua negara akan memberikan prospek peningkatan ekspor Indonesia ke China. Hanya saja dengan memperhatikan struktur impor di China dan struktur ekspor Indonesia, mengisyaratkan bahwa komoditi non pertanian Indonesia yang memiliki prospek paling besar untuk mengakses pasar China. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan impor China paling besar merupakan barang-barang non pertanian, khususnya barang-barang industri manufaktur dan hasil tambang. Kebutuhan impor China teradap barang manufaktrur dan hasil tambang mencakup sekitar 84,64 persen dari total impornya, sementara impor pertaniannya hanya sekitar 4,59 persen dari total impornya. Selengkapnya nilai indeks komplementer dan struktur impor China dan struktur ekspor Indonesia terlihat pada tabel berikut. Tabel 35 Struktur Impor China dan Struktur Ekspor Indonesia serta Indeks Komplementer Perdagangan Indonesia dengan China, Tahun 2007. Komoditi Impor China US Juta Ekspor Indonesia US Juta Porsi Impor China mj ∑mj Porsi Ekspor Indonesia xi ∑xi Nilai Absolut Perbedaan |mj ∑mj-xi∑xi|2 mj xi Pertanian 42,962.49 15,493.79 0.0459 0.1214 0.0377 pdr 2.53 1.38 0.0000 0.0000 0.0000 wht 25.97 4.58 0.0000 0.0000 0.0000 gro 271.31 22.89 0.0003 0.0002 0.0001 v_f 1,421.57 406.99 0.0015 0.0032 0.0008 osd 10,609.58 57.00 0.0113 0.0004 0.0054 c_b 1.94 0.02 0.0000 0.0000 0.0000 pfb 3,309.77 5.87 0.0035 0.0000 0.0017 ocr 809.17 1,907.59 0.0009 0.0149 0.0070 oagri 9,096.12 820.75 0.0097 0.0064 0.0016 food 17,414.53 12,266.73 0.0186 0.0961 0.0387 Non Pertanian 892,788.79 112,179.75 0.9541 0.8786 0.0377 othind 792,018.42 104,151.17 0.8464 0.8158 0.0153 serv 100,770.37 8,028.59 0.1077 0.0629 0.0224 Total 935,751.27 127,673.54 1.0000 1.0000 0.0932 Indeks Komplementer Perdagangan Indonesia dengan China [1- ∑|mj∑mj-xi∑xi|2] 0.9068 Sumber : Diolah dari Database GTAP8 187 Perbandingan nilai indeks komplementer perdagangan antar negara-negara ASEAN-5 terhadap China seperti yang diperlihatkan Gambar 18 menunjukkan bahwa diantara negara-negara ASEAN-5, Philipina dan Malaysia memiliki prospek untuk meningkatkan volume ekspornya mengakse pasar domestik China, karena struktur impor China memiliki kecocokan dengan struktur ekspornya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks komplementer Philipina dengan China sebesar 0,9678 dan Malaysia sebesar 0,9445. Sedangkan Singapura dan Thailand memiliki indeks komplementer paling rendah. Meskipun indeks komplementer Indonesia lebih rendah dari Philipina dan Malaysia, namun indeks komplementer perdagangan Indonesia dengan China masih diatas rata-rata. Halini berarti bahwa kerjasama perdagangan Indonesia dengan China memiliki prospek yang bagus untuk meningkatkan volume prdagangan Indonesia ke pasar domestik China. Sumber : Diolah dari Database GTAP8 Gambar 18 Nilai Indeks Komplementer Perdagangan ASEAN-5 dengan China Tahun 2007 Nilai indeks komplementer antara negara-negara ASEAN-5 dengan China seperti yang diperlihatkan pada Gambar 18, merupakan nilai indeks dari keseluruhan komoditi di masing-masing negara. Dengan menghususkan pada perdagangan komoditi pertanian, maka nilai indeks komplementer masing-masing 0.9068 0.9445 0.9678 0.8305 0.8859 0.8742 0.7500 0.8000 0.8500 0.9000 0.9500 1.0000 Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand ROW Nilai indeks komplementer rata-rata =0.9016 188 negara ASEAN-5 dengan China, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 19 menunjukkan bahwa diatara negara-negara ASEAN-5, Malaysia memiliki struktur ekspor pertanian yang paling cocok dengan struktur impor pertanian China dengan indeks komplementer sebesar 0,5296, kemudian diikuti oleh Indonesia dengan nilai indeks komplementer sebesar 0,5093. Sumber : Diolah dari Database GTAP8 Gambar 19 Nilai Indeks Komplementer Perdagangan Komoditi Pertanian ASEAN-5 dengan China Tahun 2007

6.2. Transmisi Harga Internasional Komoditi Utama Tanaman Pertanian