228
6.3.5. Dampak Liberalisasi, Peningkatan Total Factor Productivity TFP
Pertanian dan
Peningkatan Transmisi
Harga Terhadap
Perekonomian Pedesaan di Indonesia
Pada bagian ini, analisa dampak liberalisasi serta peningkatan TFP pertanian dan transmisi harga dianalisis berdasarkan Model CGE Indonesia.
Model ini dibangun dari SAM Indonesia versi GTAP 8, dengan mengagregasi kelompok rumah tangga menjadi lima kelompok yakni masing-masing : rumah
tangga pertanian HA; rumah tangga bukan pertanian golongan bawah pedesaan HRP; rumah tangga bukan pertanian golongan atas pedesaan HRR; rumah
tangga bukan pertanian golongan bawah perkotaan HUP dan rumah tangga bukan pertanian golongan atas perkotaan HUR. Komposisi pendapatan
berdasarkan kelompok rumah tangga dalam SAM Indonesia versi GTAP8 ini disesuaikan dari komposisi pendapatan rumah tangga dari SAM Indonesia 2008
versi BPS. Sistem agregasi sektor dalam CGE model Indonesia ini adalah identik
dengan sistem agregasi sektor pada model CGE global untuk ACFTA, demikian pula tarif impor menurut negara mitra mengikuti klasifikasi negara pada model
CGE Global. Karena model CGE Indonesia ini hanya model satu negara, maka penghapusan tarif impor secara timbal balik antar negara-negara ASEAN-5 dan
China tidak bisa dilakukan. Karena itu dalam simulasi liberalisasi Simulasi 1 Indonesia diasumsikan menghapus tarif impor dengan mitra dagangnya dari
ASEAN-5 dan China, selain itu Indonesia juga diasumsikan menghapus tarif ekspornya ke masing-masing negara mitra. Sedangkan untuk Simulasi 2 dan
Simulasi 3 asumsi yang digunakan adalah sama dengan asumsi pada simulasi serupa pada model CGE global, yaitu Simulasi 2 merupakan kombinasi
penghapusan tarif impor dengan peningkatan TFP pertanian Indonesia dan untuk Simulasi 3 merupakan kombinasi Simulasi 2 dengan peningkatan transmisi harga.
Hasil analisis menunjukkan bahwa, jika Indonesia menghapus tarif impor dari mitra dagangnya dari negara-negara ASEAN-5 dan China serta menghapus
tarif pajak ekspornya, memberikan pengaruh berbeda menurut kelompok rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Terlihat pada Tabel 50,
bahwa dengan skenario pada simulasi 1, seluruh rumah tangga di Indonesia akan meningkat pendapatannya. Dengan liberalisasi maka kelompok rumah tangga
229 bukan pertanian golongan atas pedesaan HRR yang mengalami peningkatan
pendapatan paling besar, kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga bukan pertanian golongan atas perkotaan HUR sedangkan peningkatan pendapatan
paling rendah dialami oleh rumah tangga bukan pertanian golongan bawah pedesaan HRP. Selanjutnya dengan mengkombinasikan Simulasi 1 dengan
peningkatan TFP pertanian Simulasi 2, maupun kombinasi Simulasi 2 dengan peningkatan transmisi harga melalui penurunan margin barang impor dan margin
barang ekspor, maka kelompok rumah tangga golongan atas di perkotaan dan golongan atas di pedesaan yang mengalami peningkatan pendapatan paling besar,
sedangkan peningatan pendapatan paling kecil dialami oleh kelompok rumah tangga pertanian HA dan kelompok rumah tangga bukan pertanian golongan
rendah pedesaan HRP. Tabel. 54
Dampak Simulasi Liberalisasi, Peningkatan TFP Pertanian dan Transmisi Harga di Indonsia Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Pedesaan dan Perkotaan di Indonesia
Rumah Tangga
BASE US Juta
Dampak Simulasi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia Nilai Setelah Simulasi US Juta
Persentase Perubahan Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 1 Simulasi 2
Simulasi 3 HA
73,586 73,947
74,303 74,404
0.4905 0.9737
1.1108 HRP
54,081 54,345
54,608 54,682
0.4882 0.9745
1.1106 HRR
37,964 38,152
38,508 38,558
0.4953 1.4330
1.5668 HUP
77,349 77,727
78,173 78,277
0.4888 1.0655
1.2007 HUR
67,111 67,441
67,958 68,047
0.4927 1.2627
1.3948 Sumber : GTAP 8, 2012, Diolah
Keterangan : Simulasi 1 = Indonesia menghapus tarif impor denga mitra dagang dari negara- negara ASEAN-5 dan China, serta menghapus pajak ekspor
Simulasi 2 = Simulasi 1 + Peningkatan TFP Pertanian Indonesia 25 Simulasi 3 = Simulasi 2 + Penurunan tingkat margin perdagangan Indonesia 25
Gambaran pada Tabel 54, menunjukkan bahwa meskipun peningkatan TFP pertanian dan peningkatan transmisi harga mampu memberikan peingkatan
pendapatan yang cukup signifikan terhadap rumah tangga pertanian yang umumnya bermukim di pedesaan, namun peningkatan pendapatannya lebih
rendah dari peningkatan pendapatan golongan berpendapatan atas di perkotaan dan golongan atas pedesaan. Tingginya peningkatan pendapatan golongan elit
perkotaan dan pedesaan dari peningkatan TFP pertanian terkait dengan meningkatnya sewa modal dimana modal memang lebih banyak dikuasai oleh
230 golongan berpendapatan atas di perkotaan maupun di pedesaan, sementara
pendapatan modal kelompok rumah tangga pertanian maupun rumah tangga golongan rendah pedesaan dan perkotaan cenderung menurun.
Dampak berbagai skenario terhadap sumber-sumber pendapatan rumah
tangga di Indonesia disajikan terperinci pada Tabel 55. Terlihat bahwa pada
Simulasi 1, peningkatan pendapatan modal rumah tangga golongan atas pedesaan dan perkotaan mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan peningkatan
pendapatan modal rumah tangga lainnya, dan rumah tangga pertanian mengalami peningkatan pendapatan modal paling rendah. Pada Simulasi 2 dan Simulasi 3,
secara konsisten peningkatan pendapatan modal pada rumah tangga golongan atas pedesaan dan perkotaan mengalami peningkatan sementara pendapatan modal
golongan rendah pedesaan dan perkotaan serta rumah tangga pertanian mengami penurunan. Hasil tersebut menjelaskan bahwa dengan keterbatasan modal dimiliki
kelompok rumah tangga pertanian maupun kelompok rumah tangga golongan rendah pedesaan dan perkotaan pedesaan, berimplikasi terhadap permintaan
modal yang dimiliki oleh kelompok rumah tangga elit di pedesaan dan di perkotaan, sehingga pendapatan mereka dari faktor prouksi modal mereka juga
ikut meningkat. Meskipun pendapatan modal dari kelompok rumah tangga pertanian dan
rumah tangga golongan bawah di pedesaan dan di perkotaan cenderung mnurun dengan peningkatan TFP, namun pendapatan tenaga kerjanya mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, sehingga sehingga secara total pendapatan rumah tangga tersebut tetap mengalami peningkatan. Selengkapnya perubahan
pendapatan menurut sumber pendapatan rumah tangga di Indonesia disajikan pada tabel berikut.
231 Tabel 55
Dampak Simulasi Liberalisasi, Peningkatan TFP Pertanian dan Transmisi Harga Terhadap Pendapatan Modal dan Tenaga Kerja
Pedesaan dan Perkotaan di Indonesia
Rumah Tangga
BASE US Juta
Dampak Simulasi Terhadap Sumber Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia Nilai Setelah Simulasi US Juta
Persentase Perubahan Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 1 Simulasi 2
Simulasi 3 Pendapatan Modal
HA 31,187.11
31,343.86 31,002.33
31,066.33 0.5026
-0.5925 -0.3873
HRP 19,804.90
19,904.49 19,707.64
19,747.81 0.5029
-0.4911 -0.2882
HRR 20,922.30
21,028.33 21,114.16
21,149.75 0.5068
0.9170 1.0871
HUP 29,427.13
29,575.46 29,407.24
29,464.03 0.5041
-0.0676 0.1254
HUR 31,324.84
31,482.93 31,375.20
31,433.99 0.5047
0.1608 0.3484
Pendapatan TK HA
42,399.26 42,603.44
43,300.56 43,337.44
0.4816 2.1257
2.2127 HRP
34,276.14 34,440.57
34,900.41 34,933.87
0.4797 1.8213
1.9189 HRR
17,041.31 17,123.31
17,393.48 17,408.66
0.4812 2.0666
2.1556 HUP
47,921.43 48,151.15
48,765.46 48,813.24
0.4794 1.7613
1.8610 HUR
35,785.83 35,958.37
36,582.85 36,612.72
0.4822 2.2272
2.3107
Sumber : GTAP 8, 2012, Diolah
Selain berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga pedesaan dan perkotaan, penghapusan tarif impor dari barang-barang yang berasal dari negara-
negara ASEAN-5 dan China di Indonesia serta peningkatan TFP pertanian dan peningkatan transmisi harga juga memberi pengaruh yang cukup signifikan pada
konsumsi rumah tangga pedesaan dan perkotaan. Dampak dari berbagai skenario terhadap konsumsi berbagai kelompok rumah tangga di Indonesia disajikan pada
Tabel 52 dan Tabel 53. Pada Tabel 56 terlihat bahwa dengan penghapusan tarif
impor yang berasal dari ASEAN-5 dan China akan meningkatkan konsumsi seluruh kelompok rumah tangga, dimana kelompok rumah tangga golongan atas
pedesaan HRR memiliki peningkatan konsumsi paling besar yakni meningkat sekitar 0,1506 persen sedangkan peningkatan paling rendah ditempati oleh rumah
tangga pertanian HA. Akan tetapi dengan mengkombinasikan Simulasi 1 dengan peningkatan TFP pertanian, maka lonjakan konsumsi rumah tangga pertanian
HA menempati urutan teratas yakni meningkat sekitar 4,63 persen kemudian disusul oleh kelompok rumah tangga golongan rendah pedesaan HRP dengan
peningkatan konsumsi sekitar 3,76 persen. Selengkapnya dampak berbagai skenario terhadap total konsumsi rumah tangga di Indonesia disajikan pada tabel
berikut.
232 Tabel 56
Dampak Simulasi Liberalisasi, Peningkatan TFP Pertanian dan Transmisi Harga Terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga
Pedesaan dan Perkotaan di Indonesia.
Rumah Tangga
BASE US Juta
Dampak Simulasi Terhadap Konsumsi Rumah Tangga di Indonesia Nilai Setelah Simulasi US Juta
Persentase Perubahan Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 1 Simulasi 2
Simulasi 3 HA
56,882 56,958
59,518 59,710
0.1337 4.6333
4.9712 HRP
44,990 45,051
46,680 46,831
0.1363 3.7567
4.0915 HRR
29,093 29,137
30,085 30,184
0.1506 3.4102
3.7507 HUP
64,613 64,702
66,681 66,897
0.1374 3.2012
3.5347 HUR
52,747 52,824
54,160 54,337
0.1473 2.6800
3.0154 Sumber : GTAP 8, 2012, Diolah
Dampak liberalisasi, peningkatan TFP pertanian dan peningkatan transmisi harga terhadap konsumsi rumah tanggga pedesaan dan perkotaan
menurut jenis barang yang dikonsumsi disajikan pada Tabel 57. Terlihat pada
tabel tersebut bahwa skenario penghapusan tarif impor dari negara-negara ASEAN-5 dan China Simulasi 1 memberi dampak konsumsi komoditi non
pertanian yang sedikit lebih tinggi dibandingkan konsumsi rumah tangga terhadap komoditi pertanian. Kecenderungan tersebut terjadi tidak hanya di rumah tangga
pedesaan tetapi juga pada rumah tangga perkotaan. Akan tetapi dengan skenario peningkatan TFP pertanian dan peningkatan transmisi harga, memberi dampak
yang kontras dengan kondisi pada Simulasi 1. Hasil Simulasi 2 dan Simulasi 3 menunjukkan bahwa peningkatan konsusmsi rumah tangga terhadap komoditi
pertanian memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan konsumsi rumah tangga terhadap komoditi non pertanian. Peningkatan permintaan barang-barang
non pertanian untuk konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi pada kondisi Simulasi 1 disebabkan karena harga-harga pertanian pada kondisi tersebut relatif
lebih mahal dibandingkan barang-barang non pertanian. Sementara pada Simulasi 2 dan Simulasi 3, justru sebaliknya yang terjadi dimana harga-harga barang
pertanian pada umumnya mengalami penurunan sebagai dampak peningkatan supply
barang pertanian sebagai imbas dari peningkatan teknologi. Penurunan harga tersebut kemudian berdampak pada meningkatnya permintaan barang-
barang pertanian yang lebih tinggi dibandingkan barang non pertanian. Selengkapnya dampak dari berbagai simulasi terhdap permintaan konsumsi rumah
tangga yang dirinci menurut komoditi dapat dilihat pada Tabel 57.
233 Tabel. 57
Dampak Simulasi Liberalisasi, Peningkatan TFP Pertanian dan Transmisi Harga terhadap Konsumsi RT Pedesaan dan RT Perkotaan
Menurut Jenis Komoditi di Indonesia
Sektor RT Pedesaan
RT Perkotaan Base
US Juta Dampak Simulasi
Base US Juta
Dampak Simulasi Sim01
Sim02 Sim03
sim01 Sim02
Sim03
Pertanian 40,005.30
0.095 10.061
10.382 28,081.96
0.098 9.220
9.543
PDR 0.01
0.066 18.079
18.093 0.01
0.066 17.480
17.495 WHT
0.33 0.243
1.641 2.817
0.18 0.241
1.330 2.486
GRO 661.03
0.071 15.303
15.439 354.49
0.071 14.754
14.889 V_F
6,702.07 0.053
14.394 14.643
3,594.25 0.054
13.862 14.107
OSD 759.69
0.089 13.572
13.890 508.50
0.089 13.084
13.397 C_B
1.19 0.076
14.639 14.712
0.80 0.076
14.132 14.205
PFB 0.03
0.241 2.059
2.990 0.02
0.240 1.761
2.677 OCR
1,020.75 0.078
13.751 13.922
683.25 0.079
13.259 13.428
OAGRI 6,167.15
0.064 14.109
14.258 4,405.15
0.064 13.612
13.760 FOOD
24,693.05 0.116
7.473 7.868
18,535.32 0.117
6.915 7.305
Non Pertanian 90,959.91
0.157 1.421
1.766 89,277.69
0.156 1.000
1.338
OTHIND 25,699.60
0.271 1.949
2.468 24,396.66
0.270 1.507
2.018 SERV
65,260.31 0.112
1.213 1.490
64,881.03 0.113
0.810 1.082
Total 130,965.21
0.138 4.060
4.398 117,359.65
0.142 2.967
3.301
Sumber : GTAP 8, 2012, Diolah Keterangan :
RT Pedesaan = HA + HRP + HRR RT pertanian, RT golongan bawah dan RT Golongan atas pedesaan
RT Perkotaan = HUP + HUR RT golongan bawah dan RT Golongan atas Perkotaan
6.4. Implikasi Kebijakan : Sebuah Sintesa