27 -  Pendidikan Kepemudaan
Salah satu kajian utama pendidikan non-formal adalah pelatihan training. Berdasarkan  bentuknya,  pelatihan  dapat  meliputi  on-job  service  training,  in-
service training , dan pre-service training. On-job service training yaitu pelatihan
bagi  orang  yang  sudah  bekerja,  berkaitan  dengan  pekerjaan  orang  yang bersangkutan  saat  ini.  In-service  training  yaitu  pelatihan  bagi  orang  yang  sudah
bekerja,  berkaitan  dengan  pengayaan  pengetahuan  dan  keterampilan  orang  yang bersangkutan  untuk  mendukung  pekerjaannya  saat  ini.  Sedangkan  pre-service
training yaitu  pelatihan  bagi  calon  pekerja,  pelatih,  penyuluh,  dan  sejenisnya.
McKay  et  al.  1998:1-2  mengemukakan  pengertian  in-service  training  dan  pre- service  training
dalam  konteks  pelatihan  di  perusahaan,  yaitu  bahwa  in-service training
adalah pelatihan yang diberikan kepada anggota pada saat mereka berada dalam  masa  kerja.  Sedangkan  pre-service  training  adalah  pelatihan  yang
diberikan  sebelum  anggota  memulai  pekerjaan  mereka,  atau  pelatihan  yang diberikan kepada anggota pada awal mereka bekerja.
c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan
Pemberdayaan berarti
menyediakan sumber
daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan mereka, dalam menentukan masa depannya sendiri dan dalam berpartisipasi serta
mempengaruhi kehidupan masyarakatnya Ife, 2002:208. Pemberdayaan  dapat  dilakukan  melalui  tiga  strategi,  yaitu  perencanaan
dan  kebijakan,  aksi  sosial  dan  politik,  pendidikan  dan  penumbuhan  kesadaran.
28 Pemberdayaan  melalui  perencanaan  dan  kebijakan  dilaksanakan  dengan
membangun  atau  mengubah  struktur  dan  lembaga  agar  dapat  memberikan  akses yang  lebih  baik  kepada  masyarakat  dalam  hal  sumber  daya,  pelayanan,  dan
kesempatan  berpartisipasi  dalam  kehidupan  masyarakat.  Pemberdayaan  melalui aksi  sosial  dan  politik  dilakukan  dengan  perjuangan  politik  dan  gerakan  dalam
rangka  membangun  kekuasaan  yang  efektif.  Sedangkan  pemberdayaan  melalui pendidikan  dan  penumbuhan  kesadaran  dilakukan  dengan  proses  pendidikan
dalam berbagai aspek yang cukup luas. Strategi pemberdayaan melalui pendidikan dan  penumbuhan  kesadaran  menekankan  pentingnya  proses  pendidikan  untuk
mempersiapkan  masyarakat  agar  mampu  meningkatkan  keberdayaannya  Ife, 2002:60; Zubaedi, 2007:45.
Kartasasmita  1996,  dalam  Zubaedi  2007:103,  menyatakan  bahwa upaya  pemberdayaan  masyarakat  harus  dilakukan  melalui  tiga  arah.  Pertama,
menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling.  Kedua,  memperkuat  potensi  atau  daya  yang  dimiliki  masyarakat
empowering.  Dan  ketiga,  melindungi  masyarakat  protection.  Pemberdayaan melalui  upaya  memperkuat  potensi  atau  daya  yang  dimiliki  masyarakat
empowering  strategy,  mengandung  arti  bahwa  langkah  pemberdayaan  harus diupayakan melalui aksi-aksi nyata, seperti pendidikan.
Berkaitan  dengan  pemberdayaan  masyarakat  petani,  Fatah  2006:430 mengemukakan  bahwa  kerangka  pemikiran  upaya  pemberdayaan  petani  secara
konseptual harus memperhatikan setidaknya 6 enam faktor atau komponen yang meliputi  :  i  akses  sumber  daya  lahan;  ii  modernisasi  pertanian;  iii  sistem
29 usaha pertanian; iv pembiayaan pertanian; v pengembangan lembaga keuangan
pedesaan;  dan  vi  investasi  dan  pembentukan  model  pertanian.  Dari  kerangka pemikiran  ini,  salah  satu  faktornya,  yaitu  modernisasi  pertanian,  mencakup
komponen  SDM,  yang  berarti  bahwa  proses  pemberdayaan  tidak  dapat  terlepas dari  pengembangan  SDM.  Selanjutnya  dikatakan  pula  bahwa  salah  satu  upaya
pengembangan SDM adalah melalui pendidikan. Pendidikan  merupakan  salah  satu  cara  yang  penting  dalam  upaya
pengembangan  SDM  untuk  peningkatan  kualitas  SDM.  Dalam  hal  ini,  upaya pengembangan  SDM  menjangkau  dimensi  yang  lebih  luas  dari  sekedar
membentuk  manusia  profesional  dan  terampil  yang  sesuai  dengan  kebutuhan sistem  untuk  dapat  memberikan  kontribusinya  di  dalam  proses  pembangunan,
tetapi  lebih  menekankan  pentingnya  pemampuan  empowerment  manusia, termasuk  kemampuan  untuk  mengaktualisasikan  segala  potensinya  sebagai
manusia  Tjokrowinoto,  1996:29,  dalam  Soetomo,  2006:13.  Menurut  Suryono 2008:55,  pendidikan  dapat  digunakan  sebagai  salah  satu  pendekatan  penting
dalam  pengembangan  SDM,  baik  dalam  arti  pengembangan  kualitas  manusia secara individual maupun pemberdayaan masyarakat secara makro sebagai bentuk
dimensi dan pendekatan sosialistis dari institusi pendidikan. Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan
merupakan  proses  pemberdayaan,  yaitu  penguatan  potensi  atau  daya  masyarakat melalui pengembangan kualitas SDM-nya.
30
4. Peranan  Pendidikan  dalam  Pemberdayaan  Masyarakat  Petani  Melalui