107 dan wawancara tersebut dilaksanakan untuk menilai apakah peserta didik
memiliki kemampuan dasar standar untuk dapat belajar di SPP-SPMA Tanjungsari. Berkaitan dengan itu, peserta didik yang telah memenuhi
persyaratan lulus ujian tertulis dan wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa pada saat mereka memulai pendidikan, mereka telah memiliki
kemampuan dasar yang dapat mendukung proses pendidikannya di SPP- SPMA Tanjungsari.
- Rata-rata peserta didik mengikuti pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari oleh
karena keinginan sendiri dan ketertarikannya pada pendidikan pertanian. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar peserta didik berasal dari lingkungan
masyarakat pertanian, sehingga mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mengikuti pendidikan bidang pertanian. Tingginya motivasi terebut
merupakan nilai tambah dalam mendukung keberhasilan mereka. Menurut Wlodkowski 1991:4, motivasi penting karena merupakan salah satu faktor
utama yang mempengaruhi pembelajaran. Motivasi yang tinggi akan semakin mendorong semangat dan kemampuan belajar, sehingga pada akhirnya
semakin mendukung keberhasilan proses pendidikan.
b. Data Faktor Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan dalam penelitian ini adalah guru. SDM guru di SPP- SPMA Tanjungsari terdiri dari guru tetap sebanyak 40 orang dan guru honorer
sebanyak 25 orang. Keadaan SDM guru di SPP-SPMA Tanjungsari tercantum pada Tabel 12.
108 Tabel 12. Keadaan SDM Guru di SPP-SPMA Tanjungsari pada T.A. 20082009
Tingkat Pendidikan Komponen SDM
S3 S2
S1 D3
SLTA Jumlah
Pendidik - Guru Tetap
3 24
2 11
40 - Guru Honorer
1 1
13 5
5 25
Total 1
4 37
7 16
65
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa sebagian besar SDM guru, yaitu sebanyak 42 orang atau 64,62, memiliki tingkat pendidikan S1 ke atas.
Keadaan SDM guru tersebut memungkinkan untuk dapat mendukung proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Di samping itu, SDM guru di SPP-SPMA
Tanjungsari senantiasa diupayakan peningkatan kualitasnya, yaitu dengan menyelenggarakan Pendidikan Guru Pertanian secara khusus, agar dapat
memenuhi kebutuhan nyata di lapangan. Pada Tabel 12 juga terlihat adanya guru, baik tetap maupun honorer, yang
memiliki tingkat pendidikan SLTA, dan guru honorer dengan tingkat pendidikan S3. Guru dengan tingkat pendidikan SLTA seluruhnya merupakan instruktur
lapangan yang bertugas membantu proses pembelajaran praktik di lapangan. Sedangkan guru honorer dengan tingkat pendidikan S3 merupakan guru yang
berasal dari Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti UNWIM, yaitu lembaga pendidikan tinggi yang juga dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian, diperoleh data faktor
tenaga kependidikan variabel X
2
yang terdapat pada Lampiran 12. Kecenderungan nilai faktor tenaga kependidikan dapat dilihat pada Gambar 4.
109 Faktor tenaga kependidikan meliputi kompetensi, kemampuan mengajar,
dan kedisiplinan guru. Crowl et al. 1997:14 menyatakan bahwa guru yang efektif di antaranya harus memiliki komitmen pada kegiatan pembelajaran, dan
memahami mata pelajaran yang diajarkan serta bagaimana mengajarkannya. Komitmen pada pembelajaran dapat ditunjukkan dengan tingkat kedisiplinan
guru, sedangkan pemahaman mata pelajaran yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dapat dilihat dari kompetensi dan kemampuan mengajar.
Gambar 4. Kecenderungan Nilai Faktor Tenaga Kependidikan X
2
.
Gambar 4 menunjukkan bahwa sebanyak 56,10 responden memberikan nilai faktor tenaga kependidikan yang tinggi Lampiran 12. Rata-rata nilai faktor
tenaga kependidikan, seperti terdapat pada Lampiran 12, yaitu sebesar 29,65 termasuk dalam kriteria tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian
2.44 32.93
56.10
8.54 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
X2
FAKTOR TENAGA KEPENDIDIKAN
Sangat Rendah Rendah
Tinggi Sangat Tinggi
110 besar responden menilai bahwa kompetensi, kemampuan mengajar, dan
kedisiplinan guru mereka termasuk tinggi. Nilai faktor tenaga kependidikan yang tinggi dapat dijelaskan oleh
keadaan SDM guru di SPP-SPMA Tanjungsari yang sebagian besar, bahkan hampir seluruhnya, telah berpendidikan S1 Tabel 6. Usman 2002, dalam
Karsidi 2007:71, mengatakan bahwa salah satu syarat agar guru dapat melaksanakan tugasnya adalah memiliki tingkat pendidikan yang memadai.
Tingkat pendidikan guru tentu akan berhubungan dengan kompetensinya. Guru dengan pendidikan S1 sangat dimungkinkan telah memiliki kompetensi yang
diperlukan untuk proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Selain itu, SPP- SPMA Tanjungsari juga telah berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas
tenaga guru melalui penyelenggaraan Pendidikan Guru Pertanian secara khusus, sehingga mendukung terwujudnya guru yang memiliki kompetensi, kemampuan
mengajar, dan kedisiplinan sesuai harapan peserta didik.
c. Data Faktor Kurikulum