BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengembangan Masyarakat Community Development
Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan pengembangan masyarakat atau community development sebagai berikut:
as the process by which the efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities to improve the economic, social
and cultural conditions of communities, to integrade these communities into the life of the nations, and to enable them to contribute fully to
national progress.
Definisi tersebut
menekankan bahwa
pembangunan masyarakat
merupakan suatu proses pengintegrasian usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan budaya, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka
agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional Tiyanto dkk., 2006:90.
Community development merupakan bentuk pendekatan pembangunan
partisipatoris. Menurut Mikkelsen 2003:72, organisasi yang menganut paradigma partisipatoris sangat sering adalah organisasi non pemerintah NGO.
Secara filosofis, pendekatan community development memang seharusnya diselenggarakan oleh organisasi non pemerintah. Hal ini sesuai dengan salah satu
prinsipnya yaitu meminimalisasi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah
16 atau bentuk kekuasaan lainnya di luar masyarakat. Substansi filosofi dari
community development adalah terjadinya perubahan sosial oleh dan untuk
masyarakat. Tetapi, dewasa ini telah terjadi pergeseran filosofi community development
sebagai implikasi dari perubahan paradigma pembangunan. Sejak diterapkannya pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,
pemerintah pun mulai melaksanakan berbagai program yang berbasis community development
. Ife 2002:200-225, mengemukakan 26 prinsip community development
yang dikelompokkan ke dalam prinsip ekologis, prinsip keadilan sosial, prinsip menghargai lokal, prinsip proses, serta prinsip global dan lokal, sebagai berikut:
a. Prinsip-prinsip ekologis ecological principles, terdiri dari: - Holisme Holism atau menyeluruh. Prinsip ini diterapkan pada seluruh
aspek community development, yaitu pada tahap analisis dan praktik. Pada tahap analisis penting untuk mengambil perspektif sistemik, pada tahap
praktik menekankan pentingnya ripple effect atau efek riakan air. - Keberlanjutan sustainability. Community development memerlukan
penggunaan sumber daya tidak dapat diperbaharui dan yang menimbulkan efek negatif secara minimal, atau bahkan dihindarkan.
- Diversitas atau keberagaman diversity. Masyarakat memiliki keragaman baik di dalam masyarakat itu sendiri maupun antar masyarakat. Berkaitan
dengan itu, proses community development harus memahami dan menghargai keberagaman tersebut.
17 - Pembangunan bersifat organik organic development. Masyarakat bersifat
organik, sehingga harus dipahami bahwa community development merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
- Pembangunan yang seimbang balanced development, artinya harus meliputi seluruh aspek dalam masyarakat, meliputi dimensi sosial,
ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan pribadispiritual. b. Prinsip keadilan sosial social justice principles, terdiri dari:
- Memusatkan perhatian pada keadaan struktur yang merugikan addressing structural disadvantage
. Aktivitas community development harus selalu melawan dan mengatasi keadaan ketertindasan kelas, gender, dan
rasetnik. - Memusatkan perhatian pada wacana yang merugikan addressing
discourses of disadvantage . Aktivitas community development harus
dapat mempengaruhi wacana-wacana penguasa untuk menghindari suatu kekuasaan secara efektif mengistimewakan sebagian orang, dan
memarginalkan sebagian orang yang lainnya. - Pemberdayaan empowerment. Pemberdayaan harus menjadi tujuan dari
semua community development. - Mendefinisikan kebutuhan need definition. Community development
harus membangun kesepakatan di antara pendefinisi kebutuhan tentang kebutuhan masyarakat. Namun yang terpenting adalah mendefinisikan
kebutuhan masyarakat itu sendiri.
18 - Hak asasi manusia human rights. Community development harus
memahami dan berkomitmen akan hak dasar manusia. c. Prinsip menghargai lokal valuing the local principles, terdiri dari:
- Menghargai pengetahuan lokal valuing local knowledge, artinya pengetahuan dan keahlian lokal harus menjadi yang paling dihargai dalam
community development , dan pengetahuan serta keahlian lokal harus dapat
diidentifikasi dan diakui. - Menghargai kebudayaan lokal valuing local culture. Prinsip ini menuntut
adanya perhatian terhadap kebudayaan lokal, serta proses dan tradisi kebudayaan lokal harus diakui dan didukung, menjadi bagian dari proses
community development .
- Menghargai sumber daya lokal valuing local resources. Community development
harus memiliki tujuan untuk memperkuat ketergantungan masyarakat pada dirinya sendiri self reliance selama memungkinkan.
- Menghargai keahlian lokal valuing local skills. Seorang community worker
harus selalu menyatakan bahwa anggota masyarakat memiliki keahlian yang penting, dan keahliannya tersebut akan mengendalikan
proses community development. - Menghargai proses lokal valuing local processes. Pendekatan community
development tidak dapat dipaksakan, tetapi harus terbangun dengan
sendirinya dalam komunitas, dengan cara yang sesuai dengan konteks spesifik dan sensitif terhadap kebudayaan masyarakat lokal, tradisi dan
lingkungan.
19 d. Prinsip proses process principles, terdiri dari:
- Proses, hasil, dan visi process, outcome and vision. Proses dan hasil adalah terintegrasi. Dalam community development penting untuk
memadukan visi dalam setiap pertimbangan proses, dan visi menyediakan tujuan bagi proses.
- Keterpaduan proses the integrity of process. Hasil dan tujuan dalam community development
adalah untuk membangun proses komunitas yang berdaya. Karena itu, proses harus disesuaikan dengan harapan dari visi dan
tujuan. - Meningkatkan kesadaran consciousness raising. Terdapat empat aspek
dalam meningkatkan kesadaran: mengkaitkan pribadi dan politik, membangun hubungan dialogis, berbagi pengalaman penindasan, dan
membuka kemungkinan untuk aksi. - Partisipasi participation. Community development harus memaksimalkan
partisipasi, dengan tujuan menjadikan setiap orang dalam komunitas ikut serta secara aktif dalam proses dan aktivitas komunitas, dan untuk
menciptakan kembali masa depan individu dan komunitas. - Kerjasama dan konsensus cooperation and consensus. Community
development harus bertujuan mendirikan struktur dan proses alternatif,
yang memiliki dasar pemikiran pada kerjasama, bukan konflik. Konsensus dalam pengambilan keputusan merupakan satu di antaranya.
- Gerak pembangunan the pace of development. Komunitas harus memutuskan sendiri gerak atau langkah pembangunan yang akan
20 dilaksanakan. Dan community development yang sukses akan bergerak
dengan langkah komunitas itu sendiri. - Damai dan tanpa kekerasan peace and non-violence. Penting bagi
community development untuk merubah struktur kekerasan dan melakukan
sesuatu dengan cara yang tanpa kekerasan. - Inklusif atau keterbukaan inclusiveness. Prinsip inklusif pada community
development menuntut perlunya proses yang selalu mengajak masyarakat.
- Membangun masyarakat community building. Proses community development
harus selalu mengajak komunitas bersama, untuk memperkuat ikatan di antara anggota komunitas, dan untuk menekankan
gagasan saling ketergantungan satu sama lain. e. Prinsip lokal dan global global and local principles, terdiri dari:
- Mengkaitkan lokal dan global linking the global and the local. Dalam memahami suatu komunitas, seorang worker harus mampu memahami
global sebagaimana memahami lokal, dan bagaimana keduanya berinteraksi.
- Praktik anti penjajah anti-colonialist practice. Community development harus selalu menghindari praktik penjajahan, artinya bertindak benar-benar
untuk kepentingan masyarakat, tanpa ada usaha mengeksplorasi masyarakat.
21
2. Pemberdayaan Empowerment sebagai Esensi dari Pengembangan