44 secara nyata telah menunjukkan komitmennya pada peserta didik dan kegiatan
pembelajaran. Kedisiplinan guru dalam mengajar selanjutnya akan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.
c. Kurikulum
Kurikulum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Menurut Tyler dalam Atmowirio 2002, dalam Nuraeni dan Suwandi 2005:3.1, kurikulum adalah seluruh pelajaran siswa yang direncanakan
dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Saylor dan Alexander dalam Atmowirio 2002, dalam Nuraeni dan
Suwandi 2005:3.1, kurikulum adalah suatu perencanaan untuk pengadaan sekumpulan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan umum yang terkait dengan
tujuan khusus, agar dapat mengidentifikasi populasi yang disiapkan oleh sekolah. Kurikulum dalam sistem pendidikan nasional mencakup kurikulum
nasional dan kurikulum muatan lokal. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan
kurikulum muatan lokal merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang disusun oleh Dinas Pendidikan Provinsi danatau
KabupatenKota.
45 Tirtarahardja dan La Sula 2000:51-52 mengemukakan bahwa proses
pendidikan banyak melibatkan hal yaitu: peserta didik, pendidik, interaksi edukatif interaksi antara peserta didik dengan pendidik, tujuan pendidikan,
materi pendidikan, alat dan metode, lingkungan pendidikan. Dalam hal ini materi atau isi pendidikan dirumuskan dalam kurikulum. Selanjutnya menurut Soedijarto
1997:87, mutu hasil pendidikan pada hakekatnya dipengaruhi oleh beberapa komponen, salah satunya adalah sistem kurikulum dengan materi kurikulum yang
direncanakan, proses belajar-mengajar, sistem evaluasi, dan manajemen kurikulumnya.
Berkaitan dengan itu, keberhasilan proses pendidikan akan ditentukan salah satunya oleh faktor kurikulum, yang dapat diukur dari:
- Mata pelajaran, terutama menyangkut kesesuaian mata pelajaran dengan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik.
Pembelajar peserta didik termotivasi untuk belajar, salah satunya oleh karena adanya kebutuhan Wlodkowski, 1991:58-62. Kebutuhan peserta didik dalam
mengikuti pendidikan atau pembelajaran di antaranya yaitu penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Berkaitan dengan itu, pemenuhan kebutuhan
peserta didik tersebut dalam suatu proses pendidikan, dapat diwujudkan dengan diberikannya mata pelajaran – mata pelajaran yang relevan dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Jika mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka motivasi peserta didik
untuk belajar akan meningkat, sehingga dapat mendukung keberhasilan proses
46 pembelajaran peserta didik. Hal ini menjelaskan bagaimana pengaruh mata
pelajaran terhadap keberhasilan proses pendidikan. - Proses belajar-mengajar, dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar. Upaya pengembangan motivasi pada proses pengajaran dapat berjalan efektif
jika peserta didik diberi informasi tentang tujuan pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk memberikan harapan-harapan pada peserta didik tentang
kemampuan apa yang akan diperoleh dari proses pembelajaran. Rothkopf dan Kaplan 1972 menyatakan bahwa menginformasikan tujuan belajar kepada
pembelajar peserta didik, jelas memberikan efek terhadap pencapaian prestasi Gagne, 1976:291. Menyampaikan tujuan pembelajaran berkaitan
dengan menginformasikan rencana pembelajaran kepada peserta didik. Hickerson dan Middleton 1975:239 mendefinisikan rencana pembelajaran
sebagai deskripsi tertulis kegiatan pembelajaran yang akan diberikan dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Komponen penting dalam rencana
pembelajaran adalah tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai oleh peserta didik, serta kegiatan-kegiatan termasuk materi, latihan, dan sebagainya apa
saja yang akan diberikan untuk mencapai tujuan-tujuan belajar tersebut. Pemberian informasi mengenai tujuan dan rencana pembelajaran kepada
peserta didik akan mempersiapkan dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar akan ditentukan oleh perencanaannya. Perencanaan yang baik, tentu akan mendukung pelaksanaan proses
47 pembelajaran yang baik pula. Dalam hal ini perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dibuat rencana pembelajaran yang baik,
dan sebagaimana telah dikemukakan, penting untuk disampaikan kepada peserta didik terutama berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,
kegiatan pembelajaran juga perlu dilaksanakan secara efektif. - Sistem evaluasi yang diterapkan, terutama berkaitan dengan pengaruhnya
terhadap motivasi peserta didik. Keberhasilan pendidikan akan dipengaruhi oleh beberapa komponen, salah satunya adalah sistem evaluasi. Menurut
Soedijarto 1997:90, sistem evaluasi perlu dipandang sebagai alat ukur kemajuan belajar dan sekaligus alat pendidikan. Sebagai alat pendidikan,
sistem evaluasi memiliki kedudukan sebagai bagian dari strategi penguatan belajar reinforcement strategy. Mengenai kedudukan sistem evaluasi sebagai
alat pendidikan, dipandang sebagai alat yang menentukan kualitas proses belajar dan mutu hasil pendidikan.
d. Sarana dan Prasarana