Pengaruh Faktor Tenaga Kependidikan terhadap Keberhasilan

155 Sedangkan peningkatan faktor motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas penyelenggaraan dan lulusan SPP-SPMA Tanjungsari, atau secara sederhana dapat dikatakan dengan senantiasa meningkatkan citra SPP-SPMA Tanjungsari. Ini juga dapat dicapai jika keseluruhan komponen atau faktor dalam pengembangan SDM pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari ditingkatkan kinerjanya secara seimbang, menyeluruh dan sinergis, serta berkelanjutan.

b. Pengaruh Faktor Tenaga Kependidikan terhadap Keberhasilan

Pengembangan SDM Pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari Faktor tenaga kependidikan pada penelitian ini yaitu faktor guru. Guru, dalam pengertian sederhana, adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik Karsidi, 2007:63. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal Djamarah, 2005:31. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh faktor tenaga kependidikan secara parsial terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada model regresi linear berganda yang diperoleh dari analisis data penelitian, yaitu = - 8,68 + 0,181 X 1 + 0,310 X 2 + 0,196 X 3 + 0,129 X 4 + 0,257 X 5 + 0,216 X 6 . Berdasarkan model tersebut, dapat diketahui bahwa faktor tenaga kependidikan memberikan pengaruh positif, artinya setiap penambahan satu nilai faktor tenaga kependidikan sedangkan faktor-faktor lainnya dikendalikan, akan memberikan penambahan 156 nilai keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari sebesar 0,310. Analisis koefisien determinasi parsial menunjukkan nilai R 2 parsial faktor tenaga kependidikan sebesar 0,487 Tabel 18. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa derajat pengaruh faktor tenaga kependidikan secara parsial terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari adalah sebesar 48,7. Adanya pengaruh positif faktor tenaga kependidikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari tersebut, telah membuktikan pernyataan Heyneman dan Losely 1983, dalam Crowl et al. 1997:365, bahwa peserta didik yang memberikan hasil akademis lebih baik, memiliki guru yang lebih baik daripada peserta didik yang kurang baik hasil akademisnya. Dalam hal ini, guru yang baik memberikan pengaruh yang baik pula terhadap hasil akademis peserta didiknya. Hasil penelitian Brewer dan Burgess 2005:42-43 menunjukkan bahwa kualitas pribadi guru telah memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Kualitas pribadi yang dimaksud di antaranya yaitu berpandangan terbuka, ramah, bersemangat, dan memiliki perhatian terhadap peserta didiknya. Kemudian, sikap guru di kelas sangat penting dalam menentukan keberhasilan penerapan kurikulum yang inovatif Hargreaves, 1994; Sarason, 1991, dalam Barnes, 2005:7. Pernyataan-pernyataan tersebut telah secara jelas menunjukkan bahwa guru dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran peserta didik. 157 Faktor tenaga kependidikan diindikasikan oleh: kompetensi guru, meliputi keahlian dan penguasaan guru dalam hal materi pelajaran yang diajarkan; kemampuan mengajar meliputi kejelasan dalam memberikan materi pelajaran, dan ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan metode dan teknik mengajar; dan kedisiplinan guru mencakup kehadiran dan ketepatan waktu mengajar. Sehubungan dengan itu, adanya pengaruh faktor tenaga kependidikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari mengindikasikan adanya pengaruh kompetensi, kemampuan mengajar, dan kedisiplinan guru terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari. Cole dan Chan 1994:20 mengatakan bahwa guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang materi yang diajarkan. Terdapat beberapa karakteristik guru yang efektif, di antaranya yaitu memahami mata pelajaran yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya Crowl et al., 1997:14. Selanjutnya Dembo dan Hillman 1976, dalam Good dan Brophy 1990:8, meyakinkan bahwa mengajar yang baik memerlukan penguasaan terhadap 3 aspek: i pengetahuan dan keterampilan konseptual; ii keterampilan mengajar; iii kemampuan mengambil keputusan. Penguasaan keterampilan mengajar sebagai syarat bagi praktik mengajar yang efektif, dapat bermakna bahwa guru agar dapat melakukan pengajaran secara baik dan efektif, salah satunya harus menguasai keterampilan mengajar, termasuk kejelasan mengajar dan ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan metode dan teknik mengajar. 158 Pernyataan-pernyataan tersebut menegaskan bahwa guru agar dapat mengajar secara efektif harus memiliki keahlian dan penguasaan yang baik tentang materi pelajaran yang diajarkan, kemudian mampu mengajarkannya. Dari sini dapat dipahami bahwa keahlian dan penguasaan guru tentang materi pelajaran, serta kemampuan guru mengajarkan materi pelajaran, akan menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran, yang berarti dapat mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh faktor tenaga kependidikan, di antaranya kompetensi guru dan kemampuan mengajarnya, terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Hasil penelitian juga telah memperkuat pernyataan Crowl et al. 1997:14 yang mengemukakan bahwa guru yang efektif harus memiliki komitmen pada peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Komitmen dalam hal ini dapat mengandung makna kesungguhan, keseriusan, motivasi, dan usaha optimal untuk melakukan yang terbaik bagi peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Komitmen pada peserta didik dan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan salah satunya oleh kedisiplinan guru dalam mengajar, karena pada saat guru memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam hal mengajar, maka guru yang bersangkutan secara nyata telah menunjukkan komitmennya pada peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka dapat dikatakan bahwa kedisiplinan guru berpengaruh terhadap keefektifan guru dalam mengajar, yang juga berarti bahwa kedisiplinan guru akan mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan. 159 Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor tenaga kependidikan telah mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, mengindikasikan faktor tenaga kependidikan telah turut mendukung keberhasilan proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Hal ini dapat dijelaskan bahwa keadaan SDM guru di SPP-SPMA Tanjungsari, sebagian besar, bahkan hampir seluruhnya, telah berpendidikan S1 Tabel 6. Usman 2002, dalam Karsidi 2007:71, mengatakan bahwa salah satu syarat agar guru dapat melaksanakan tugasnya adalah memiliki tingkat pendidikan yang memadai. Tingkat pendidikan guru tentu akan berhubungan dengan kompetensinya. Guru dengan pendidikan S1 sangat dimungkinkan telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Selain itu, SPP- SPMA Tanjungsari juga telah berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas tenaga guru melalui penyelenggaraan Pendidikan Guru Pertanian secara khusus, sehingga SDM guru di SPP-SPMA Tanjungsari dapat memberikan kompetensi, kemampuan mengajar, dan kedisiplinan yang mampu mendukung keberhasilan proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Pengaruh positif dan signifikan dari faktor tenaga kependidikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, menunjukkan bahwa dalam upaya pencapaian keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari secara lebih baik, dipandang sangat penting dilakukan usaha-usaha pengoptimalan faktor tenaga kependidikan guru. Dalam hal ini, pengoptimalan faktor tersebut dilaksanakan bersama-sama secara sinergis dengan faktor-faktor lainnya. 160 Usaha-usaha pengoptimalan faktor tenaga kependidikan dapat dilakukan melalui strategi pengembangan SDM guru. Sebagaimana tujuan dari pengembangan SDM yaitu untuk peningkatan kualitas manusia Muhadjir, 1988, dalam Suryono, 2008:16, maka pengembangan SDM guru dalam hal ini berorientasi pada peningkatan kualitas guru terutama yang berkaitan dengan kompetensi, kemampuan mengajar, dan kedisiplinan, secara dinamis dan berkelanjutan. Dinamis dan berkelanjutan di sini berarti bahwa usaha-usaha peningkatan kualitas guru harus senantiasa dilaksanakan secara terus-menerus, mengikuti perkembangan masyarakat dan pertanian beserta kebutuhannya. Peningkatan kualitas guru dalam upaya pengembangan SDM guru dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya yaitu melalui program pendidikan dan pelatihan educational and training programs bagi guru. Peningkatan kualitas guru perlu ditekankan pada penguasaan tiga kompetensi yaitu kompetensi profesional, personal, dan sosial Joni dalam Karsidi, 2007:74-75. Kompetensi profesional artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bidang studi yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar. Kompetensi personal, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Sedangkan kompetensi sosial artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial. 161

c. Pengaruh Faktor Kurikulum terhadap Keberhasilan Pengembangan