120 lingkungan pertanian dimungkinkan telah menjadi faktor pendorong keluarga
peserta didik untuk memberikan dukungan kepada peserta didik agar mereka dapat melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari
dengan baik. Sedangkan untuk karakteristik lingkungan keluarga, berdasarkan temuan
di lapangan diketahui bahwa hanya sebagian kecil peserta didik yang berasal dari keluarga petani Lampiran 10. Namun demikian, sebagian besar karakteristik
keluarga peserta didik memiliki kaitan yang erat dengan karakteristik lingkungan pertanian, seperti misalkan ada keluarga peserta didik yang orang tuanya bekerja
sebagai pegawai pemerintah di instansi yang berkaitan dengan sektor pertanian Dinas Pertanian, BPP, dan lain sebagainya. Hal tersebut telah menyebabkan
peserta didik tetap menilai bahwa karakteristik lingkungan keluarganya telah mendukung pendidikannya di SPP-SPMA Tanjungsari.
f. Data Faktor Lingkungan Masyarakat
SPP-SPMA Tanjungsari berada di wilayah Tanjungsari, Sumedang. Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat dan berbatasan
langsung dengan ibu kota provinsi, Bandung. Seperti halnya kabupaten lain, kabupaten yang memiliki luas wilayah 153.124 hektar dan jumlah penduduk
hampir 1 juta jiwa ini, juga menyimpan cukup banyak potensi di sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan. Beberapa komoditi unggulan Kabupaten Sumedang
antara lain ubi Cilembu, salak Cipondoh, pisang, dan singkong. Sedangkan Tanjungsari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sumedang.
Perekonomian masyarakat di kecamatan ini berbasis sektor pertanian. Komoditi
121 unggulan daerah ini terutama sayuran dan buah-buahan hortikultura, ubi-ubian
pangan, serta susu sapi peternakan. Berkaitan dengan masyarakat di wilayah Sumedang, khususnya
Tanjungsari yang sebagian besar perekonomiannya berbasis sektor pertanian, menunjukkan bahwa lingkungan masyarakat di mana SPP-SPMA Tanjungsari
berada, memiliki karakteristik lingkungan masyarakat pertanian. Karakteristik lingkungan demikian telah mendukung proses pendidikan dan juga pelatihan
pertanian yang diselenggarakan oleh SPP-SPMA Tanjungsari. Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian, diperoleh data faktor
lingkungan masyarakat variabel X
6
yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16. Kecenderungan nilai faktor lingkungan masyarakat disajikan pada
Gambar 8 Lampiran 16.
Gambar 8. Kecenderungan Nilai Faktor Lingkungan Masyarakat X
6
.
1.22 20.73
67.07
10.98 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00
X6
FAKTOR LINGKUNGAN MASYARAKAT
Sangat Rendah Rendah
Tinggi Sangat Tinggi
122 Faktor lingkungan masyarakat terdiri dari karakteristik lingkungan
masyarakat di mana peserta didik tinggal dan masyarakat di sekitar sekolah, serta partisipasi masyarakat dalam mendukung pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari.
Menurut Mudjiman 2008:47-48, karakteristik lingkungan, termasuk karakteristik keluarga dan masyarakat, dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Selanjutnya di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan
meliputi peran dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Dalam hal ini termasuk peran serta atau partisipasi masyarakat dalam
mendukung proses pendidikan. Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 67,07
responden memberikan nilai faktor lingkungan masyarakat yang tinggi Lampiran 16. Demikian pula dengan rata-rata nilai faktor lingkungan masyarakat, yaitu
sebesar 30,45 termasuk dalam kriteria tinggi Lampiran 16. Hal tersebut menunjukkan responden cenderung berpendapat atau menilai bahwa karakteristik
lingkungan masyarakat di mana peserta didik tinggal dan masyarakat di sekitar sekolah, serta partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pendidikan, adalah
tinggi. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa basis perekonomian
masyarakat di Kabupaten Sumedang, termasuk di wilayah Tanjungsari, adalah sektor pertanian. Artinya, karakteristik lingkungan masyarakat di wilayah tersebut
adalah masyarakat pertanian. Keadaan demikian tentu akan mendukung proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Selain itu, peserta didik yang berada di
123 dalam lingkungan masyarakat pertanian akan memiliki motivasi yang lebih tinggi
untuk mengikuti proses pendidikan pertanian, karena mereka akan berkeyakinan bahwa kompetensi yang diperolehnya dari proses pendidikan akan sangat berguna
pada saat mereka berada di lingkungan masyarakatnya. Jordan dan Porath 2006:185-186 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik budaya
dan agama dengan komitmen pada pendidikan. Karakteristik budaya dan agama pada lingkungan masyarakat dalam hal ini ditentukan oleh karakteristik
lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan komitmen akan berkaitan dengan dukungan masyarakat pada proses pendidikan atau pembelajaran.
Proses pendidikan memerlukan dukungan lingkungan masyarakat, dalam hal penyediaan lingkungan belajar yang kondusif, dukungan, dan sumber belajar.
Senge et al. 2000:460 mengemukakan bahwa peserta didik memerlukan masyarakat sebagai tempat mereka belajar. Berkaitan dengan karakteristik
lingkungannya sebagai masyarakat pertanian, maka sangat dimungkinkan tingginya partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di SPP-SPMA
Tanjungsari, baik berupa partisipasi dalam menjaga kenyamanan lingkungan pendidikan, maupun dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan.
g. Data Keberhasilan Pengembangan SDM Pertanian di SPP-SPMA