56 pendidikan. Beberapa variabel penelitian dapat dikatakan hampir sama, yaitu
karakter peserta didik dan kualitas peserta didik. Aspek yang membedakan antara penelitian Tri Wuryanto dengan
penelitian yang dilakukan yaitu: - Penelitian yang dilakukan tidak untuk melihat hubungan interaktif antara input
dan proses pendidikan dengan ouputnya, tetapi lebih menekankan pada tujuan untuk melihat pengaruh input dan proses pendidikan terhadap ouputnya.
- Variabel penelitian tidak mencakup aspek peranan dan keragaan lembaga, tetapi meliputi komponen-komponen proses pendidikan yang ditentukan
berdasarkan teori pendidikan sebagai sistem.
B. Kerangka Berpikir
Permasalahan rendahnya kualitas SDM pertanian masih menjadi kendala utama dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu terus
ditingkatkan upaya pengembangan SDM pertanian, baik kuantitas maupun kualitasnya.
SPP-SPMA Tanjungsari memiliki peranan nyata dalam pengembangan SDM pertanian. Dalam rangka membantu mengatasi permasalahan kualitas SDM
pertanian yang rendah untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian secara umum, maka penting untuk mendukung keberhasilan pengembangan SDM
pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan pengembangan SDM pertanian dengan strategi pre-service training,
57 akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peserta didik, tenaga kependidikan,
kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA
Tanjungsari ditempuh dengan srategi pendidikan dalam arti sempit, yaitu pre- service training
, maka faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari.
Faktor peserta didik yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dapat diukur dari:
i Karakteristik sosial-ekonomi, dilihat dari pendapatan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua; ii Kemampuan dasar, dilihat dari pengalaman prestasi
sebelum mengikuti pendidikan; dan iii Motivasi diukur dari alasan dan minat mengikuti pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari.
Faktor tenaga kependidikan, dalam hal ini guru, diukur dari: i Kompetensi, dilihat dari keahlian dan penguasaan guru dalam hal materi
pelajaran yang diajarkan; ii Kemampuan mengajar, dilihat dari kejelasan dalam memberikan materi pelajaran, dan ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan
metode dan teknik mengajar; iii Kedisiplinan, dilihat dari kehadiran dan ketepatan waktu mengajar.
Faktor kurikulum dapat diukur dari: i Mata pelajaran, terutama menyangkut kesesuaian mata pelajaran dengan pengetahuan dan keterampilan di
bidang pertanian kesesuaiannya dengan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik; ii Proses belajar-mengajar, dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan
58 kegiatan belajar-mengajar; dan iii Sistem evaluasi yang diterapkan, terutama
berkaitan dengan pengaruhnya terhadap motivasi belajar peserta didik. Faktor sarana dan prasarana yang mempengaruhi keberhasilan
pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dapat diukur dari: i Ketersediaan sarana dan prasarana, dapat dilihat berdasarkan keadaan kualitas
dan kuantitas sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran teori dan praktik; dan ii Teknologi, terutama berkaitan dengan ketersediaan teknologi
komputer dan internet dalam mendukung proses pembelajaran. Faktor lingkungan keluarga diukur dari: i Karakteristik lingkungan
keluarga dalam mendukung proses pendidikan peserta didik; dan ii Partisipasi keluarga, dilihat berdasarkan partisipasi keluarga dalam membayar biaya
pendidikan, pertemuan sekolah, dan pengembangan motivasi belajar peserta didik. Pengaruh
faktor lingkungan
masyarakat terhadap
keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, dapat diukur dari:
i Karakteristik lingkungan masyarakat, yaitu karakteristik lingkungan masyarakat di mana peserta didik tinggal, dan karakteristik lingkungan
masyarakat di sekitar sekolah; dan ii Partisipasi masyarakat, meliputi partisipasi masyarakat di sekitar sekolah dalam menjaga kenyamanan lingkungan
pendidikan, dan masyarakat di luar sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan.
Selanjutnya, keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dapat diukur dari kualitas peserta didik yang meliputi aspek:
i Tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian peserta didik;
59 ii Kedisiplinan selama mengikuti proses pendidikan; dan iii Partisipasi dalam
organisasi kesiswaan. Faktor peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan
prasarana, lingkungan
keluarga, dan
lingkungan masyarakat
tersebut mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA
Tanjungsari, baik secara bersama-sama maupun mandiri. Kerangka berpikir penelitian dirumuskan secara skematis seperti terlihat pada Gambar 2.
60 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian.
Keberhasilan Pengembangan SDM
Pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari
•
Pengetahuan, keterampilan, sikap
dan kemandirian
•
Kedisiplinan
•
Partisipasi dalam organisasi kesiswaan
Peserta Didik
•
Karakteristik sosial- ekonomi
•
Kemampuan dasar
•
Motivasi
Tenaga Kependidikan
•
Kompetensi
•
Kemampuan mengajar
•
Kedisiplinan
Kurikulum
•
Mata pelajaran
•
Proses belajar- mengajar perencana-
an dan pelaksanaan
•
Evaluasi
Sarana dan Prasarana
•
Ketersediaan Sarpras
•
Teknologi
Lingkungan Keluarga
•
Karakteristik lingkungan keluarga
•
Partisipasi
Lingkungan Masyarakat
•
Karakteristik ling- kungan masyarakat
•
Partisipasi F
A K
T O
R
- F
A K
T O
R
Y A
N G
M E
M P
E N
G A
R U
H
I
61
C. Hipotesis