38
a. Peserta didik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Soedijarto 1997:87 mengemukakan bahwa salah satu komponen penentu keberhasilan proses pendidikan adalah peserta didik dengan latar belakang sosial
ekonomi kultural, kemampuan dasar kognitif, dan motivasinya. Wuryanto 2007:57-58 berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa faktor yang
mempengaruhi upaya menghasilkan SDM berkualitas melalui pendidikan nonformal salah satunya yaitu input yang berupa peserta didik dengan latar
belakang pendidikan, jumlah keluarga, pendapatan keluarga, motivasi, dan prestasi yang berbeda.
Berkaitan dengan itu, faktor peserta didik yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan, dapat diukur dari:
- Karakteristik sosial-ekonomi, dilihat dari pendapatan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua.
Peserta didik yang berasal dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan dan pendidikan yang lebih baik cenderung berperilaku lebih baik di sekolah
daripada peserta yang berasal dari keluarga yang keadaan sosial-ekonominya lebih rendah Good dan Brophy 1986, Ornstein 1991, dalam Crowl et al.,
1997:365. Jones dan Jones 2001:8 menyatakan bahwa faktor sosial mempengaruhi perilaku peserta didik. Pernyataan-pernyataan tersebut jelas
39 menunjukkan adanya pengaruh keadaan sosial-ekonomi, termasuk tingkat
pendidikan orang tua, terhadap perilaku peserta didik. Artinya, keadaan sosial- ekonomi akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mengikuti
proses pendidikan. Selanjutnya Jordan dan Porath 2006:185-186 mengemukakan bahwa
terdapat hubungan antara karakteristik ekonomi, budaya, agama, dan etnik dengan komitmennya pada pendidikan. Selain itu, Jordan dan Porath
2006:189 juga mengatakan bahwa pada umumnya terdapat suatu hubungan antara pendapatan yang rendah atau kemiskinan dengan pendidikan.
Kemiskinan pada anak berpengaruh pada interaksi sosial, perilaku, dan hasil akademisnya. Peserta didik dari keluarga ekonomi lemah menunjukkan
kemampuan sosial kurang baik dan menampilkan lebih banyak perilaku bermasalah. Pendapat-pendapat Jordan dan Porath tersebut juga telah
menyatakan adanya pengaruh faktor sosial-ekonomi terhadap perilaku peserta didik. Faktor sosial-ekonomi yang lebih baik akan menghasilkan peserta didik
yang berperilaku lebih baik pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakter sosial-ekonomi akan mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan.
- Kemampuan dasar, dilihat dari pengalaman prestasi sebelum mengikuti pendidikan.
Gagne et al. 1988:114 menyatakan bahwa karakteristik pembelajar yang mempengaruhi kemampuannya dalam menerima pelajaran meliputi:
kapabilitas intelektual, kemampuan kognitif, kemampuan verbal, sikap, kemampuan motorik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar,
40 di antaranya kemampuan pengetahuan dan intelektual, akan mempengaruhi
kemampuan peserta dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pada akhirnya tentu akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pendidikan. - Motivasi diukur dari alasan dan minat mengikuti pendidikan.
Motivasi adalah sebuah konsep yang menjelaskan mengapa orang bertindak seperti apa yang mereka lakukan Weiner, 1980, dalam Wlodkowski, 1991:1.
Lahey 1995, mengatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi internal yang mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan kita Crowl et al., 1997:231.
Motivasi meliputi konsep-konsep seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, insentif reward and punishment, kebiasaan,
diskrepansi, dan kecurigaan Good dan Brophy, 1990:360. Susan Harter 1981 membagi motivasi belajar ke dalam dua dimensi, yaitu motivasional
dan informasional kognitif. Dimensi motivasional meliputi tantangan, ketertarikan, dan penguasaan. Dimensi informasional kognitif difokuskan pada
apakah peserta didik tahu tentang sekolah dan dasar alasan kenapa mereka mengambil keputusan untuk bersekolah di sekolahnya Jordan dan Porath,
2006:255. Menurut Wlodkowski 1991:4, motivasi penting karena merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran, dalam
hal ini motivasi memediasi pembelajaran dan tahapan pembelajaran sehingga berlangsung dengan baik. Berkaitan dengan itu, motivasi peserta didik,
termasuk alasan ikut pendidikan sebagaimana dikemukakan Susan Harter di
41 atas, akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran atau pendidikan
peserta didik.
b. Tenaga Kependidikan Guru