Pengaruh Faktor Sarana dan Prasarana terhadap Keberhasilan

167 menunjukkan kurikulum yang diterapkan saat ini secara nyata telah mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Pengembangan kurikulum dalam rangka peningkatan faktor kurikulum, perlu direncanakan dan dirumuskan secara tepat dan efektif, di antaranya penting untuk mempertimbangkan beberapa strategi. Pertama, perlu pengembangan kurikulum ke arah pemenuhan kebutuhan lokal. Artinya, kurikulum harus dirancang untuk penguasaan kompetensi yang dibutuhkan daerah. Kedua, perlu pengembangan kurikulum ke arah pemenuhan kebutuhan perkembangan masyarakat dan sektor pertanian. Sebagai contoh, perubahan masyarakat yang semakin menuntut pemanfaatan biofuel memberikan peluang bagi sektor pertanian untuk mengembangkan teknologi bahan bakar nabati. Dalam hal ini, kurikulum harus mampu memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat dan sektor pertanian tersebut. Berkaitan dengan Uji Kompetensi, perlu adanya kerjasama dengan seluruh stakeholders , guna menganalisis kebutuhan kompetensi dan standar yang harus dipenuhi, sehingga Sertifikat Kompetensi yang diperoleh peserta didik mendapat pengakuan stakeholders secara lebih luas lagi.

d. Pengaruh Faktor Sarana dan Prasarana terhadap Keberhasilan

Pengembangan SDM Pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari Suhartono 2008:111-114 mengemukakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan berfungsi untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses transformasi edukatif. Proses transformasi edukatif merupakan perubahan 168 perilaku peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses ini berbentuk: - Pengajaran, yaitu proses perubahan perilaku yang terutama tertuju pada pengembangan kemampuan intelektual dan penggunaannya dalam kehidupan. - Bimbingan, yaitu proses perubahan perilaku terutama tertuju pada pengembangan kemampuan pribadi yang mampu memecahkan sendiri persoalan belajar dan sosial yang dihadapi. - Latihan, yaitu proses perubahan perilaku yang terutama tertuju pada pengembangan kinerja intelektual, emosional, dan psikomotorik. Berdasarkan fungsi dari sarana dan prasarana yaitu untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses transformasi edukatif tersebut, maka sarana dan prasarana pada dasarnya dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi proses pendidikan atau pembelajaran. Selanjutnya, Karsidi 2007:75-77 mengatakan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran akan dipengaruhi oleh unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya proses pembelajaran tersebut, salah satunya yaitu sarana. Dalam hal ini tentu termasuk prasarananya. Pernyataan-pernyataan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor sarana dan prasarana secara parsial mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, yang dinyatakan dengan model regresi linear berganda = - 8,68 + 0,181 X 1 + 0,310 X 2 + 0,196 X 3 + 0,129 X 4 + 0,257 X 5 + 0,216 X 6 . Dari model tersebut, dapat diketahui bahwa setiap penambahan satu nilai faktor sarana dan prasarana sedangkan faktor-faktor lainnya dikendalikan, akan memberikan penambahan 169 nilai keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari sebesar 0,129. Analisis koefisien determinasi parsial memberikan nilai R 2 parsial faktor sarana dan prasarana sebesar 0,178 Tabel 18. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa derajat pengaruh faktor sarana dan prasarana terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari adalah sebesar 17,8. Faktor sarana dan prasarana pada penelitian ini diindikasikan dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran teori dan praktik, serta teknologi dalam mendukung proses pembelajaran. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor sarana dan prasarana mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dapat dijelaskan sebagai berikut: - SPP-SPMA Tanjungsari telah memiliki sarana dan prasarana yang mampu mendukung proses pembelajaran praktik. Ini dibuktikan dengan ketersediaan lahan seluas 15,389 hektar, dengan peruntukkan terutama sebagai sawah, kolam, kebun praktik, kebun koleksi, kebun induk, dan kebun unit produksi. Selain itu, terdapat pula ruang pelatihan, rumah kaca, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang pasca panen, bengkel latih, gudang hasilbenih, dan kandang ternak. Kemudian tersedia juga alat pertanian, alat bengkel, alat klimatologi, dan alat pendukung kegiatan praktik lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang mampu mendukung proses pembelajaran praktik tersebut, secara nyata telah mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajarannya. 170 Hal ini dibuktikan dengan hasil temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa peserta didik cenderung memberikan nilai hasil belajar yang lebih baik pada komponen nilai praktik daripada teori. - Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran teori dan juga teknologi komputer dan internet, dari temuan di lapangan dapat diketahui bahwa keadaannya dapat dikatakan masih belum baik, sehingga telah mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran peserta didik. Hal tersebut dibuktikan dengan komponen nilai teori peserta didik yang relatif masih belum memuaskan. Selain itu, hasil penelitian juga telah membuktikan bahwa derajat pengaruh faktor sarana dan prasarana terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari sebesar 17,8 menunjukkan nilai derajat pengaruh yang paling rendah dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya Tabel 18. Berikut ini beberapa gambaran keadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran teori serta teknologi komputer dan internet yang belum memadai tersebut, beserta pengaruhnya terhadap proses belajar peserta didik: • Keadaan ruang kelas khususnya untuk tingkat III belum memadai, seperti kurang pencahayaan dan ventilasi udara, serta kebersihan yang belum secara berkelanjutan terpelihara dengan baik. Djamarah 2005:46 mengemukakan bahwa lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan peserta didik malas belajar. Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya keadaan lingkungan belajar, 171 termasuk kelas, yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pada saat lingkungan belajar tidak memadai, maka pengaruhnya terhadap keberhasilan proses pembelajaran pun menjadi tidak optimal. • Belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran di kelas, seperti Over Head Projector atau LCD Projector, dan penerapan teknologi komputer dan internet. Pada dasarnya pemilihan dan penggunaan media pembelajaran memang harus disesuaikan di antaranya dengan keadaan peserta didik, keterampilan gurupelatih, budaya organisasi, fasilitas yang tersedia, dan prinsip-prinsip pembelajaran Davies, 2005:124. Artinya, penggunaan media pembelajaran yang modern mungkin tidak tepat diterapkan pada suatu proses pembelajaran. Namun demikian, perlu dipertimbangkan juga bahwa penggunaan media pembelajaran, termasuk teknologi, akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, sebagaimana dikemukakan Dick dan Reiser 1989:89, penggunaan media pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik dan pada akhirnya memotivasi mereka. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan faktor sarana dan prasarana terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, mengindikasikan bahwa pencapaian keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari secara lebih baik dapat diwujudkan melalui peningkatan faktor sarana dan prasarana, dengan tetap pada pemahaman bahwa usaha-usaha dilakukan secara sinergis bersama faktor-faktor lainnya. 172 Fakta bahwa pengaruh faktor sarana dan prasarana terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari adalah yang terendah dibandingkan faktor-faktor lainnya ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,129 dan koefisien determinasi sebesar 17,8, menuntut peningkatan faktor sarana dan prasarana secara optimal. Berkaitan dengan itu, perlu ditempuh beberapa strategi. Pertama, pengoptimalan pemanfaatan sarana dan prasarana oleh seluruh komponen di SPP-SPMA Tanjungsari, terutama guru, sehingga mampu mendukung keberhasilan proses pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Kedua, peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran teori dan praktik. Dalam hal ini penting untuk senantiasa memahami bahwa pelaksanaan pembelajaran teori dan praktik harus sama berkualitasnya. Walaupun bobot proses pembelajaran lebih besar pada pembelajaran praktik, namun kedua komponen pembelajaran teori dan praktik harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Berkaitan dengan itu, perlu peningkatan media pembelajaran ke arah pengembangan motivasi belajar peserta didik, dan pengoptimalan penerapan teknologi komputer dan internet. Strategi pengoptimalan penerapan teknologi komputer dan internet dalam proses pembelajaran penting karena perkembangan masyarakat, termasuk sektor pertanian, telah menuntut penerapan teknologi tersebut. Selain itu, strategi ini juga penting untuk meningkatkan keberdayaan peserta didik pada saat lulus nantinya, yaitu berupa penguasaan teknologi dan peningkatan kemampuan mengakses informasi. 173 Strategi ketiga, perlu pengembangan sarana dan prasarana ke arah pemenuhan standar terbaik bukan sekedar pada pemenuhan standar minimal bagi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bidang pertanian yang berkualitas. Strategi ini penting, karena SDM guru yang berkualitas tidak dapat berfungsi optimal tanpa ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas pula.

e. Pengaruh Faktor Lingkungan Keluarga terhadap Keberhasilan