177 dilakukan melalui peningkatan faktor lingkungan keluarga, yang disinergiskan
dengan peningkatan faktor-faktor lainnya. Peningkatan faktor lingkungan keluarga perlu meliputi beberapa strategi.
Pertama, peningkatan kualitas lulusan. Strategi ini penting untuk meningkatkan penilaian positif lingkungan keluarga terhadap SPP-SPMA Tanjungsari. Adanya
penilaian yang positif dapat meningkatkan dukungan lingkungan keluarga terhadap proses pendidikan, walaupun karakteristik lingkungan keluarga tidak
berkaitan dengan karakteristik lingkungan pertanian. Kedua, peningkatan partisipasi keluarga, terutama kesempatan berpartisipasi. Usaha-usaha ini penting
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan peserta didik. Bentuk nyata dari strategi ini di antaranya yaitu pelibatan keluarga peserta didik secara lebih luas
lagi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran. Sebagai contoh, mungkin perlu dilakukan kegiatan analisis kebutuhan belajar dan praktik
peserta didik yang menyertakan keluarga peserta didik, karena pada kenyataannya, selain guru, keluarga adalah pihak yang juga sangat memahami
karakteristik peserta didik. Contoh lain, adalah evaluasi peserta didik yang melibatkan keluarga. Akan lebih komprehensif hasil evaluasi belajar peserta didik
sekiranya mencakup komponen penilaian perilaku peserta didik di lingkungan keluarga.
f. Pengaruh Faktor Lingkungan Masyarakat terhadap Keberhasilan
Pengembangan SDM Pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari
Sekolah atau penyelenggara pendidikan dan pelatihan lainnya sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu
178 masyarakat Mulyasa, 2005:50. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan
yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain:
- Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.
- Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
- Menggairahkan masyarakat untuk menjamin hubungan dengan sekolah.
Penjelasan tersebut
menggambarkan bahwa
masyarakat akan
mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan proses pendidikan atau pembelajaran. Sebagai bagian dari masyarakat, keberhasilan pengembangan SDM
pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari tidak dapat terlepas dari dukungan lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, keberhasilan pengembangan SDM
pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan masyarakatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan masyarakat secara parsial mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA
Tanjungsari, yang dinyatakan dengan model regresi linear berganda
= - 8,68 + 0,181 X
1
+ 0,310 X
2
+ 0,196 X
3
+ 0,129 X
4
+ 0,257 X
5
+ 0,216 X
6
. Dari model regresi linear berganda tersebut, dapat diketahui bahwa setiap penambahan satu nilai
faktor lingkungan masyarakat sedangkan faktor-faktor lainnya dikendalikan, akan memberikan penambahan nilai keberhasilan pengembangan SDM pertanian di
SPP-SPMA Tanjungsari sebesar 0,216. Derajat pengaruh faktor lingkungan masyarakat secara parsial terhadap
keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari
179 ditunjukkan oleh nilai R
2
parsial faktor lingkungan masyarakat sebesar 31,9 Tabel 18.
Pada penelitian ini, faktor lingkungan diindikasikan dengan karakteristik lingkungan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam mendukung proses
pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Berpengaruhnya faktor lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA
Tanjungsari menunjukkan bahwa karakteristik lingkungan masyarakat dan partisipasi masyarakat telah mendukung keberhasilan proses pendidikan di SPP-
SPMA Tanjungsari. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: -
Masyarakat di mana SPP-SPMA Tanjungsari berada adalah masyarakat pertanian, sehingga karakteristik lingkungan masyarakatnya pun adalah
karakteristik lingkungan masyarakat pertanian. Demikian pula dengan masyarakat di mana peserta didik tinggal, sangat erat dengan karakteristik
lingkungan masyarakat pertanian. Keadaan demikian tentu telah mendukung proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Selain itu, peserta didik yang
berada di dalam lingkungan masyarakat pertanian akan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mengikuti proses pendidikan pertanian, karena mereka
akan berkeyakinan bahwa kompetensi yang diperolehnya dari proses pendidikan akan sangat berguna pada saat mereka berada di lingkungan
masyarakatnya. Mudjiman 2008:47-48 mengemukakan bahwa karakteristik lingkungan, termasuk karakteristik keluarga dan masyarakat, dapat
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Pada saat karakteristik lingkungan masyarakat mendukung proses pendidikan, maka motivasi belajar
180 peserta didik dapat berkembang, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi
keberhasilan proses pendidikannya. -
Partisipasi masyarakat dalam meciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis, dan partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pendidikan
khususnya pelaksanaan praktik di lapangan, berdasarkan temuan di lapangan diketahui relatif tinggi. Hal ini terlihat di antaranya dari suasana lingkungan
sekitar yang harmonis dan terlaksananya kegiatan-kegiatan pembelajaran di lapangan secara lancar serta mendapat dukungan dari masyarakat. Partisipasi
masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif telah mempengaruhi keberhasilan pendidikan peserta didik di SPP-SPMA
Tanjungsari. Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif tentu akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik, sehingga pada akhirnya
mempengaruhi keberhasilan proses pendidikannya. Jordan dan Porath 2006:208 mengatakan bahwa lingkungan sekolah dan kelas yang baik
meningkatkan prestasi dan rasa memiliki. Lingkungan sekolah yang baik dalam hal ini hanya dapat diwujudkan jika masyarakat turut berpartisipasi
untuk memelihara keamanan, ketertiban, dan kenyamanan lingkungan sekolah. Selanjutnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembelajaran
terutama praktik di lapangan, dalam hal ini penyediaan tempatsumber belajar, juga telah mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan peserta didik di
SPP-SPMA Tanjungsari. Senge et al. 2000:460 mengemukakan bahwa peserta didik memerlukan masyarakat sebagai tempat mereka belajar.
Kemudian Tirtarahardja dan La Sula 2000:179 juga menyatakan bahwa
181 kaitan antara masyarakat dan pendidikan yaitu dalam masyarakat tersedia
berbagai sumber belajar baik yang dirancang by design maupun yang dimanfaatkan utility. Pada saat masyarakat turut berpartisipasi dalam
penyediaan sumber belajar, khususnya untuk kegiatan praktik di lapangan, maka pembelajaran di lapangan akan dapat terlaksana secara lebih baik dan
berkualitas, dan pada akhirnya mampu mendukung keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM
pertanian di
SPP-SPMA Tanjungsari,
mengindikasikan bahwa
untuk mengoptimalkan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA
Tanjungsari, perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan faktor masyarakat, yang disinergiskan dengan peningkatan faktor-faktor lainnya. Peningkatan faktor
lingkungan masyarakat harus diarahkan pada penguatan hubungan sinergis antara SPP-SPMA Tanjungsari dengan masyarakat, yang dapat dicapai melalui beberapa
strategi. Pertama, penguatan kerjasama, dalam arti perlu peningkatan kuantitas dan
kualitas kerjasama dengan berbagai stakeholders. Pada saat SPP-SPMA Tanjungsari mampu membangun networking yang luas dan kuat, dukungan
terhadap proses pendidikan akan semakin besar, dan lulusan pun akan semakin mudah terserap lapangan pekerjaan.
Kedua, pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal. Strategi ini penting karena berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. SPP-SPMA
182 Tanjungsari harus melakukan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan lokal, dalam
upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat lokal. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa karakteristik masyarakat di wilayah Sumedang dan
Tanjungsari adalah masyarakat pertanian, maka sudah tentu SPP-SPMA Tanjungsari mempunyai tanggung jawab dan peranan strategis dalam
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satu upaya konkrit adalah melalui pemenuhan kompetensi yang menjadi kebutuhan
masyarakat lokal. Ketiga, peningkatan partisipasi. Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif
yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya, yaitu: i adanya kemauan; ii
adanya kemampuan; dan iii adanya kesempatan untuk berpartisipasi Slamet, dalam Karsidi, 2007:221. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari
yang bersangkutan warga atau kelompok masyarakat, sedangkan kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan. Partisipasi
masyarakat dalam pengembangan pendidikan, perlu ditumbuhkan adanya kemauan dan kemampuan keluargawarga atau kelompok masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan. Sebaliknya, juga pihak penyelenggara negara atau pemerintahan perlu memberikan ruang dan atau
kesempatan dalam hal lingkup apa, seluas mana, melalui cara bagaimana, seintensif mana, dan dengan mekanisme bagaimana partisipasi masyarakat itu
dapat dilakukan Karsidi, 2007:222. Dengan demikian, strategi peningkatan partisipasi masyarakat harus dilaksanakan dua arah, yaitu pada SPP-SPMA
183 Tanjungsari dan masyarakatnya. SPP-SPMA Tanjungsari harus membuka ruang
partisipasi masyarakat yang lebih luas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, hingga pemanfaatan hasil proses pendidikan. Peningkatan
kemauan dan kemampuan masyarakat dapat ditempuh dengan memberikan stimulan, misalkan melalui lulusan yang terjamin kualitasnya.
2. Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Keberhasilan Pengembangan