33 - Seseorang tidak diizinkan komunitas masyarakat, perusahaan, dan lain-lain
untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan yang diberikan kecuali telah mengikuti pelatihan yang sesuai.
Pre-service training dapat dikatakan sebagai proses pendidikan atau
pembelajaran untuk menyiapkan SDM agar mampu melaksanakan suatu pekerjaan. Berkaitan dengan pengembangan SDM pertanian, pre-service training
perlu dilaksanakan bagi calon-calon SDM pertanian, terutama yang memerlukan keterampilan khusus seperti penyuluh pertanian atau pengendali organisme
pengganggu tanaman, sehingga pre-service training dalam hal ini dapat berperan dalam pengembangan SDM pertanian.
6. Keberhasilan Pengembangan SDM Pertanian Melalui Strategi Pre-
Service Training
Pendidikan menempati kedudukan strategis dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia Soedijarto, 1997:81. Hal ini dapat bermakna
bahwa tujuan dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan SDM pertanian
melalui strategi pendidikan, termasuk pre-service training, dapat diindikasikan oleh kualitas dari SDM pertanian yang mengikuti pendidikan.
Muhadjir 1988 dalam Suryono 2008 mendeskripsikan pengembangan SDM sebagai peningkatan kualitas fisik dan mental. Selanjutnya Soedijarto
1997:83-84 mengemukakan bahwa karakteristik dari suatu hasil pendidikan yang bermutu yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
34 sehat jasmani dan rohaninya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Rumusan karakteristik tersebut memperjelas makna kepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan, memiliki pengetahuan dan keterampilan dengan tekanan seperti profesional, etos kerja, disiplin dan kreatif.
Wuryanto 2007:57-58 mengemukakan bahwa kualitas SDM peserta didik yang dihasilkan oleh pendidikan nonformal diukur dari tingkat pengetahuan,
sikapmental, keterampilan, kemandirian, dan kedisiplinan peserta didik. Berdasarkan beberapa karakteristik hasil proses pendidikan seperti
dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan SDM pertanian melalui strategi pendidikan dalam arti sempit, yaitu pre-service
training , dapat diukur dari kualitas peserta didik yang meliputi aspek:
- Tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemandirian peserta didik. Indikator ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik, karena hasil belajar
peserta didik menunjukkan hasil pencapaian peserta didik dalam hal pemahaman dan penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan juga
kemandirian yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. - Kedisiplinan selama mengikuti proses pendidikan. Kedisiplinan yang tinggi
menunjukkan motivasi belajar yang tinggi, sikap yang bertanggung jawab, dan sudah tentu mengindikasikan peserta didik berhasil dalam pembelajaran budi
pekerti.
35 - Partisipasi dalam organisasi kesiswaan. Indikator ini juga menunjukkan
kualitas peserta didik karena berkaitan dengan potensi peserta didik dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengembangan SDM