Pengaruh Faktor Peserta Didik terhadap Keberhasilan Pengembangan

147 perlunya usaha-usaha peningkatan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, dilakukan secara seimbang, menyeluruh holistik dan sinergis, serta berkelanjutan. Usaha yang seimbang, menyeluruh dan sinergis bermakna bahwa strategi pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari tidak bisa hanya dilakukan melalui rekayasa satu atau sebagian komponenfaktor saja dan mengabaikan sebagian komponenfaktor lainnya, melainkan harus menyentuh keseluruhan dan dilaksanakan secara bersama-sama, sehingga setiap komponenfaktor dapat berfungsi optimal dan mampu saling mendukung untuk tercapainya tujuan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Sedangkan usaha yang berkelanjutan mengarah pada upaya pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari harus berlangsung di setiap waktu, secara terus-menerus dan dinamis.

a. Pengaruh Faktor Peserta Didik terhadap Keberhasilan Pengembangan

SDM Pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari Soedijarto 1997:87 mengemukakan bahwa salah satu komponen penentu keberhasilan proses pendidikan adalah peserta didik dengan latar belakang sosial ekonomi kultural, kemampuan dasar kognitif, dan motivasinya. Pernyataan tersebut dapat berarti bahwa peserta didik memiliki pengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pendidikan atau pembelajaran. Sehubungan dengan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari dilaksanakan dengan strategi pendidikan yang diasumsikan sebagai pre-service training, maka dapat dikatakan bahwa peserta didik dengan latar belakang sosial-ekonomi, kemampuan dasar, dan motivasinya, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan 148 pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan faktor peserta didik terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari. Pengaruh faktor peserta didik terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, bila faktor tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat dikendalikan, atau dengan kata lain pengaruh faktor peserta didik secara parsial terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, dapat dilihat pada model regresi linear berganda yang diperoleh dari hasil analisis data penelitian, yaitu = - 8,68 + 0,181 X 1 + 0,310 X 2 + 0,196 X 3 + 0,129 X 4 + 0,257 X 5 + 0,216 X 6 . Berdasarkan model tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh faktor peserta didik terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari bersifat positif, yaitu setiap penambahan satu nilai faktor peserta didik sedangkan faktor-faktor lainnya dikendalikan, diperkirakan akan memberikan penambahan nilai keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari sebesar 0,181. Derajat pengaruh faktor peserta didik secara parsial terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R 2 parsial faktor peserta didik sebesar 26,5 Tabel 18. Pada penelitian ini, faktor peserta didik diindikasikan dengan karakteristik sosial-ekonomi, kemampuan dasar, dan motivasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa indikator-indikator dari faktor peserta didik tersebut telah 149 memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Hasil penelitian yang menunjukkan karakteristik sosial-ekonomi peserta didik mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, sesuai dengan pendapat beberapa ahli, di antaranya yaitu Jones dan Jones 2001:8 yang mengemukakan bahwa faktor sosial mempengaruhi perilaku peserta didik, dan juga Good dan Brophy 1986 serta Ornstein 1991, dalam Crowl et al. 1997:365 yang mengatakan bahwa peserta didik yang berasal dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan dan pendidikan yang lebih baik cenderung berperilaku lebih baik di sekolah, daripada peserta didik yang berasal dari keluarga yang keadaan sosial ekonominya lebih rendah. Pendapat-pendapat tersebut menyatakan adanya pengaruh positif keadaan sosial-ekonomi terhadap perilaku peserta didik, dan perilaku peserta didik merupakan salah satu indikator utama yang menunjukkan tingkat keberhasilan suatu proses pendidikan. Pendapat senada juga dikemukakan Jordan dan Porath 2006:189, yaitu bahwa pada umumnya terdapat suatu hubungan antara pendapatan yang rendah atau kemiskinan dengan pendidikan. Kemiskinan pada anak berpengaruh pada interaksi sosial, perilaku, dan hasil akademisnya. Peserta didik dari keluarga ekonomi lemah menunjukkan kemampuan sosial kurang baik dan menampilkan lebih banyak perilaku bermasalah. Adanya pengaruh karakteristik sosial-ekonomi peserta didik terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, menunjukkan bahwa karakteristik sosial-ekonomi peserta didik telah mampu 150 mendukung proses pendidikan peserta didik, sehingga pada akhirnya dapat mendukung keberhasilan proses pendidikan peserta didik. Terdapat temuan yang menarik di lapangan Lampiran 10, yaitu diketahui bahwa ternyata keadaan sosial-ekonomi peserta didik dapat dikatakan termasuk kriteria menengah ke bawah sebagai gambaran diketahui rata-rata pendapatannya berada pada kisaran Rp.9.849,-oranghari, namun pada kenyataannya, sebagaimana juga telah dibuktikan dengan hasil penelitian, keadaan sosial- ekonomi peserta didik tetap mampu mendukung keberhasilan proses pendidikan peserta didik. Keadaan tersebut dapat dijelaskan bahwa SPP-SPMA Tanjungsari telah menerapkan program pendidikan murah, yang dibuktikan dengan biaya pendidikan SPP sebesar Rp. 10.000,- per bulan; fasilitasi alat-alat praktik oleh sekolah; dan program beasiswa bagi 70 peserta didik per tahun. Berkaitan dengan itu, keadaan sosial-ekonomi yang tidak terlalu tinggi, tidak menjadi penghambat proses pendidikan peserta didik. Artinya, meskipun keadaan sosial-ekonomi peserta didik dapat dikatakan termasuk dalam kriteria menengah ke bawah, namun cenderung tetap dapat mendukung keefektifan proses pendidikannya di SPP- SPMA Tanjungsari. Teori yang menyatakan bahwa keadaan sosial-ekonomi yang lemah memberikan perilaku peserta didik yang kurang baik, di antaranya dapat berarti dengan keadaan sosial-ekonomi yang lemah, peserta didik akan mengalami permasalahan berupa kesulitan dalam pembiayaan pendidikan, sehingga pada akhirnya mengganggu keefektifan proses pembelajarannya. Misalkan, karena tidak mampu membayar biaya pendidikan, peserta didik menjadi sering tidak 151 masuk sekolah karena malu atau mendapat sanksi dari sekolah, dan pada akhirnya memperlihatkan perilaku yang kurang baik. Keadaan seperti ini tidak terjadi di SPP-SPMA Tanjungsari, karena sebagaimana telah dikemukakan, SPP-SPMA Tanjungsari telah mampu mengantisipasi permasalahan ketidakefektifan proses pembelajaran peserta didik yang disebabkan oleh hambatan keadaan sosial- ekonominya yang kurang memadai. Berkaitan dengan kemampuan dasar peserta didik yang berdasarkan hasil penelitian telah mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, dapat dijelaskan bahwa kemampuan dasar akan menentukan kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, termasuk kemampuannya dalam menerima pembelajaran. Pada saat peserta didik memiliki kemampuan menerima pembelajaran yang baik, tentu akan memberikan hasil pembelajaran yang baik pula. Kemampuan peserta didik dalam hal ini dapat meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gagne et al. 1988:114 mengemukakan bahwa karakteristik pembelajar yang mempengaruhi kemampuannya menerima pelajaran adalah kapabilitas intelektual, kemampuan kognitif, kemampuan verbal, sikap, dan kemampuan motorik. Peserta didik sebelum diterima di SPP-SPMA Tanjungsari terlebih dahulu harus lulus dalam ujian tertulis dan wawancara. Ujian tertulis dan wawancara tersebut dilaksanakan untuk menilai apakah peserta didik memiliki kemampuan dasar standar untuk dapat belajar di SPP-SPMA Tanjungsari. Sehubungan dengan itu, peserta didik yang telah memenuhi persyaratan lulus ujian tertulis dan wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa pada saat mereka memulai pendidikan, mereka telah 152 memiliki kemampuan dasar yang dapat mendukung proses pendidikannya di SPP- SPMA Tanjungsari. Selain itu, kemampuan dasar yang dalam penelitian ini diukur dari pengalaman prestasi peserta didik sebelum mengikuti pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari, berkaitan dengan pengalaman pembelajaran peserta didik pada saat berada di tingkat SLTP. Greener 2008:251 mengatakan bahwa motivasi belajar akan selalu dipengaruhi oleh pengalaman belajar peserta didik di masa lalu dan keadaan pribadi saat ini. Data faktor peserta didik memperlihatkan bahwa rata-rata peserta didik memiliki nilai pengalaman prestasi yang baik selama di tingkat SLTP. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peserta didik memiliki pengalaman belajar yang baik pada masa itu, sehingga pada akhirnya dapat mendukung motivasi belajarnya ketika mengikuti pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Motivasi belajar yang tinggi dalam hal ini sudah tentu dapat menunjang keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikannya. Faktor peserta didik yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari juga berkaitan dengan motivasi peserta didik. Motivasi penting karena merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran, dalam hal ini motivasi memediasi pembelajaran dan tahapan pembelajaran sehingga berlangsung dengan baik Wlodkowski, 1991:4. Brewster dan Fager 2000, dalam Jensen dan Burr 2006:6-7 mengemukakan bahwa peserta didik yang memiliki motivasi instrinsik diketahui lebih memungkinkan untuk berhasil. Selanjutnya menurut Mudjiman 2008:38, faktor pendorong motivasi intrinsik yang utama adalah emosi, rasa 153 senang, dan minat. Hasil penelitian yang menunjukkan motivasi peserta didik telah mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, dapat dijelaskan oleh karena adanya motivasi intrinsik peserta didik yang tinggi untuk mengikuti proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. Dari temuan di lapangan dapat diketahui bahwa rata-rata motif peserta didik mengikuti pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari adalah atas dasar keinginan sendiri dan ketertarikan atau minatnya pada pendidikan pertanian. Hal tersebut dimungkinkan karena sebagian besar peserta didik berasal dari lingkungan masyarakat pertanian, sehingga mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mengikuti pendidikan bidang pertanian. Faktor peserta didik yang berpengaruh positif terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, mengindikasikan pentingnya upaya peningkatan faktor peserta didik dalam rangka mewujudkan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari secara lebih baik. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, perlu untuk dipahami bahwa upaya yang dilakukan harus seimbang, menyeluruh, dan sinergis, dalam arti rekayasa faktor peserta didik dalam hal ini harus dilakukan secara sinergis bersama-sama dengan rekayasa faktor-faktor lainnya. Peningkatan faktor peserta didik perlu ditempuh melalui peningkatan faktor karakteristik sosial-ekonomi, kemampuan dasar, dan motivasi peserta didik. Peningkatan faktor karakteristik sosial-ekonomi peserta didik dapat dikaitkan dengan adanya peranan SPP-SPMA Tanjungsari dalam mengantisipasi permasalahan ketidakefektifan proses pembelajaran akibat keadaan sosial- 154 ekonomi yang kurang memadai, yaitu berupa penerapan program pendidikan murah. Berkaitan dengan itu, upaya peningkatan faktor peserta didik khususnya untuk karakteristik sosial-ekonomi dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Pertama, perlu mempertahankan pendidikan yang murah dan berkualitas. Pendidikan yang murah dapat terwujud hanya jika memperoleh dukungan berbagai stakeholders, terutama Yayasan Darmaloka dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pengelola dan pensubsidi SPP-SPMA Tanjungsari. Dalam hal ini perlu dipertahankan biaya pendidikan pada level yang tidak memberatkan peserta didik. Sedangkan pendidikan yang berkualitas dicapai dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen atau faktor dalam pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Kedua, perlu juga ditingkatkan program beasiswa bagi peserta didik, yang ditujukan selain untuk membantu peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi, juga untuk memacu prestasi peserta didik di SPP-SPMA Tanjungsari. Peningkatan faktor kemampuan dasar dapat dilakukan dengan strategi seleksi penerimaan peserta didik, yaitu persyaratan seleksi terutama berkaitan dengan kemampuan dasar kognitif, afektif, dan psikomotorik perlu benar-benar mempertimbangkan standar kemampuan yang harus dipenuhi oleh peserta didik agar dapat mengikuti proses pendidikan dengan baik. Ini berarti bahwa penerimaan peserta didik tidak didasarkan pada pencapaian target jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, tetapi lebih pada pertimbangan berdasarkan pemenuhan syarat kualitas kemampuan dasarnya yang dapat mendukung pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari. 155 Sedangkan peningkatan faktor motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas penyelenggaraan dan lulusan SPP-SPMA Tanjungsari, atau secara sederhana dapat dikatakan dengan senantiasa meningkatkan citra SPP-SPMA Tanjungsari. Ini juga dapat dicapai jika keseluruhan komponen atau faktor dalam pengembangan SDM pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari ditingkatkan kinerjanya secara seimbang, menyeluruh dan sinergis, serta berkelanjutan.

b. Pengaruh Faktor Tenaga Kependidikan terhadap Keberhasilan