23
3. Pendidikan sebagai Proses Pemberdayaan
a. Pengertian Pendidikan
Berakar dari bahasa Latin ’educare’, pendidikan dapat diartikan sebagai pembimbingan secara berkelanjutan to lead forth. Suhartono 2008:43-50
mengartikan pendidikan dari sudut pandang yang luas dan sempit. Menurut sudut pandang yang luas, pendidikan adalah segala jenis
pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu.
Keadaan seperti itu berlangsung di dalam segala jenis dan bentuk lingkungan sosial sepanjang kehidupan. Selanjutnya, setiap jenis dan bentuk lingkungan itu
mempengaruhi pertumbuhan individu dalam hal potensi-potensi fisik, spiritual, individual, sosial, dan religius, sehingga menjadi manusia seutuhnya, manusia
yang menyatu dengan jenis dan sifat khusus lingkungan setempat. Menurut pendekatan dari sudut sempit, pendidikan merupakan seluruh
kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga pendidikan sekolah. Pendidikan diartikan sebagai sistem persekolahan.
Dalam hal ini, pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh institusi persekolahan school education
untuk membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh kesadaran tentang eksistensi
dan kemampuan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan yang muncul. Berdasarkan arti pendidikan, baik menurut sudut pandang yang luas
maupun sempit tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan simultan di seluruh aspek kehidupan manusia, yang berlangsung di
24 segala lingkungan di mana ia berada, di segala waktu, dan merupakan hak dan
kewajiban bagi siapa pun, serta terlepas dari diskriminasi apa pun. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sa’ud dan Makmun 2006:6-8 mengemukakan bahwa pendidikan
merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya. Pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia. Menurut Suryono 2008:16-17, pendidikan dikatakan
sebagai proses sadar pengembangan kecakapan manusia. Dalam pengertian ini pendidikan berfungsi untuk mengembangkan semua potensi manusia yang
dimilikinya secara individual. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia guna meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya yaitu jasmani dan rohani. Pendidikan dapat berarti juga lembaga yang bertanggung jawab
menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan Sudargono, 2003:15. Selanjutnya van den Ban dan Hawkins 1999:340
mengatakan bahwa pendidikan biasanya merupakan suatu proses belajar di dalam struktur lembaga sosial yang formal, yang khusus diusahakan untuk tujuan ini,
25 misalnya sekolah. Ada definisi yang lebih luas dan mencakup pendidikan non
formal atau proses belajar di luar struktur kelembagaan tersebut misalnya dari program radio.
Pendidikan dapat dinyatakan sebagai suatu sistem dengan komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi, minimal sebagai berikut Sa’ud dan
Makmun, 2006:6-8: - Individu peserta didik yang memiliki potensi dan kemauan untuk berkembang
dan dikembangkan semaksimal mungkin. - Individu peserta didik yang mewakili unsur upaya sengaja, terencana, efektif,
efisien, produktif, dan kreatif. - Hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dapat dinyatakan sebagai
situasi pendidikan yang menjadi landasan tempat berpijak, tindakan yang dapat digolongkan sebagai tindakan pendidikan.
- Struktur sosiokultural yang mewakili lingkungan environment, di antaranya berupa norma yang bersumber dari alam, budaya atau religi.
- Tujuan yang disepakati bersama yang mengejawantah karena hubungan antara pendidik dan peserta didik dan tidak bertentangan dengan tuntutan normatif
sosiokultural masyarakat.
b. Ruang Lingkup Pendidikan