Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Keberhasilan Pengembangan

183 Tanjungsari dan masyarakatnya. SPP-SPMA Tanjungsari harus membuka ruang partisipasi masyarakat yang lebih luas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, hingga pemanfaatan hasil proses pendidikan. Peningkatan kemauan dan kemampuan masyarakat dapat ditempuh dengan memberikan stimulan, misalkan melalui lulusan yang terjamin kualitasnya.

2. Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Keberhasilan Pengembangan

SDM Pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari Kualitas hasil pendidikan pada dasarnya merupakan fungsi dari berinteraksinya: peserta didik dengan latar belakang sosial ekonomi kultural, kemampuan dasar kognitif, dan motivasinya; tenaga kependidikan guru; sistem kurikulum dengan materi kurikulum yang direncanakan, proses belajar-mengajar, sistem evaluasi, dan manajemen kurikulumnya; waktu belajar, fasilitas dan lingkungan keluarga dan masyarakat Soedijarto, 1997:87 Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, yang dinyatakan oleh model regresi linear berganda = - 8,68 + 0,181 X 1 + 0,310 X 2 + 0,196 X 3 + 0,129 X 4 + 0,257 X 5 + 0,216 X 6 , dengan derajat pengaruh sebesar 91,5 Tabel 17. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda Lampiran 20 dan analisis koefisien determinasi R 2 parsial Tabel 18, diketahui bahwa faktor tenaga kependidikan memberikan pengaruh yang terbesar terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, yaitu ditunjukkan 184 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,310 dan koefisien determinasi sebesar 48,7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor tenaga kependidikan, dalam hal ini guru, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor tenaga kependidikan paling berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP- SPMA Tanjungsari, dapat dijelaskan oleh karena dalam proses pendidikan secara umum, guru memiliki peranan yang strategis. Demikian pula dengan proses pendidikan di SPP-SPMA Tanjungsari, guru sangat berperan dan menentukan keberhasilan proses pendidikan atau pembelajaran. Karsidi 2007:75-77 mengemukakan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran akan dipengaruhi oleh unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya proses pembelajaran tersebut, yaitu guru, peserta didik, kurikulum, sarana, dan faktor lain yang sifatnya kontekstual. Di antara unsur-unsur tersebut, guru merupakan satu- satunya unsur yang mampu mengubah unsur-unsur lain menjadi bervariasi. Sebaliknya unsur-unsur yang lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Sehubungan dengan itu, guru merupakan unsur yang mempunyai peran amat penting bagi terwujudnya pendidikan menurut kualitas yang dikehendaki. Jones dan Jones 2001:11 menyatakan bahwa guru mempunyai kendali terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi dan perilaku peserta didik. Dalam hal ini guru memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi dan perilaku peserta didik. Dick dan Reiser 1989:1 mengemukakan bahwa guru akan menjalankan fungsi kontrol, mengajarkan materi yang telah ditentukan, membuat peserta didik 185 tertarik dengan materi, memperhitungkan level pengajaran berdasarkan perbedaan kemampuan di antara peserta didik, dan memperlihatkan hasil pengukuran yang membuktikan bahwa peserta didik menampilkan hasil yang memuaskan. Selanjutnya, dalam konteks pelatihan, Hickerson dan Middleton 1975:261 mengatakan bahwa walaupun pembelajar peserta didik adalah yang terpenting, namun selama proses pelatihan pendidikan berlangsung, pelatih atau pengajar guru memiliki posisi dan peranan penting, bahkan mungkin paling penting, di mata pembelajar. Dalam hal ini, pelatih atau pengajar dapat menjadi model bagi pembelajar. Kemudian berkaitan dengan guru sebagai model bagi pembelajar, Swanson dan Henderson 1977, dalam Crowl et al. 1997:39, mengemukakan bahwa peserta didik belajar banyak hal di dalam kelas dengan mengamati bagaimana guru mereka berperilaku, dan peserta didik yang diajar oleh guru yang telah mendapat pelatihan teknik mengajar, memberikan hasil akademis yang lebih baik daripada peserta didik yang diajar oleh guru yang belum mendapat pelatihan teknik mengajar. Dengan mengamati guru, peserta didik tidak hanya belajar keterampilan akademis, tetapi juga berbagai perilaku non akademis yang penting. Peserta didik mungkin belajar keterampilan berinteraksi dengan cara mengamati bagaimana guru berinteraksi dengan peserta didik atau dengan guru lainnya. Mereka juga mungkin mengadopsi sikap guru terhadap berbagai macam topik, baik yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan pendidikan dan sekolah mereka. Peserta didik mungkin meniru apa yang dipakai atau digunakan oleh guru. 186 Guru yang baik harus menjadi model yang efektif bagi peserta didik. Dalam hal ini, guru harus menyadari bahwa perilaku mereka, baik yang disengaja maupun tidak, akan sangat mempengaruhi apa yang peserta didik pelajari. Di atas semuanya, guru yang baik memahami bagaimana memotivasi peserta didik untuk belajar. Tanggung jawab guru tidak hanya menyampaikan mata pelajaran; guru adalah model bagi peserta didiknya dan akan sangat mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku peserta didik. Faktor tenaga kependidikan yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, memberikan implikasi bahwa upaya pengembangan SDM guru di SPP-SPMA Tanjungsari akan secara efektif mampu meningkatkan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk dilakukan beberapa strategi, di antaranya pendidikan dan pelatihan bagi guru secara lebih intensif dan berkualitas. Selain itu, guru juga harus lebih aktif untuk berusaha mengembangkan diri. Dalam hal ini, penting bagi guru untuk terus meningkatkan kompetensinya, sehingga dapat memenuhi tiga kompetensi utama seorang guru, yaitu kompetensi profesional, personal, dan sosial Joni dalam Karsidi, 2007:74-75.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Adanya pengaruh positif tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan nilai faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, akan memberikan penambahan nilai keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Derajat pengaruh faktor peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat, secara bersama-sama terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari, yaitu sebesar 91,5 persen. 2. Faktor peserta didik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Hasil penelitian demikian menunjukkan bahwa peningkatan faktor peserta didik akan menyebabkan peningkatan keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari. Derajat pengaruh faktor peserta didik terhadap keberhasilan pengembangan SDM pertanian di SPP-SPMA Tanjungsari adalah sebesar 26,5 persen.