Audio Perhatian, Pengertian dan Penerimaan iklan Corporate PT. Telkom

yang menarik Wells, 1989:391. Jika pesan iklan disampaikan dengan jelas dan menarik, maka peluang pesan iklan untuk diterima dan dimengerti oleh penonton juga semakin besar. Dalam penilain terhadap elemen iklan audio peneliti membagi dalam dua kategori pertanyaan, yaitu mengenai pesan suara yang disampaikan oleh narator dan musik atau backsound yang digunakan dalam iklan. Tabel 4.13. Pesan yang disampaikan narator n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 2 2 Setuju 79 79 Sangat Setuju 19 19 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 11 Berdasarkan pertanyaan kuesioner no.11, dari segi pesan suara yang disampaikan oleh narrator, 79 responden memberikan jawaban setuju dan 19 responden memberikan jawaban sangat setuju bahwa kata-kata atau pesan yang disampaikan oleh narator dalam iklan menarik untuk diperhatikan. Hal ini berarti bahwa secara umum penonton menganggap pesan iklan tersebut dari segi perhatian dapat diterima dengan jelas oleh indra pendengar penonton. Hanya terdapat 2 responden yang memberikan jawaban kurang setuju atas ketertarikannya terhadapa pesan yang disampaikan narator. Hasil ini nantinya bisa berpengaruh terhadap tahap pengertian dan penerimaan penonton akan pesan yang disampaikan oleh narator. Tabel 4.14. Musik atau backsound dalam iklan n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 3 3 Setuju 86 86 Sangat Setuju 11 11 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 12 Masih dalam pertanyaan yang mendukung elemen audio sebagai indikator dalam penelitian ini yaitu musik atau backsound yang digunakan dalam iklan. Berdasarkan pertanyaan kuesioner no.12 yang terdapat dalam hasil tabel 4.14, 86 responden memberikan jawaban setuju dan 11 responden memberikan jawaban sangat setuju jika musik atau backsound yang digunakan dalam iklan tersebut menarik pehatian khalayak untuk mendengarnya. Iringan musik yang digunakan dalam iklan ini berupa instrument musik yang lincah dengan nada instrument yang terus bertingkat. Hanya terdapat 3 responden yang memberikan jawaban kurang setuju. Jika dijumlahkan, terdapat 97 yaitu sebanyak 97 responden memberikan jawaban positif untuk musik yang digunakan. Hal ini berarti bahwa secara umum penonton menganggap musik yang digunakan menarik untuk didengarkan. Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan merek dan musik yang menajdi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu Salomon, 2004:56 Berdasarkan jawaban atas dua pertanyaan diatas, peneliti membagi elemen iklan dalam tiga jenjang yaitu kuat, sedang dan lemah dengan skala interval sebagai berikut: = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan = 8 – 2 = 2 3 Dengan demikian skala interval untuk setiap jenjang adalah sebagai berikut : Lemah : 2-3 Sedang : 4-5 Kuat : 6-8 Tabel 4.15. Elemen Audio dalam perhatian n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Lemah 0 Sedang 0 Kuat 100 100 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no.11 dan 12 Berdasarkan olahan data peneliti 100 responden termasuk dalam jenjang interval kuat, karena elemen audio dalam iklan tersebut dapat menarik perhatian responden. Hal ini tampak dalam setiap tabel pertanyaan dalam elemen audio mayoritas responden menyatakan jawaban positif bahwa pesan suara yang disampaikan narator dan musik yang digunakan dalam iklan dapat menarik perhatian untuk didengar. Dari dua pertanyaan yang diajukan hal yang paling menonjol dari jawaban responden untuk elemen audio adalah musik yang digunakan dalam iklan.

3. Talent

Tabel 4.16. Model iklan dalam memperagakan adegan n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 1 1 Setuju 93 93 Sangat Setuju 6 6 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no.13 Merujuk ke elemen ketiga yaitu talent. Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk itu iklan televisi membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar konsumen mendapati informasi cukup Wells, 1989:391. Model yang digunakan bisa orang awam ataupun artis. Biasanya iklan-iklan televisi yang beredar di pasaran lebih condong menggunakan artis sebagai model iklan, karena dianggap artis memiliki daya tarik yang mampu membuat penonton percaya aka iklan yang disampaikan. Tapi tidak menutup kemungkinan juga sebuah iklan menggunakna model bukan artis untuk mengemas iklan itu menjadi lebih menarik untuk diperhatikan. Hal ini tampaknya juga dilakukan dalam iklan Telkom kali ini. Telkom menggunakan banyak sekali model iklan yang bukan artis terkenal, tetapi hal tersebut dikonsep apik dengan alur cerita yang menarik dan musik yang sesuai, sehingga tidak akan mengurangi nilai pesan yang akan disampaikan dalam iklan tersebut. Berdasarkan pertanyaan kuesioner no.13, dari segi kesesuaian model iklan yang digunakan, sebanyak 93 responden dari 100 responden terpilih memberikan jawaban setuju dan 6 memberikan jawaban sangat setuju bahwa model yang digunakan dalam iklan sudah dapat menarik perhatian penonton dalam menyampaikan pesan melalui peran dalam iklan. Hanya ada 1 responden yang memberikan jawab kurang setuju terhadap kesesuai model iklan. Hal ini berarti bahwa model yang dipilih memainkankan peran dalam iklan ini mampu memainkan perannya sebagai model iklan telkom tersebut dengan baik, mampu menyampaikan pesan iklan dengan baik sehingga dapat menarik perhatian penonton pada umumnya untuk menyaksikan iklan tersebut. Hanya ada satu pertanyaan yang berkaitan dengan elemen talent dalam segi perhatian penonton akan model iklan yang digunakan dalam iklan. Berdasarkan jawaban diatas, peneliti membagi elemen iklan dalam tiga jenjang yaitu kuat, sedang dan lemah dengan skala interval sebagai berikut: = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan = 4 – 1 = 1 3 Dengan demikian skala interval untuk setiap jenjang adalah sebagai berikut : Lemah : 1-1,99 Sedang : 2-2,99 Kuat : 3-4