Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampai pesannya dibatasi oleh durasi jam, menit, dan detik. Pesan dari
televisi tidak dapat diulang kecuali direkam. Di sisi lain, pesan ditelevisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam
gambar yang bergerak audio visual. Kasali, 1992:172
2.1.5 Komponen-komponen Periklanan melalui Televisi
Beberapa elemen bekerja sama untuk menciptakan pesan visual dari iklan televisi menurut Wells, Burnett dan Moriarty 1989: 391-394 antara lain:
1. Video
Video mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan tentang produk perusahaan. Video berperan penting untuk
memberikan informasi kepada konsumen tentang seluk-beluk produk perusahaan.
2. Audio
Iklan televisi merupakan media audio visual sehingga elemen audio menjadi penting.
3. Talent
Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk iklan televisi
membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar
konsumen mendapati informasi cukup.
4. Props
Di dalam setiap iklan termasuk televisi, hal yang paling penting adalah produknya. Adegan cerita, figure, musik dan lainnya yang digunakan
hanyalah sebagai pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk. 5. Setting
Dalam iklan televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan. Pemilihan tempat harus sesuai dengan jalannya cerita sehingga iklan menarik.
6. Lighting Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan dapat menarik
untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik untuk menarik konsumen akan iklan suatu produk.
7. Pacing
Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti
dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan.
2.1.6 Masyarakat Sebagai Pemirsa Televisi
Secara universal dan sederhana masyarakat sebagai pemirsa televisi dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton
dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, masyarakat ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonim, serta mempunyai kelemahan
dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat Mc. Quail, 2001 : 201
Masyarakat sebagai pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan
lapangan pengalaman yang berbeda. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melaui media televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika pemirsa
terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara Effendy, 1993:84
Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam menyebarkan pesannya dalam media massa, sebab setiap individu dari khalayak
ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis tertentu, misalnya jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, hobi, dan lain-lain Effendy,
1993:20 Selain itu terdapat bagian lain mengenai tipe khalayak yaitu general public
audience, yang merupakan khalayak yang sangat luas dan spesializet audience yang merupakan terbentuk dari beberapa macam kepentingan yang sama sehingga
lebih homogeny paling tidak dalam satu aspek tertentu. Demikian juga khalayak sasaran dari iklan corporate PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah masyarakat
Surabaya yang berumur 17 tahun ke atas, yang pernah menonton iklan corporate PT. Telkom Indonesia versi “logo baru di televisi dan menggunakan layanan PT.
Telkom Indonesia, tbk.
2.1.7 Opini