Lighting Perhatian, Pengertian dan Penerimaan iklan Corporate PT. Telkom

Tabel 4.24. Kombinasi warna dalam iklan n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 7 7 Setuju 89 89 Sangat Setuju 4 4 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 18 Berdasarkan pertanyaan kuesioner no.18, dari segi kombinasi warna yang digunakan dalam iklan yaitu dititik beratkan pada warna logo Telkom lama dan logo Telkom baru yaitu dominasi warna biru dan kuning, mayoritas responden memberika jawaban positif. Hal ini tampak dalam tabel 4.24 yang menerangkan bahwa 89 responden dari 100 responden terpilih memberikan jawaban setuju dan 4 responden memberikan jawaban sangat setuju. Jika dijumlahkan 93 responden memberikan jawaban yang positif bahwa kombinasi warna yang digunakan dalam iklan yaitu dititik beratkan pada warna logo Telkom lama dan logo Telkom baru yaitu dominasi warna biru dan kuning mampu menarik perhatian penonton untuk menyaksikan iklan tersebut dan membuat penonton ingat akan PT. Telkom. Warna memiliki peran yang dominan karena mampu mengarahkan pandangan seseorang, membangkitkan perasaan dan menarik perhatian. Warna yang dijadikan corporate color sebenarnya akan lebih memudahkan kita dalam proses menancapkan produk ke dalam benak pelanggan. Hornung, 2006. Menurut Sanyoto Sadjiman dalam www.tipsdesain.comteoriwarna.html , diakses pada 01 Desember 2009, 08:35 warna biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu dediepte, sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan. Tampaknya hal ini juga dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia, Tbk yang tetap mempertahankan warna biru sebagai warna dominan dari perusahaannya dalam menjawab tantangan bisnis baru yang dilaksanakan PT. Telkom. Tetapi meskipun sebagian besar responden memberikan jawaban positif, masih terdapat 7 responden yang memberikan jawaban kurang setuju terhadap kombinasi warna yang digunakan dalam elemen lighting. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari lapangan, mereka menganggap warna dominan yang digunakan pada iklan tersebut belum dapat menarik perhatian. Tabel 4.25. Pencahayaan dalam iklan n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 8 8 Setuju 87 87 Sangat Setuju 5 5 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 19 Berdasarkan pertanyaan kuesioner no. 19, dari segi pencahayaan iklan dalam sudut pandang perhatian, mayoritas responden memberikan jawan positif. Hal ini tampak dari 87 dari 100 responden terpilih memberikan jawaban setuju dan 5 memberikan jawaban sangat setuju bahwa pencahayaan yang digunakan sudah sesuai dan dapat menarik perhatian penonton. Sedangkan sisanya yaitu 8 responden memilih jawaban kurang setuju atas pertanyaan kuesioner no.19 tersebut. Jika dijumlahkan terdapat 92 responden yang memberikan jawaban positif. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penonton menganggap bahwa lighting yang digunakan sudah sesuai dan dapat menarik perhatian penonton untuk menyaksikan iklan Telkom tersebut. Nantinya hal tersebut akan diteruskan dengan proses pengertian, dan penerimaan terhadap elemen lighting dalam iklan ini, serta secara garis besar merujuk pada opini yang terbentuk setelah menyaksikan iklan ini. Berdasarkan jawaban atas dua pertanyaan di atas, peneliti membagi elemen iklan dalam tiga jenjang yaitu kuat, sedang dan lemah dengan skala interval sebagai berikut: = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan = 8 – 2 = 2 3 Dengan demikian skala interval untuk setiap jenjang adalah sebagai berikut : Lemah : 2-3 Sedang : 4-5 Kuat : 6-8 Tabel 4.26. Elemen Lighting dalam perhatian n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Lemah 0 Sedang 11 11 Kuat 89 89 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 18 dan 19 Dari 100 orang jumlah responden, jumlah responden terbanyak adalah 89 yang termasuk dalam jenjang interval kuat untuk elemen lighting pada sudut pandang perhatian. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 11 responden masuk dalam kategori jenjang elemen sedang. Hal ini berarti dari dua pertanyaan yang diajukan mayoritas responden memberikan jawaban positif dan dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa penonton tertarik untuk memperhatikan iklan tersebut terkait dengan kombinasi warna dan pencahayaan yang digunakan. Hal tersebut bisa saja membantu penonton untuk membentuk opini terhadap iklan yang ditayangkan tersebut.

7. Pacing

Pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Tetapi sebelum penonton mengerti tentunya iklan tersebut harus dapat diperhatikan dengan baik oleh penontonnya. Pacing adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan. Wells, 1989:391. Kecepatan tayang ini sangat penting karena mempengaruhi perhatian, pengertian dan berujung pada penerimaan penonton terhadap iklan tersebut. Tabel 4.27. Kecepatan tayang tiap adegan n = 100 Kriteria Jawaban Frekuensi Persentase Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju 6 6 Setuju 88 88 Sangat Setuju 6 6 Total 100 100 Sumber : Kuesioner no. 20 Hanya terdapat satu pertanyaan untuk menentukan elemen yang terbentuk dalam elemen iklan pacing. Berdasarkan pertanyaan kuesioner no. 20, dari segi ketepatan tayang tiap adegan dalam iklan, mayoritas responden memberikan jawaban positif atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini tampak dari analisis data dalam tabel 4.27, yang menerangakan bahwa, sebesar 88 responden memberikan jawaban setuju dan 6 responden memberikan jawaban sangat setuju. Jika dijumlahkan terdapat 94 responden memberikan jawaban positif bahwa kecepatan tayang tiap adegan dalam ikaln tersebut telah sesuai sehingga dapat diperhatikan dengan baik. Kecepatan tayang dari iklan PT. Telkom Indonesia, Tbk ini dinilai tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Kecepatan tayang tiap adegan dalam iklan dapat mempengaruhi opini seseorang karena setiap individu memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda dalam memproses informasi, termasuk dalam hal kecepatan dalam menangkap isi dari informasi yang diterimanya. Hanya ada satu pertanyaan yang berkaitan dengan elemen talent dalam segi perhatian penonton akan model iklan yang digunakan dalam iklan. Berdasarkan jawaban diatas, peneliti membagi elemen iklan dalam