Nilai untuk masing-masing jawaban adalah: a.
Sangat Setuju SS = 4
b. Setuju
S =
3 c.
Tidak Setuju TS = 2
d. Sangat Tidak Setuju STS
= 1 Untuk pilihan jawaban “Netral” sengaja tidak dicantumkan dalam
kuesioner, responden di arahkan untuk tidak menjawab “Netral” dengan alasan: 1.
Jawaban ini memiliki arti ganda, bias diartikan belum dapat memberikan jawaban, netral atau ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda
ini tidak diharapkan dalam instrumen. 2.
Jawaban “Netral” menimbulakan kecenderungan untuk menjawab “Netral”, terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
3. Jawaban “Netral” akan menghilangkan banyak data penelitian, sehingga
mengurangi banyak informasi yang dapat dijaring dari responden Hadi, 2000: 20.
Berdasarkan jumlah skor jawaban yang diterima dari masing-masing pertanyaan, maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar
interval dari Opini yang diukur dari elemen iklan, yaitu elemen kuat, elemen sedang dan elemen lemah selanjutnya dari kekuatan elemen tersebut dapat
ditentukan opini pelanggan yang terbentuk apakah itu positif, netral atau negatif. Jika elemen yang terbentuk kuat maka opini yang terbentuk menyatakan opini
positif, Jika elemen yang terbentuk sedang maka opini yang terbentuk menyatakan opini netral, dan Jika elemen yang terbentuk lemah maka opini yang
47
terbentuk menyatakan opini negatif. Untuk mengetahui tingkatan kuat, sedang dan lemah tersebut dengan menggunakan rumus :
Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban terendah Jenjang yang diinginkan
Skor jawaban tertinggi dalam penelitian ini merupakan total skor yang dimiliki responden jika responden memilih jawaban dengan skor tertinggi, yaitu
sangat setuju pada setiap pertanyaan untuk masing-masing elemen iklan. Skor terendah merupakan total skor yang dimiliki responden jika responden memilih
jawaban dengan skor terendah, yaitu sangat tidak setuju pada setiap pertanyaan untuk masing-masing elemen iklan. Jenjang yang diinginkan dalam penelitian ini
adalah 3, yaitu elemen iklan kuat, sedang dan lemah yang kemudian di lanjutkan pada jenjang opini positif, netral dan negatif.
3.2.2 Iklan Corporate
Iklan corporate yang dimaksudnya dalam penelitian ini adalah iklan corporate PT. Telkom Indonesia, Tbk versi “logo baru”. Iklan ini di keluarkan
dilauching tepat pada hari jadi PT. Telkom Indonesia ke 153 tahun pada 23 Oktober 2009. Iklan ini pertama kali ditayangkan di Trans TV, karena Trans TV
merupakan stasiun televisi yang digunakan oleh PT. Telkom Indonesia, Tbk untuk meluncurkan logo barunya dan memperkenalkan perubahan basis bisnis yang
telah dilaksanakan yaitu TIME Telecommunication, Informasi, Media, Edutaiment. Acara yang berdurasi 60 menit tersebut berjudul “The World In
47
Your Hand”. Selanjutnya iklan corporate tersebut dimuat di beberapa televisi nasional yang lain.
Peneliti mengacu pada penjelasan iklan corporate menurut lee Johson 2004:6 yang menyatakan bahwah Iklan corporate merupakan iklan yang fokus
pada bagaimana membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi. Kebanyakan periklanan
korporasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya.
Seperti yang telah dijelaskan, Periklanan bentuk ini tidak hanya fokus pada produk atau merek-merek spesifik, tetapi pada citra keseluruhan korporasi atau
terhadap masalah-masalah ekonomisosial yang relevan dengan kepentingan korporasi. Begitu pula dengan iklan corporate PT. Telkom, isi pesan iklan ini
berfokus pada citra Telkom yang baru bagi khalayak, dengan basis bisnis baru dan
corporate identity yang baru pula.
3.3 Pengukuran Variabel
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya dalam bentuk skala Rakhmat, 1999: 12. Dalam definisi operasional variabel ini akan dijelaskan
variabel-variabel yang akan diamati yang menjadi obyek pengamatan dan penelitian dengan keterkaitan kesimpulan yang dikehendaki. Oleh karena itu
variabel opini iklan corporate PT. Telkom Indonesia, Tbk versi “Logo Baru” di televisi diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:
47
a. Elemen iklan televisi :
1. Video
Mengacu pada tayangan alur cerita, tampilan gambar dan tulisan dalam iklan
2. Audio
Mengacu pada Penerimaan pesan, musik dan slogan iklan oleh responden 3.
Talent Mengacu pada Kesesuaian model iklan dalam menyampaikan pesan
4. Props
Mengacu pada Penjelasan tentang keunggulan layanan perusahaan keunggulan produk
5. Setting
Mengacu pada Kesesuaian lokasi yang digunakan dalam iklan 6.
Lighting Mengacu pada Kesesuaian pencahayaan dan kombinasi warna dalam iklan
7. Pacing
Mengacu pada Kecepatan tayang tiap adegan dalam iklan b.
Perhatian, dapat diukur dari : Perhatian responden akan adanya iklan tersebut yang berkaitan dengan tujuh
elemen televisi yang menjadi indikator pengukuran yaitu : video, audio, talent, props, setting, lighting, pacing.
47
c. Pengertian dapat diukur dari :
Pengertian responden akan adanya iklan tersebut yang berkaitan dengan tujuh elemen televisi yang menjadi indikator pengukuran yaitu : video, audio, talent,
props, setting, lighting, pacing d.
Penerimaan dapat diukur dari : Penerimaan responden akan adanya iklan tersebut, yang berkaitan dengan tujuh
elemen televisi yang menjadi indikator pengukuran yaitu : video, audio, talent, props, setting, lighting, pacing
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiono, 2003: 257. Dengan
demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Adapun populasi penelitian ini adalah pelanggan Telkom di kota Surabaya
yaitu pelanggan telkom di wilayah Surabaya barat dan Surabaya timur diwakili empat wilayah terpadat pelanggan Telkom yang pernah melihat iklan corporate
PT. Telkom Indonesia, Tbk versi “logo baru” dengan asumsi responden mengerti tentang apa yang sedang diteliti yang nantinya akan berpengaruh pada keakuratan
data yang dihasilkan. Pendekatan data jumlah pelanggan layanan jasa Telkom yang dijadikan
populasi akhirnya diambil dari data jumlah pelanggan paling padat yaitu Wilayah
47
Surabaya barat yang diwakili oleh wilayah Margoyoso dan Rungkut, sedangkan wilayah Surabaya timur diwakili oleh wilayah Dinoyo dan Manyar. Data tersebut
diperoleh peneliti dari Bapak Dwi Anggara SL, selaku Division Communication PT. Telkom Indonesia, Tbk Divre V Jawa Timur, saat peneliti meminta data
pelanggan pada 06 Januari 2010. Jumlah pelanggan Telkom di empat wilayah tersebut yang diperoleh langsung dari Divisi Communication PT. Telkom
Indonesia, Tbk Divisi Regional V Jawa timur kurun waktu tahun 2009 adalah kurang lebih sebanyak 2.053.727 jiwa.
3.4.2 Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan tipe purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan
sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya Ruslan,
2003: 156. Hal ini terkait dengan objek penelitian yang telah ditentukan yaitu pelanggan Telkom Surabaya yang telah dikerucutkan berdasarkan kepadatan
jumlah pelanggan yang memenuhi karakteristik responden dalam penelitian ini. Mengacu penjelasan Burhan Bungin, 2001, yang mengatakan bahwa agar
sampel penelitian bisa mewakili populasi atau dinilai representatif, maka besar sampel harus dapat dipertanggungjawabkan.
Jumlah populasi yang besar membuat peneliti menggunakan pendekatan populasi untuk menentukan sampel dengan rumus Yamane Rahmat, 2001: 82.
Berdasarkan keterangan data yang telah didapat, sampel responden akan didapat
47