11
pelajaran bagi masyarakat sosial dalam menjalankan adat sosial yang ada. Bagi kaum muslim, dapat menjadi bahan gambaran di mana nilai-
nilai adat sosial yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam dapat dilestarikan. Untuk para praktisi dakwah, penulisan ini merupakan
gambaran di mana nilai-nilai murni Islam dapat disampaikan melalui adat atau kebudayaan yang ada, seperti yang terjadi dalam folklor
“Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.”
D. Skripsi Terdahulu
Sebelum memastikan judul dan masalah yang akan diteliti, penulis terlebih dahulu malakukan tinjauan skripsi terdahulu, utamanya di perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam KPI, banyak
skripsi yang penulis temukan dengan jenis penulisan yang sama, diantaranya: 1.
Skripsi Iin Afrianti, NIM: 107051002443, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam KPI, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
di bawah bimbingan Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. Ph.D. dengan judul “Pesta Lomban Sebagai Fungsi Media Komunikasi Rakyat
Masyarakat Pesisir Kabupaten Jepara dalam Menyampaikan Pesan Dakwah
”.
15
Secara garis besar skripsi ini sama-sama tergolong ke dalam ranah penelitian komunikasi antarbudaya. Objek dalam skripsi yang
ditulis oleh Iin Afrianti ini jelas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan.
15
Iin Afrianti, “Pesta Lomban Sebagai Fungsi Media Komunikasi Rakyat Masyarakat Pesisir Kabupaten Jepara dalam
Menyampaikan Pesan Dakwah,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2011, h. 7.
12
2. Skripsi yang ditulis oleh Yogyasmara. P. Ardhi, NIM: 106051001901,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di bawah bimbingan Dr. H. A. Ilyas Ismail,
MA. dengan judul “Wayang Kulit sebagai Media Dakwah: Studi pada
Wayang Kulit Dalang Ki Sudardi di Desa Pringapus Semarang. ”
16
Skripsi ini hampir sama dengan skripsi yang penulis tulis ini dari segi arus komunikasinya. Baik skripsi Yogyasmara P. Ardhi maupun skripsi
penulis, sama-sama menginterpretasikan sebuah kebudayaan daerah yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar sebagai objeknya. Dalam skripsi
Yogyasmara. P. Ardhi jelas berbeda dengan skripsi yang saya tulis, baik dari subjek maupun objek penelitiannya.
3. Skripsi yang ditulis oleh Ega Maulana, NIM: 107051002248, di bawah
bimbingan Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. Ph.D. dengan judul Fungsi Folklor
“Hajat Bumi Keramat Ganceng” dalam Komunikasi Antarbudaya bagi Masyarakat Urban di Kelurahan Pondok
Ranggon Jakarta Selatan. ”
17
Skripsi yang ditulis Ega Maulana ini mempunyai kesamaan dalam ranah penelitiannya dengan skripsi penulis.
Skripsi Ega Maulana dengan skripsi yang penulis tulis sama-sama dalam ranah komunikasi antarbudaya dan sama-sama dalam cakupan folklor.
Adapun perbedaannya terletak pada analisis yang dilakukan dalam penelitian Ega Maulana berfokus pada fungsi folklor, sedangkan dalam
skripsi penulis, analisisnya berfokus pada bentuk komunikasi antarbudaya
16
Yogyasmara. P. Ardhi, “Wayang Kulit sebagai Media Dakwah: Studi pada Wayang Kulit Dalang Ki Sudardi di Desa Pringapus Semarang
,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2011, h. 5.
17
Ega Maulana, “Fungsi Foklor “Hajat Bumi Keramat Ganceng” dalam Komunikasi Antarbudaya bagi Masyarakat Urban di Kelurahan Pondok Ranggon Jakarta Selatan,” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2011, h. 6-7.