Analisis Data Alur Berpikir Data Kualitatif

27 penelitian masuk lebih jauh terhadap objek penelitian, biasanya muncul tesis awal peneliti. Oleh karena itu tesis itu akan bersifat subyektif dari peneliti. 41 b. Memahami Fenomena Setelah proses awal berjalan, selanjutnya yang menjadi tugas peneliti adalah mencari tahu tentang gejala, peristiwa, sistem dan model kerja apa yang digunakan dalam sebuah fenomena yang terjadi di lapangan. Tidak cukup sampai di sini saja, bahkan alasan terjadinya fenomena dengan berbagai gejala, peristiwa, sistem dan pola kerja harus dijelaskan pula. Tentu hasil pengkajian akan berbeda-beda, mengingat kemampuan analisis seseorang berbeda-beda pula. Hal ini menjadi bukti bahwa penelitian kualitatif bergantung pada apa yang menjadi anggapan awal seorang peneliti terhadap fenomena yang terjadi. 42 c. Interpretasi dan Analisis Dalam penelitian kualitatif tahap selanjutnya setelah memahami fenomena di lapangan adalah menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Berangkat dari tesis pribadi pada tahap pertama, kemudian mengaitkan dengan fenomena dan menginterpretasikannya dengan informasi yang diperolehnya. Dalam proses penginterpretasian, peneliti akan sampai pada titik tatanan ideologis konteks kultural fenomena yang terjadi dalam skripsi ini yaitu pada “Haul Cuci Pusaka Keramat 41 Ilham Prisgunanto, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id. 42 Ilham Prisgunanto, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id. 28 Tajug. ” Adapun tujuan dari interpretasi pada bagian ini adalah bentuk upaya untuk menemukan temuan baru dalam pengkajian dan penelitian yang dilakukan. 43 d. Temuan dan Uji Teoritik Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil dari temuan di lapangan. Hasil dari temuan di lapangan itu kemudian dijelaskan mulai dari menarasikan, membuat model, dan mengujinya dengan teori. Menurut Ilham Prisgunanto, dalam penelitian kualitatif analisis tidak serumit seperti pada penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian kualitatif bersifat makro. Penelitian kualitatif lebih luas cara analisisnya. 44 e. Pencocokan Teori Pencocokan teori yang dimakasud adalah usaha peneliti dalam mencocokkan teori dari asumsi awal peneliti terhadap temuan di lapangan, serta pendapat orang lain terdahulu. Banyak literatur yang mengatakan, bahwa bagian ini hanya sebuah penafsiran data. Namun asumsi-asumsi awal peneliti dan pendefinisian-pendifenisian yang dilakukan peneliti secara teoritis akan menunjukkan benar atau tidaknya asumsi awal peneliti setelah nanti disesuaikan dengan teori. 45 f. Temuan Baru Dari berbagai proses di atas, peneliti sudah dapat memaparkan temuan yang peneliti hasilkan. Temuan baru yang dimaksudkan adalah 43 Ilham Prisgunant o, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id 44 Ilham Prisgunanto, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id. 45 Ilham Prisgunanto, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id. 29 sesuatu yang tidak ditemukan oleh peneliti sebelumnya dan belum ada dalam literatur keilmuan. Temuan itu dapat berbentuk model, sistem atau pola kerja suatu fenomena. Hal tersebut menjadi bukti, bahwa data yang didapatkan di lapangan benar-benar autentik. 46

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini dibagi dalam lima bab. Setiap bab dirinci ke dalam sub bab. Dalam bab satu berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, alur berpikir analisis data kualitatif serta sistematika penulisan. Adapun pada bab dua, peneliti akan membahas tentang pengertian komunikasi dan komunikasi antarbudaya, pengertian budaya atau kebudayaan serta pengertian folklor dan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.” Sedangkan pada bab tiga, peneliti akan mengulas cerita singkat perjuangan Tubagus Atief. Selain dari itu peneliti juga membahas tentang latar belakang asal mula perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug,” prosesi perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug,” serta keadaan sosial masyarakat kelurahan Cilenggang Serpong Tangerang Selatan. Kemudian dalam bab empat, setelah peneliti mengolaborasikan teori dan gambaran umum objek penelitian, maka peneliti akan membahas tentang analisis terhadap folklor dalam komunikasi antarbudaya yang ada, dan berlangsung pada perayaan folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” di 46 Ilham Prisgunanto, “Analisis Data Kualitatif,” artikel diakses pada 17 Maret 2013 dari kk.mercubuana.ac.id 30 kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan yang menjadi media komunikasi masyarakat setempat. Akhirnya dalam bab lima peneliti akan menyimpulkan hasil temuan yang telah didapatkan, serta membahas hal-hal yang muncul dalam penelitian ini. Terakhir, peneliti akan memberikan saran untuk terkait folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.” Selanjutnya peneliti menyertakan daftar pustaka serta lampiran- lampiran yang terkumpul sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. 31

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab dua ini, peneliti membahas beberapa pengertian mengenai variabel yang menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi ini. Upaya penulisan beberapa pengertian dilakukan sebagai bentuk usaha dalam mempermudah pemahaman setiap variabel dalam sebuah penelitian. Pengertian-pengertian tersebut, yaitu:

A. Memaknai Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Banyak sekali pengertian komunikasi yang telah berhasil di cetuskan oleh para pakar yang mengkhususkan diri pada bidangnya. Untuk menarik sebuah kesimpulan dasar bagaimana komunikasi dapat didefinisikan peneliti mengartikan komunikasi dari segi bahasa terlebih dahulu. Secara bahasa, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communico yang berarti membagi. Membagi dalam hal ini adalah membagi gagasan dan ide atau pikiran antara satu orang dengan orang lain. Sealain communico komunikasi juga berasal dari akar kata communis dalam bahasa latin juga yang berarti menyamakan, menjadikan sama, antara satu orang dengan orang yang lain. 1 Everett M. Rogers seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika dan D. Lawence Kincaid mengartikan komunikasi dari ranah sosiologi, 1 Mohammad Shoelhi,Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009, h. 2.