Letak Geografis Keadaan Penduduk

71 6 25 sampai dengan 29 tahun 739 Jiwa 7 30 sampai dengan 34 tahun 841 Jiwa 8 35 sampai dengan 39 tahun 691 Jiwa 9 40 sampai dengan 44 tahun 657 Jiwa 10 45 sampai dengan 49 tahun 519 Jiwa 11 50 sampai dengan 54 tahun 519 Jiwa 12 55 sampai dengan 59 tahun 392 Jiwa 13 60 tahun ke atas 795 Jiwa Jumlah Keseluruhan 7.974 Jiwa Sumber: Profil Kelurahan Cilenggang 2011. Tabel 3.2. Keadaan Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan No Agma Jumlah Satuan 1 Islam 6.503 Jiwa 2 Kristen 802 Jiwa 3 Katolik 449 Jiwa 4 Hindu 86 Jiwa 5 Budha 77 Jiwa 6 Konghucu 55 Jiwa 7 Aliran kepercayaan 2 Jiwa Jumlah Keseluruhan 7.974 Jiwa Sumber: Profil Kelurahan Cilenggang 2011. 72 Tabel 3.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Umur Usia Jumlah Satuan 1 Tidak belum sekolah 681 Jiwa 2 Belum tamat SD 805 Jiwa 3 Tamat SD 1.529 Jiwa 4 Tamat SLTP 1.730 Jiwa 5 Tamat SLTA 2.383 Jiwa 6 D III 449 Jiwa 7 D IV S1 303 Jiwa 8 S2 70 Jiwa 9 S3 24 Jiwa Jumlah Keseluruhan 7.974 Jiwa Sumber: Profil Kelurahan Cilenggang 2011. Tabel 3.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No Umur Usia Jumlah Satuan 1 Tidak belum bekerja 570 Jiwa 2 Mengurus Rumah Tangga 2.103 Jiwa 3 Pelajar Mahasiswa 1.853 Jiwa 4 Pensiunan 31 Jiwa 5 Pegawai Negri Sipil PNS 47 Jiwa 6 Tentara Nasional Indonesia TNI 19 Jiwa 7 Polisi Republik Indonesia POLRI 18 Jiwa 8 Pedagang 781 Jiwa 9 Petani 4 Jiwa 10 Peternak 4 Jiwa 11 Nelayan - Jiwa 12 Karyawan BUMN BUMD Swasta 1.730 Jiwa 73 13 Buruh Harian Lepas 623 Jiwa 14 Guru 83 Jiwa 15 Dosen - Jiwa 16 Dokter 10 Jiwa 17 Perawat 9 Jiwa 18 Bidan 12 Jiwa 19 Lainnya 77 Jiwa Jumlah Keseluruhan 7.974 Jiwa Sumber: Profil Kelurahan Cilenggang 2011. 74

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Proses Komunikasi Antarbudaya Melalui Folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug ” Setiap manusia mempunyai cara sendiri dalam menyampaikan pesan terhadap manusia lain. Cara tersebut tergambar bagi setiap manusia yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Terpisah oleh batas wilayah, batas norma, batas hukum, adat daerah, dan pembatas-pembatas lain menyebabkan manusia akan terus mengalami perubahan dan perbedaan dalam berkomunikasi. Pembahasan komunikasi yang melibatkan manusia yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda inilah yang disebut dengan komunikasi antarbudaya. 1 Dalam perayaan folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini melibatkan masyarakat sekitar yang penduduknya terdiri dari beberapa budaya. Dalam pengamatan langsung peneliti di kelurahan Cilenggang memang banyak peneliti temukan masyarakat Jawa dan Betawi pendatang yang bertempat tinggal di daerah Cilenggang. Selain dari itu, termasuk juga masyarakat Sunda yang memang asli dari penduduk setempat. Berada di tengah-tengah kota Bumi Serpong Damai BSD membuat Cilenggang menjadi tempat yang diminati oleh masyarakat pendatang. Kelurahan Cilenggang merupakan tempat yang strategis dan mempunyai akses yang ideal bagi mereka yang tinggal di Cilenggang. Menurut pernyataan bapak Mehdi Solihin, Lurah Cilenggang, memang sudah banyak masyarakat pendatang umumnya Jawa dan Betawi yang sudah tinggal di Cilenggang ini. 1 Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, h. 179. 75 Secara umum komunikasi antarbudaya yang terjadi pada perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini tergambar melalui Teori Joseph A. Devito dan Andi Faisal Bakti. Meski tidak semua jenis komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” sesuai dengan teori Joseph A. Devito dan Andi Faisal Bakti. 2 Pembahasan Teori Joseph A. Devito dan Andi Faisal Bakti ini akan dibahas dan dianalisis pada poin khusus di pembahasan berikutnya. Dari pertemuan beberapa budaya inilah yang menyebabkan adanya komunikasi antarbudaya dan menghasilkan temuan-temuan baru yang dapat dianalisis. Dalam konteks komunikasi antarbudaya, pelaksanaan folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini, peneliti melihatnya ada bentuk komunikasi yang unik dan menarik. Melalui pengamatan langsung, penulis dapat menganalisis beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan dalam perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” yang ada pada masing-masing budaya di antara mereka. Berikut penjelasannya: A. Analisis Jenis Komunikasi Antarbudaya Menurut Joseph A. Devito dan Andi Faisal Bakti Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada teori Joseph A. Devito peneliti hanya menemukan empat temuan saja dari delapan jumlah teori jenis-jenis komunikasi antarbudaya. Sedangkan teori Andi Faisal Bakti peneliti menemukan dua temuan dari tujuh teori yang ada. Berkut penjelasakan jenis komunikasi antarbudaya yang terjadi pada perayaan folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” Cilenggang Serpong Tangerang Selatan. 2 Lihat Bab I pada bagan teori 1.1. 76

1. Komunikasi Antara Etnis yang Berbeda

Dalam perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini terjadi pada kelompok keturunan keluarga Tubagus Atief dengan masyarakat keturunan orang biasa di luar keluarga Tubagus Atief. Golongan ini lebih terhormat dari pada orang Sunda biasa menurut pemahaman banyak orang masyarakat setempat. Nama Tubagus menjadi simbol bagi kelompok tersebut bahwa kelompok tersebut adalah keturunan raja pada zaman dahulu. Temuan ini dapat dibuktikan dengan banyaknya nama Tubagus di Kelurahan Cilenggang. “Dari hasil perkawinannya itu Tubagus Atief dengan Siti Almiyah, Tubagus Atief dikaruniai empat orang anak. Mereka adalah, Tubagus Romhadon yang dimakamkan di Kali Pasir Kota Tangerang, kemudian Tubagus Arpha dimakamkan di Keramat Tajug, lalu Tubagus Rajhe dimakamkan di Kadubungbang Cimanuk Pandeglang, kemudian yang terakhir adalah Tubagus Arja dimakamkan di Keramat Tajug. Dan kami ini pada umumnya masyarakat Cilenggang merupakan keturunan dari Tubugus Arja. Dari masing-masing putra yang empat ini masing- masing mempunyai keturunan dan sampai sekarang masih ada di daerah masing- masing pula. ” 3 Gambar 4.1. keluarga besar keturunan Tubagus Atief. Pada gambar 4.1. tampak kaum laki-laki dan perempuan. Gambar diambil saat pencucian pusaka peninggalan Tubagus Atief di kediaman keluarga besar Tubagus Atief 25 Januari 2013. Hampir semua yang ada 3 Wawancara Pribadi dengan Tubagus Sos Rendra, Tangerang Selatan, 28 Mei 2013.