Adoration of scriptures Analisis Folklor Menurut Teori Andi Faisal Bakti Teori Dua Puluh

94 Masyarakat yang hadir hanya membaca dan tanpa mengetahui maknanya. Secara keseluruhan bacaan yang dibaca dalam perayaan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Serangkaian do’a fatihah yang diperuntukkan kepada Nabi, keluarga nabi, para sahabat-sahabat Nabi, para Wali, para pengikut Nabi, para orang-orang baik dan para malaikat, kemudian para ahli kubur terutama dari keluarga yang membaca tahlil. Biasanya pembacaannya dipisah-pisah dengan masing-masing pembacaan surat Al-Fatihah. 2 Pembacaan surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, Al-Falaq satu kali dan Al-Nas satu kali. Pada setiap akhir pembacaan masing-masing surat itu dipisah dengan pembacaan Lailahaillahu Allahu Akbar Walillahil Hamdu. Ada pula yang membacakan surat yasin. 3 Pembacaan surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan pembacaan beberapa penggalan ayat-ayat Al- Qur’an, diantaranya surat Al-Baqarah dari ayat 1-5, Al-Baqarah ayat 163, Al-Baqarah ayat 255 atau ayat kursi, Al-Baqarah 284-286, dipisah dengan bacaan irhamna ya arhamarrahimin sebanyak tujuh kali, kemudian dilanjutkan dengan surat Hud ayat 73, surat Al-Ahzab ayat 33, Al-Ahzab ayat 56, lalu dilanjutkan dengan pembacaan sholawat, setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan surat Ali „Imran ayat 173, Al-Anfal ayat 40, dan ditutup dengan kalimat Tahlil sebanyak seratus kali. Sebagai penutupnya bianya dibacakan do’a tahlil. 19

4. Gemeinschaft

Gemeinschaft adalah sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang ingin membangun kelompoknya berdasarkan komunitasnya. Lawan 19 Abdul Majad Tamam, Surat Yaasiin dan Bimbingan Tahlil Jakarta: Zikrul Hakim, h. 87-96. 95 dari teori ini adalah Gesellschaft. Yaitu sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang ingin membangun kelompoknya berdasarkan societas. Kedua teori ini dalam Islam sejalan dengan Al-Ummah. Pada folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug,” pembentukan kelompok pemilik folklor jelas terjadi. Hampir semua apa yang menjadi kegiatan pada saat perayaan folklor ini dapat membentuk dan dapat meningkatkan komunitas keluarga besar Tubagus Atief. Hal ini terbukti dari keadaan masyarakat Cilenggang yang menjadikan keluarga besar Tubagus Atief sebagai keluarga terhormat. Keluarga besar Tubagus Atief memang keluarga yang dipandang di daerah setempat. Pada satu kesempatan, peneliti sedang melakukan kunjungan ke Masjid Al-Ikhlas peninggalan Tubagus Atief di Cilenggang, 24 Juli 2013, ada seorang perempuan mendatangi Tubagus H. Imamudin dengan maksud meminta air untuk anaknya yang sedang sakit. Di keluarga besar Tubagus Atief juga dibentuk Paguyuban Tubagus Atief Paguyuban Tubagus Atief ini merupakan wadah bagi keluarga besar keturunan Tubagus Atief. Paguyuban Tubagus Atief diketuai oleh H. Mu’in. “Paguyuban kan sifatnya nonformal ya, jadi hanya komunitas saja. Kami di sini pertama untuk mengajak masyarakat mengetahui bahwa di desa Cilenggang ini ada makam peninggalan pejuang yakni makam Keramat Tajug ini. Biasanya, kami yang menjadi pelopornya, misalanya seperti acara Haul, menyambut bulan Ramadlan. Kemudian, selain dari itu, kami juga mengundang keluarga besar tubagus Atief yang tinggal di daerah lain, nah dengan paguyuban ini kan kami terkontrol gitu. Selain itu ya kamilah pengurus paguyuban ini yang menjaga dan melestarikan makam keramat tajug ini. ” 20 20 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Mu’in. Tangerang Selatan, 23 Juni 2013. 96 Jelas memang dengan paguyuban ini ada upaya membangun dan membersarkan kelompoknya berdasarkan komunitasnya Gemeinschaft.