65
2. Gambaran Perayaan Folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug”
a. Pelaksanaan Cuci Pusaka di Rumah Keluarga Besar
Perayaan Folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” dilakukan
dalam waktu sehari semalam. Dimulai dari pagi hari hingga berakhir malam harinya. Perayaan ini dimulai dari pencucian pusaka berupa
keris, tombak, kujang, golok, pedang dan pisau. Kegiatan pencucian benda-benda pusaka ini dilakukan di rumah salah satu keluarga besar
keturunan dari Tubagus Atief. Pada sore harinya selepas solat magrib dilakukan pawai obor dan berarak-arakan dari masjid Al-Ikhlas yang
ada di depan rumah keluarga besar Tubagus Atief. Pada saat pelaksanaan cuci pusaka di rumah keluarga besar
Tubagus Atief, ada beberapa hal penting di dalamnya yang menjadi rutinitas setiap kali dilaksanakan pencucian itu. Misalnya pembacaan
tahlil dan ditutup dengan pembacaan doa. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian nasihat-nasihat agama oleh salah seorang yang di
tuakan. Acara pencucian pusaka ini hanya diikuti keluarga besar yan mempunyai silsilah keturunan dari Tubagus Atief saja. Walaupun
terkadang ada orang lain selain dari keturunan keluarga Tubagus Atief, hal itu tidak ada larangan bagi orang lain untuk mengikutinya.
b. Pawai Obor
Pawai obor dilakukan di sore hari. Persiapannya dimulai dari sekitar pukul 16.30 sampai pemberangkatan pawai tersebut setelah
solat magrib. Seperti pelaksanaan pawai obor pada umumnya, pada perayaan
“Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini sangat meriah.
66
Diiringi rebana, yaitu gendang pipih bundar yg dibuat dari tabung kayu pendek dan agak lebar ujungnya, pada salah satu bagiannya diberi
kulit, biasanya kulit yang digunakan adalah kulit kambing. Masyarakat yang terlibat bernyanyi dengan alunan selawat dan lagu-lagu islami di
sepanjang jalan dari halaman masjid Al-Ikhlas menuju makam Keramat Tajug yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Pawai obor ini dikemas sedemikian rupa agar mendapatkan kesan yang meriah. Hai ini dimaksudkan untuk mengumumkan pada
masyarakat sekitar bahwa pada saat itu dilaksanakan haul dan pencucian pusaka peninggalan Tubagus Atief. Diikuti masyarakat
sekitar dalam berbagai budaya yaitu Jawa, Sunda dan Betawi yang sangat antusias dalam pawai obor ini. Terlepas dari itu pawai obor ini
juga sebagai syiar untuk masyarakat setempat melalui alunan-alunan lagu-lagu shalawat yang dibawanya dengan iringan hadrah.
Pasukan hadroh dan beberapa orang yang mengikuti untuk membacakan solawat berada di barisan depan. Disusul dengan
beberapa orang yang dengan khusus ditugaskan utntuk membawa peralatan-peralatan, seperti nasi tumpeng, senjata-senjata, makanan-
makanan khas daerah cilenggang, dan buah-buahan bahkan sampai makanan-makanan yang modern.
Dibarisan kedua, tepatnya dibelakang barisan hadroh berbaris dan berjalanan sekelompok orang laki-laki khusus dari keturunan Tubagus
Atief, meskipun ini tidak direncanakan dan tidak ada unsur-unsur tersendiri. Kemudian disusul oleh warga setempat lengkap dengan
obornya, mereka masing-masing telah mempersiapkan diri.
67
c. Haul di Makam Keramat Tajug dan Pencucian Tutup Pusar
Secara garis besar adanya haul ini bertujuan untuk mengenang perjuangan-perjuangan Tubagus Atief semasa hidupnya. Sebagai
ungkapan rasa terimakasih, masyarakat setempat dengan diprakarsai oleh keluarga besar Tubagus Atief mengenanganya dengan pencucian
pusaka peninggalan serta diadakannya haul. Tidak hanya itu masyarakat setempat juga melakukan serangkaian doa dan tahlil. Pada
saat perayaan di makam keramat Tajug ini disampaikan pula kisah- kisah perjuangan Tubagus Atief semasa hidupnya. Biasanya Sos
Rendra yang dipercaya oleh keluarga untuk menyampaikan riwayat hidup Tubagus Atief.
12
Pada kesempatan ini pula H. Tubagus Tubagus H. Imamudin menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat yang mengikuti
perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” secara bergantian. Secara
garis besar memang perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini
mempunyai susunan acara yang sudah dirancang oleh panitia. Acara ini meliputi pertama, pembukaan oleh pembawa acara dengan
dibacakan surah Al-Fatihah.
13
Kedua, pembacaan ayat suci Al- Qur’an.
Ketiga sambutan disampaikan oleh perwakilan keluarga besar Tubagus Atief yang diwakili oleh Sos Rendra, kemudian sambutan oleh Bpk
Mehdi Solihin, S.Sos sebagai lurah Cilenggang dan Bapak Camat Serpong yang dalam kesempatan kali ini mewakili Wali Kota
Tangerang Selatan yaitu Hj. Airin. Keempat, pencucian benda pusaka
12
Pengamatan langsung saat perayaan Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.
13
Yaitu surat pertama dalam Al-Quran yang berjumlah tujuah ayat.