Gemeinschaft Analisis Folklor Menurut Teori Andi Faisal Bakti Teori Dua Puluh

96 Jelas memang dengan paguyuban ini ada upaya membangun dan membersarkan kelompoknya berdasarkan komunitasnya Gemeinschaft. Selain hal tersebut di atas, sebagian besar keluarga besar Tubagus Atief juga menempati tempat strategis di jabatan pemerintahan. Seperti Mehdi Solihin, S.Sos yang menjadi Lurah Cilenggang, Mehdi Solihin juga keluarga besar Tubagus Atief. D. Umar Dani, S.Sos, sekertaris Lurah Cienggang. Ia juga keturunan Tubagus Atief. Tidak hanya itu, Tubagus H. Imamudin juga mendirikan majlis yang dinamai majlis Birrulwalidain. Majlis ini diperuntukkan untuk masyarakat Cilenggang dan sekitarnya. Berikutnya, H. Mu’in yang ikut serta dalam perpolitikan, ini menunjukkan adanya upaya publisitas diri. Peneliti melihat memang ada spanduk dengan gambar H. Mu’in dari salah salah satu partai yang ada Indonesia.

5. Vernacular language

Vernacular language adalah pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang cenderung belajar bahasa sendirilokal. Lawan dari teori ini adalah Vehicular language adalah pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang belajar bahasa pengetahuanbahasa lain. Dalam Isalam teori ini sejalan dengan istilah Al- Lisan. Teori ini dibuktikan dengan adanya penyampaian kisah Tubagus Atief dilakukan sebelum acara dimulai. Tubagus Sos Rendra yang biasa ditugaskan mewakili keluarga besar Tubagus Atief. Memang kisah ini 97 disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi banyak sekali peneliti mendengar istilah yang disampaikan dengan bahasa Sunda, namun Sos Rendra mengartikannya seketika itu juga. Menurut penuturan Bapak H. Mu’in disampaikannya kisah itu dengan bahasa Indonesia untuk memudahkan para jama’ah yang hadir dalam perayaan “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.” “Ya biasanya sih itu dengan bahasa Jawa Sunda dan itu ada bukunya yang memang dari peninggalan kuno. Ada kok bukunya yang memang menggunakan bahasa Jawa, Sunda Banten, karena kan Tubagus Atief ini dari Banten. Nah sekarang kan digunakan bahasa Indonesia, itu sih hanya untuk mempermudah saja, agar siapapun mereka, dari kalangan manapun yang mengikuti acara “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” ini dapat memahaminya denagan baik.” 21 Gambar 4.14. Tubagus Sos Rendra saat menyampaikan kisah perjuangan Tubagus Atief Menurut peneliti inilah yang dimaksud dengan inti dari mengenang jasa-jasa perjuangan. Selain memanjatkan doa untuk mereka yang telah mendahului kita meninggal dunia yang memang menjadi anjuran agama, tentu sebagai orang yang tahu akan jasa-jasa Tubagus Atief sudah menjadi kewajibannya untuk menyampaikan kisah tersebut kepada orang banyak. Memang banyak cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk mengenang orang-orang terdahulu, jasa-jasa para pahlawan, misalnya. 21 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Mu’in. Tangerang Selatan, 23 Juni 2013. 98 Masyarakat yang terdiri dari Sunda, Jawa dan Betawi dapat menikmati dan mengambil pelajaran dari kisah Tubagus Atief yang telah disampaikan. Mereka sejenak mengenyampingkan eksistensi budaya yang mereka punya. Selain dari bahasa Sunda yang sering muncul dalam perayaan ini, ada juga nyanyian-nyanyian daerah yang dipertahankan dari zaman dulu dan dibacakan saat pawai obor berlangsung. Tidak hanya selawat yang berbahasa Arab saja, melainkan selawat yang juga terdiri dari bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia Betawi sesekali dilantunkan secara bersamaan dalam pawai obor ini. Dari keterangan ini, jelas bahwa ada upaya untuk mempertahankan bahasa budaya lama dalam perayaan tersebut.

C. Pembahasan

Pembahasan adalah bagian khusus yang dibuat untuk membahas temuan-temuan yang berada diluar teori yang dipakai dalam penelitian. Temuan yang dimaksud adalah hal yang muncul dari kegiatan folklor yang peneliti tidak analisis melalui teori yang ada. Ada dua macam temuan besar yang peneliti akan sampaikan di pembahasan ini. Yaitu tentang beberapa kegiatan folklor yang mengarah pada hal positif dan kegiatan komunikasi antarbudaya yang menghasilkan kesamarataan budaya. Beberapa temuan yang mengarah pada hal yang positif antara lain sebagai berikut: