kebangsaan, misalnya habib, tubagus, gus, raden. Kemudian nama khas, seperti Muhammad Soleh lebih dikenal dengan sebutan
Madsaleh bagi orang Madura.
36
4 Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda.
Pada komunikasi antara kelompok agama yang berbeda ini jelas, bahwa agama sebagai begron perbedaannya. Joseph A. Devito
mencontohkan komunikasi yang terjadi antara orang Katolik Roma dengan orang Episkop, atau antara orang Islam dengan orang
Yahudi.
37
5 Komunikasi antara bangsa yang berbeda.
Komunikasi antara bangsa yang berbeda dapat disebut juga dengan komunikasi internasional. Dalam komunikasi antara bangsa
yang berbeda ini Joseph A. Devito mencontohkan seperti orang Amerika Serikat dengan orang Meksiko, atau antara orang Prancis
dengan orang Italia. Pada bagian ini identitas bangsa menjadi acuan tolak ukur perbedaannya.
6 Komunikasi antara subkultur yang berbeda.
Subkultur adalah bagian dari kultur atau budaya. Joseph A. Devito mencontohkan subkultur dengan contoh kelompok yang
berprofesi sebagai dokter dengan kelompok orang yang berprofesi sebagai pengacara. Artinya kelompok yang diambil dari kelompok
besar yang mencirikan kelompok tersebut dengan kelompok besar sebelumnya.
36
Bimbingan skripsi dengan Prof. Andi Faisal Bakti, MA, 15 September 2013.
37
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia. Penerjemah Agus Maulana, h. 480-481.
7 Komunikasi antara subkultur dengan kultur yang dominan.
Joseph A. Devito memberikan contoh pada komunikasi jenis ini dengan komunikasi yang terjadi antara kaum homoseks
dengan kaum heteroseks, atau antara kaum muda dan kaum manula. Ada dominasi antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Subkultur yang telah memisah dari kultur besar sebelumnya kemudian diklasifikasikan kembali menjadi kelompok yang
mendominasi dengan kelompok kecil yang didominasi. 8
Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda.
38
Komunikasi ini jelas, perbedaan kelamin menjadi latar belakang perbedaannya. Memang terlihat sangat simpel, namun
pada proses analisis, komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda dibutuhkan usaha mendalam untuk melihatnya.
b. Andi Faisal Bakti
Teori Andi Faisal Bakti ada dua macam, yaitu teori tujuh dan teori dua puluh. Berikut penjelasan teori tujuh:
1 Komunikasi antara Muslim dan non-Muslim.
2 Komunikasi antara Militer dan Sipil.
3 Komunikasi antara Jawa dan non-Jawa.
4 Komunikasi antara Pribumi dan non-Pribumi.
5 Komunikasi antara Tradisionalis dan Modernis.
6 Komunikasi antara Kelompok Sekuler dan Islam.
7 Komunikasi antara Lelaki dan Perempuan.
39
38
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia. Penerjemah Agus Maulana, h. 480-481.
39
Andi Faisal Bakti, “Review of Human Factor Studies: Major Conflict in Indonesia: How can Communication Contribute to a Solution?
” Jurnal: Internatioal Institute for Human Factor Development, 2000, vol 6 No: 2, h. 33-56.
Berikut penjelasan teori tujuh melalui tabel 2.1.
Faktor dan Aktor
Di mana pelaku didominasi oleh kelompok dengan komunitas besar,
bertindak dengan cara-cara yang menimbulkan konflik
Tindakan penduduk dalam bergerak ke arah resolusi
konflik
Muslim dengan non-
Muslim Kompulsif bersifat memaksa,
impulsif bertindak tiba-tiba sesuka hati, marah, curiga, penuh dendam,
fanatik, menggunakan paksaan, rayuan, kooptasi pemilihan anggota
kelompok, indoktrinasi, pemurtadan melalui kolonisasi penjajahan,
mempermalukan, memarjinalkan, pembakaran, kerusuhan, prasangka
buruk, kebencian, ortodoks, pemurtadan, dan hal lain yang
cendrung pada cara-cara kekerasan. Terbuka, kooperatif saling
membantu, penuh kasih, damai, hormat, bebas dalam
toleransi, peruasif, strategi komunikasi yang dapat
diterpkan adalah pemuka agama dan kepala
pemerintah saling menciptakan forum diskusi
kegiatan bersama dan menerapkan aturan terhadap
kegiatan keagamaan
Jawa non- Jawa
Menciptakan, hegemoni, kolonisasi, sentralisasi, monopoli, eksploitatif,
kekerasan, etnocentric, mengendalikan, stereotip, melalui
kerusuhan terbakar rasa cemburu, iri hati, ketidakpercayaan,
ketidaksetaraan, prasangka menggunakan stereotip
Cukup adil, dapat dipercaya diskusi multi budaya melalui
negosiasi komunikasi, solidaritas, saling berbagi
Strategi komunikasi ini adalah pemuka opini atau
opinion leader dengan pemerintah harus dapat
mengatur referendum atas otonomi daerah atau federasi
Militer dan Sipil
Kompulsif bersifat memaksa, impulsif bertindak tiba-tiba sesuka
hati, egois, nasionalis dengan cara yang memaksakan, intervensi
sewenang-wenang, brutal, mendominasi, mengisolasi, membagi-
bagi, berkuasa korupsi, kolusi, nepotisme , dan penyiksaan
Mencegah, membela, melindungi, transparan,
menghormati, membantu, strategi moralistik untuk
perwira militer dan pemerintah untuk
menghilangkan dual fungsi dan membawa ke pengadilan
mereka yang terlibat
Sekuler dan Islam
Religius Kaku dan fanatik, tidak toleran dan
kaku dapat dipercaya, penuh
pemahaman, persuasive, membebaskan diri dari hal
tersebut melalui kerja keras strategi komunikasi ini
adalah Muslim modernis agar menciptakan forum
diskusi atau pembelajaran baik melalui pidato dan
tulisan membaca
Modern dan Tradisionalis
Tidak toleran, fanatik, ketat, malas, apatis, mengindoktrinasi, ketat, penuh
curiga, ortodoks Ada sifat toleransi,
komunikasi, akomodasi, Strategi komunikasi pada
bagian ini adalah kaum modernis membentuk forum
diskusi baik melalui pidato atau melalui tulisan atau
membaca Laki-laki
dan Perempuan
Laki-laki, sama dengan penjelasan Joseph A. Devito
Perempuan, sama dengan penjelasan Joseph A. Devito
Sumber: Andi Faisal Bakti: Human Factor Dtudies 2000