Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase pada setiap aspek termasuk dalam kategori sangat kuat. Seluruh aspek mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama aspek nomor 2 yaitu, keterampilan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran inkuiri yang dipadu dengan LKS dalam mengajarkan materi, aspek nomor 4 yaitu keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, dan aspek nomor 5 yaitu kualitas penjelasan materi memiliki nilai lebih rendah dibandingkan pertemuan 2 dan 3. Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama guru belum terbiasa mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru kurang dapat mengkondisikan siswa akibatnya penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti oleh siswa selain itu guru pun merasa kesulitan dalam membimbing kegiatan eksperimen berdasarkan LKS inkuiri terstuktur dikarenakan banyak siswa yang melakukan kegiatan eksperimen diluar panduan LKS, dan banyak siswa kurang aktif dalam melakukan eksperimen. Persentase pada aspek keterampilan membuka pelajaran, penguasaan materi, dan aspek keterampilan menutup pelajaran mencapai 100. Persentase aspek keterampilan membuka pelajaran mencapai 100 dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan membuka pelajaran guru melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan pada aspek penguasaan materi pembelajaran persentasenya mencapai 100 karena guru mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan, dan mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan menutup pelajaran persentasenya mencapai 100 dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan menutup pelajaran guru selalu merangkum kembali pelajaran yang disampaikan, menyuruh siswa membuat rangkuman, dan melakukan evaluasi. Persentase rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 95,83 pada kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik.

4. Analisis Kemampuan Siswa Menggunakan LKS

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase terendah pada tahapan Berhipotesis sebesar 75 terdapat pada LKS I yaitu LKS perambatan cahaya. Hal ini disebabkan pemahaman awal siswa tentang materi rambatan cahaya sangat kurang, ini dibuktikan adanya ketidaksesuaian antara hipotesis siswa terhadap masalah dengan konsep yang ada. Persentase terendah pada tahapan melakukan percobaan sebesar 75 terdapat pada LKS V yaitu pembiasan pada lensa. Hal ini disebabkan data yang diperoleh pada hasil eksperimen tidak tepat dan tidak sesuai, ini diakibatkan salah pengukuran yang dilakukan oleh siswa. sedangkan persentase tertinggi pada tahapan melakukan percobaan terdapat pada LKS I yaitu LKS perambatan cahaya sebesar 100. Hal ini dikarenakan penyelesaian yang dilakukan siswa melalui kegiatan eksperimen semuanya sudah sesuai dengan konsep. Persentase tertinggi tahapan mengkomunikasikan hasil percobaan terdapat pada LKS II yaitu pemantulan cahaya sebesar 91,67. Hal ini disebabkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang berdasarkan hasil percobaan sudah sesuai dengan konsep. Ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami konsep pemantulan cahaya. Persentase rata-rata tertinggi terdapat pada tahapan memahami masalah sebesar 85 pada kategori sangat kuat.

5. Analisis Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika

Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketertarikan siswa untuk mempelajari konsep fisika sebesar 82,3 dan persentase siswa senang belajar fisika sebesar 70,6. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa merasa tertarik dan senang untuk mempelajari fisika dan akan mempelajari fisika lebih lanjut pada konsep yang lain setelah belajar dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Namun siswa yang tidak tertarik mempelajari konsep fisika dan tidak senang belajar fisika beranggapan bahwa fisika itu merupakan pelajaran yang sulit dan susah dipelajari. Persentase kepercayaan diri siswa bahwa nilai .pelajaran fisika di raport akan meningkat sebesar 64,7. Persentase ini merupakan persentase paling rendah karena siswa merasa kurang percaya diri bahwa nilai pelajaran fisika di raport akan meningkat disebabkan siswa