menghayal melainkan berhadapan langsung dengan dunia nyata sehingga siswa dapat menyerap pelajaran secara maksimal.
7
Tidak semua materi fisika dapat dipelajari dengan belajar menggunakan inkuiri terstruktur. Artinya materi yang diambil harus disesuaikan dengan silabus
bersifat konkret, dan cukup sulit untuk dipelajari siswa. salah satu yang mewakili karakteristik tersebut adalah cahaya. Bab tersebut mempelajari tentang sifat-sifat
cahaya yang terdiri dari cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan. Materi tersebut akan sulit dipahami oleh siswa jika
hanya sekedar membayangkan. Terlebih lagi bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan berimajinasi. Kegiatan eksperimen perlu dilakukan agar materi
tersebut dapat dipahami oleh siswa melalui proses inkuiri terstruktur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin menerapakan penggunaan
LKS berbasis inkuiri terstruktur pada pembelajaran fisika. Serta mengetahui peningkatan terhadap hasil belajar fisika siswa. untuk mendapatkan jawaban yang
telah diuraikan di atas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskanya dalam skripsi
yag berjudul: “PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS BERBASIS INKUIRI TERSTUKTUR UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP CAHAYA ”.
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa yang masih sangat rendah.
2. Pembelajaran fisika masih berpusat pada guru teacher centered
3. Pembelajaran fisika masih bersifat menghafal.
4. Guru cenderung menggunakan LKS dari penerbit
5. LKS yang digunakan tidak sesuai dengan indikator dan karakteristik konsep
6. LKS yang digunakan kurang lengkap dan sulit dipahami.
7
Mulyani Sumantri dan Johan Permana, Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2000.
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup ranah kognitif berdasarkan
taksonomi Bloom pada tingkatan C
1
mengingat, C
2
memahami, C
3
menerapkan, dan C
4
menganalisis. 2.
Konsep fisika yang digunakan adalah cahaya. Konsep fisika tersebut merupakan konsep yang memiliki karakteristik materi yang sesuai dengan
pembelajaran inkuiri terstuktur.
D Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan
lembar kegiatan siswa LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur terhadap hasil belajar
siswa?”. Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan di bawah ini:
1. Bagaimana penilaian LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur berdasarkan
syarat penyusunan LKS? 2.
Bagaimana aktifitas siswa dan kemampuan guru selama kegiatan pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri
terstuktur? 3.
Bagaimana kemampuan siswa memahami konsep dan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri
terstuktur? 4.
Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran fisika setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur?
5. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur
berdasarkan syarat penyusunan?
E Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep cahaya.
F Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya
pada konsep cahaya. 2.
Bagi guru, yaitu dapat memberikan informasi bahwa penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan
hasil belajar.
7
BAB II KAJIAN TEORI dan KERANGKA BERPIKIR
A Kajian Teori
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian LKS
LKS Lembar Kegiatan Siswa dapat didefinisikan sebagai lembaran –
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
8
LKS merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa
secara aktif baik kegiatan pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan
9
. LKS merupakan salah satu jenis alat bantu atau perangkat pembelajaran sebagai
pelengkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, yang berupa lembaran kertas berisi informasi maupun soal-soal pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
10
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah salah satu alat pembelajaran berupa
lembaran kertas informasi maupun tugas, berfungsi sebagai pelengkap yang memuat berbagai kegiatan pengamatan, eksperimen, maupun pengajuan
pertanyaan.
b. Tujuan penggunaan LKS
Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Tujuan penyusunan lembar kegiatan siswa menurut Belawati dalam Andi Prastowo
adalah sebagai berikut:
11
1 Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan.
8
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press, 2011, h.. 203
9
Trianto, Mengembangkan Model pembelajaran Tematik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, h 212
10
Wiwit A, Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS dalam pembelajaran Matematika, dari : www.woedpress.com200711isi-LKS-berbasis-web.doc. 17012012. h..5.
11
Andi Prastowo, op.cit, h. 206
2 Menyajikan tugas–tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi yang diberikan. 3
Melatih kemandirian belajar siswa. 4
Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Tujuan penyusunan LKS berbasis inkuiri terstruktur ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui proses inkuiri terstruktur agar menumbuhkan kemandirian pada siswa.
c. Fungsi LKS
Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran IPA Fisika. Hal ini
karena LKS memiliki fungsi sebagai berikut:
12
1 Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih
mengaktifkan siswa. 2
Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.
3 Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4 Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
d. Manfaat penggunaan LKS
Manfaat penggunaan LKS adalah :
13
1 Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
2 Membantu siswa dalam mengembangkan konsep
3 Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses
4 Mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar
5 Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
6 Membantu siswa untuk menambah informasi tentag konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar yang sistematis.
12
Andi Prastowo, op.cit, h. 205
13
Wiwit A, op.cit, h. 5.
7 Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan belajar.
e. Teknik Penyusunan LKS
Dalam menyusun LKS terdapat prosedur yang harus dilakukan agara LKS dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Langkah-langkah
penyusunan LKS adalah sebagai berikut:
14
1 Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu. 2
Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.
3 Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar
Pembukaan, Inti: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan Penutup. Untuk mengembangkan LKS ada langkah
–langkah yang dapat diikuti yaitu:
15
1 Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar,
indikator hasil belajarnya, dan sistematika keilmuannya. 2
Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut.
3 Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4 Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan
keterampilan proses yang akan dikembangkan. 5
Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan.
6 Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat
kekurangan –kekurangannya.
7 Merevisi kembali LKS.
14
Slamet Suyanto,dkk, “ Lembar Kerja Siswa”, makalah disampaikan pada acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta tanggal 26
Nopember-6 Desember 2011.
15
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, PPPPTK IPA : 2009, h. 36
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu sebagai berikut:
16
1 Syarat Didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal
dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep dan yang
terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.
2 Syarat Konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. 3
Syarat Teknik, menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS.
f. Jenis-jenis LKS
Ada dua jenis LKS untuk pembelajaran IPA yakni LKS untuk eksperimen dan LKS non eksperimen atau lembar kerja diskusi.
17
1 LKS eksperimen
LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat dan bahan
– bahan. Sistematika Penulisan terdiri dari:
a Pengantar, Pengantar LKS berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan
pelajaran berupa konsep-konsep IPA yang dicakup dalam kegiatan praktikum.
b Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang
diungkapkan di pengantar. c
Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan. d
Langkah kegiatan, merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan yang mempermudah siswa melakukan praktikum, langkah kerja ini dibuat secara
16
Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Lks Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMKMAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22Agustus 2008.
17
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, PPPPTK IPA : 2009, h. 32-36