2. Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Persentase pada pertemuan pertama
sebesar 82 pertemuan kedua sebesar 86,7 dan pertemuan ketiga sebesar 91,7. Pertemuan pertama memiliki persentase lebih rendah dibandingkan
pertemuan kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur karena selama ini siswa belajar
hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru saja tanpa pernah belajar diawali dengan sebuah masalah lalu dipecahkan dengan berdiskusi atau melakukan
eksperimen. Akibatnya siswa menghadapi kesulitan dalam penggunaan LKS inkuiri terstuktur. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam penggunaan LKS, siswa
merasa sulit dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS. Siswa merasa sulit karena jawaban tugas-tugas yang terdapat dalam LKS berbasis
inkuiri terstruktur diperoleh berdasarkan hasil eksperimen, jadi jika siswa ingin mengetahui jawaban tugas-tugas yang terdapat di dalam LKS siswa harus
melakukan eksperimen terlebih dahulu. Persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk seluruh
aspek sebesar 86,7 dengan kategori sangat kuat. Persentase terendah terdapat pada aspek keterampilan diskusi dengan kelompok hal ini dikarenakan hanya
beberapa siswa saja yang aktif berdiskusi, selain itu siswa kurang menghargai pendapat orang lain ketika salah satu siswa sedang berbicara mengemukakan
pendapatnya siswa yang lain tidak memperhatikan dan mengobrol. Selain itu siswa pun merasa kesulitan dalam mempresentasikan hasil pengerjaan tugas yang
diberikan dalam LKS. Karena ketika pembelajaran berlangsung pada pembelajaran sebelumnya siswa hanya sebagai pendengar sehingga mereka
merasa gugup dan bingung ketika dituntut untuk presentasi di depan kelas, pada akhirnya cenderung hanya salah satu dari mereka yang aktif menyampaikan hasil
eksperimen dan menjawab pertanyaan kelompok lain.
3. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase pada setiap aspek termasuk dalam kategori sangat kuat. Seluruh aspek mengalami peningkatan
setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama aspek nomor 2 yaitu, keterampilan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran inkuiri yang dipadu dengan
LKS dalam mengajarkan materi, aspek nomor 4 yaitu keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, dan aspek nomor 5 yaitu
kualitas penjelasan materi memiliki nilai lebih rendah dibandingkan pertemuan 2 dan 3. Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama guru belum terbiasa
mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru kurang dapat mengkondisikan
siswa akibatnya penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti oleh siswa selain itu guru pun merasa kesulitan dalam membimbing kegiatan
eksperimen berdasarkan LKS inkuiri terstuktur dikarenakan banyak siswa yang melakukan kegiatan eksperimen diluar panduan LKS, dan banyak siswa kurang
aktif dalam melakukan eksperimen. Persentase pada aspek keterampilan membuka pelajaran, penguasaan
materi, dan aspek keterampilan menutup pelajaran mencapai 100. Persentase aspek keterampilan membuka pelajaran mencapai 100 dikarenakan pada setiap
pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan membuka pelajaran guru melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada aspek penguasaan materi pembelajaran persentasenya mencapai 100 karena guru mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan, dan mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan menutup pelajaran persentasenya
mencapai 100 dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan menutup pelajaran guru selalu merangkum kembali pelajaran yang
disampaikan, menyuruh siswa membuat rangkuman, dan melakukan evaluasi. Persentase rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 95,83
pada kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik.