bahwa ia adalah pribadi yang terbuka kepada semua orang. Sahabat Astsri mengaitkan hal ini dengan karakteristik suku Jawa yang ada dalam diri Astri, yaitu
lebih mementingkan silaturahmi dan sukar untuk menolak permintaan orang lain. Astri sendiri mengakui bahwa di masa awal ia berada di Medan, ia mengalami
kesulitan berkomunikasi karena perbedaan budaya tetapi setelah beberapa lama, Astri dapat beradaptasi dan mengikuti budaya yang ada di lingkungannya.
Konsep diri Astri sebagai ODHA, sahabat bagi teman-temannya dan juga sebagai suku Jawa mempengaruhi tingkat keterbukaan Astri kepada orang lain. Sedangkan
konsep diri Handoko sebagai ODHA dan kepribadiannya yang tertutup membuat Handoko sulit terbuka dengan orang lain.
5.3.3 Percaya Diri Self-confidence
Menurut Rakhmat, orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Hal ini disebut juga communication
apprehension. Orang yang memiliki konsep diri yang positif akan mengembankan kepercayaan dirinya.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, Astri termasuk orang yang memiliki rasa percaya diri. Hal ini ditunjukkan Astri melalui kesiapannya untuk berbicara di
depan umum mengenai topik-topik yang berkaitan dengan HIV-AIDS. Hal ini juga diakui oleh Rika, bahwa Astri termasuk orang yang memiliki rasa percaya diri. Rika
mengungkapkan bahwa Astri sering bertemu dengan orang-orang untuk menolong mereka menyelesaikan masalah mereka.
Universitas Sumatera Utara
Di sisi lain, Handoko memiliki tingkat kepercayaan diri yang kurang. Hal ini didapati dari pengakuan Handoko, bahwa apabila ia bertemu dengan teman lamanya,
maka ia merasa “minder”. Handoko membandingkan dirinya dengan orang lain dan dari hasil perbandingan itu, Handoko merasa tidak percaya diri. Handoko juga masih
belum berani untuk menjadi seorang narasumber walaupun Handoko sudah mengetahui banyak hal mengenai HIV-AIDS dan narkoba. Bahkan, untuk
melakukannya dengan anak-anak remaja yang umurnya lebih muda darinya, Handoko menolak dengan alasan belum waktunya melakukan hal seperti itu.
Meskipun Handoko cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya tetapi Handoko masih terbuka terhadap lingkungan komunitas LSM tempat ia bekerja. Di
sini, Handoko lebih merasa diterima dan merasa nyaman sehingga Handoko lebih percaya diri untuk berkomunikasi dengan mereka. Ozy dan Bambang yang adalah
orang yang dekat dengan Handoko juga dapat merasakan ketulusan dan semangat motivasi yang tinggi dari Handoko. Mereka juga membukakan pengalaman-
pengalaman mereka baik keberhasilan maupun kegagalan agar menjadi pembelajaran untuk Handoko.
Bagaimana Astri memandang dirinya menghasilkan suatu kepercayaan diri yang tercermin dari interaksi Astri dengan orang lain. Astri tidak canggung untuk
berbicara di depan umum dan bergaul dengan siapa saja. Handoko masih belum memiliki kepercayaan diri yang membuat ia dapat berinteraksi dengan bebas dengan
orang lain.Handoko hanya terbuka dan berkomunikasi dengan orang-orang yang dipercayainya.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4 Selektivitas