Ketakutan Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M 3. Gita Kencana, S.K.M, M.P.H

ODHA, berdasarkan pikiran dan perasaan yang dialami ODHA, perilaku ODHA dan penerimaan lingkungan sosial terhadap ODHA.

4.1.1 Pikiran dan Perasaan yang Dialami ODHA

Setiap manusia memiliki pikiran dan perasaan yang menggambarkan dirinya sendiri. Ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV-AIDS, maka terjadi perubahan dalam konsep dirinya. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui pikiran dan perasaan yang dialami ODHA.

a.Ketakutan

Orang yang didiagnosa HIV-AIDS biasanya adalah orang-orang yang merasa ketakutan. Selain ketakutan akan kematian akibat infeksi AIDS, tidak kalah pentingnya, adalah ketakutan akan stigma dari masyarakat. Walaupun orang yang terinfeksi dengan HIV-AIDS sebenarnya sama dengan orang yang terinfeksi dengan kuman Tubercolosis penyebab penyakit TBC atau virus yang memicu terjadinya kanker, tetapi di dalam pikiran setiap orang sudah terbentuk suatu stigma bahwa HIV-AIDS adalah penyakit karena moral, dan dampaknya adalah dikucilkan dari masyarakat. Hal ini membuat ODHA tidak siap menerima kenyataan bahwa ia terinfeksi HIV-AIDS, lebih daripada ia terkena penyakit lainnya. Hal ini dikemukakan oleh Dr Linda T. Maas. “Orang dengan HIV-AIDS itu biasanya ketakutan karena stigma moral dari orang lain itu. Orang dengan HIV itu biasanya dikaitkan dengan bule, unsafed sex, dan itu semua terbentuk karena moral. Padahal ODHA ga’ ada berpikir tentang moral.. Orang itu tahu dia bukan terinfeksi karena moral. Orang yang mempersepsikan masalah HIV itu masalah moral. Universitas Sumatera Utara Mereka melihat ketika mereka didiganosa akan hal itu, masih terlihat down, bahkan lebih down daripada kalau mereka mngkin didiagnosa cancer..Kenapa ini bisa terjadi, karena ini selalu kaitannya dengan moral. Dan keluarga juga ga siap.“ Dampak dari stigma tersebut, bukan hanya berdampak terhadap psikologis ODHA, tetapi juga berpengaruh pada seluruh kehidupan ODHA, karena akan mempengaruhi keluarga, pekerjaan, masa depan ODHA. Seperti yang diceritakan oleh Gita Kencana, ketika ada aktivis LSM yang menangani waria dan gay didiagnosa terkena HIV- AIDS, maka mereka sangat sedih dan mengalami banyak ketakutan. Beberapa di antaranya, Gita menjelaskan: “HIV, AIDS dan kematian ada dalam pikiran mereka. Bagaimana dengan keluarga ketika mereka meninggal keduanya belum menikah, tapi mereka punya ibu dan saudara-saudara kandung itu mereka sampaikan, begitu juga dengan apa yang mereka hadapi berkaitan ketika mereka jatuh sakit, butuh uang, ga bisa kerja, dan sebagainya”

b.Marah