4.1.2 Perilaku ODHA
Konsep diri seseorang dapat kita lihat melalui apa yang dilakukan oleh orang tersebut. Perilaku orang yang telah terinfeksi virus HIV berkaitan erat dengan
keberadaannya sebagai seorang masyarakat sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain. Berikut kita akan mengetahui bentuk-bentuk konsep diri yang dilihat dari
perilaku ODHA menurut para informan:
a.Menutupi Status
Ketakutan akan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA membuat orang-orang yang mengetahui bahwa ia terinfeksi HIV-AIDS tidak berani untuk membuka statusnya
kepada keluarga, lingkungan pekerjaan dan juga lingkungan sosialnya. Benny Iskandar, seorang Program Manager di SAHIVA USU menyatakan bahwa sejauh ini
jarang sekali ada ODHA yang membuka statusnya, apalagi di lingkungannya sendiri. ODHA biasanya membuka statusnya untuk kebutuhan advokasi dan itu dilakukan di
tempat-tempat tertentu. Hal ini menurutnya dapat dimaklumi jika mendengar cerita- cerita bagaimana ODHA diperlakukan ketika mereka membuka status. Berikut
penuturan Benny: “Misalnya kalo mereka punya anak, kan kasian anaknya kalo
orangtuanya dikata-katain ato bisa dijauhin.. Contohnya juga di tempat kerja, kalo mereka open kan ‘gambling’ jadinya, bisa aja
dia dikeluarkan dari kerjaan… Pernah ada teman cerita dia buka status waktu dia ke dokter gigi.
Padahal dia sengaja jadi pasien yang paling terakhir supaya ga nularin ke pasien berikutnya. Maksud dia baik mau kasih tau kalo
dia positif.. eh, sama dokter giginya, dia ga diterima.. di Puskesmas itu. Ya udah berikutnya dia ga mau lagi open kalo ke
dokter gigi, ‘bagusan aku ga usah bilang ya kan…’ katanya. Gimana la itu, kita ga bisa kontrol teman-teman kan, kita kan ga
Universitas Sumatera Utara
bersama mereka 24 jam. Mana bisa kita awasi mereka terus- menerus...”
b.Memanfaatkan Layanan Kesehatan
ODHA yang mau memanfaatkan layanan kesehatan biasanya adalah orang-orang yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri dan juga dengan virus yang ada dalam
tubuhnya. Mereka terbuka untuk mendapatkan bantuan dan melanjutkan hidupnya sama seperti orang lain. Berikut yang dipaparkan oleh Gita Kencana:
“ODHA yang bersikap positif juga menyadari bahwa fasilitas layanan yang kita sebut perawatan, dukungan dan pengobatan
PDP sudah tersedia dan mudah diakses. Pemeriksaan CD4, obat cotrimoxazole, ARV, obat TB yang biasa menjadi infeksi
opputunistik ODHA, obat jamur dan sebagainya sudah tersedia di beberapa rumah sakit dan Puskesmas. ODHA tersebut akan
mengakses layanan-layanan kesehatan ini sesuai kebutuhannya.”
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Benny, ketika pada kenyataannya ia menemukan juga orang-orang yang memanfaatkan layananan kesehatan dan akhirnya berhasil
untuk hidup senormal mungkin. “Aku kenal ada pasangan suami istri yang kena HIV-AIDS karena
narkoba jarum suntik.. tapi sampai sekarang mereka hidup bahagia.. bahkan punya anak lagi. Mereka ikut program PPIA
itu..”
c.Mengubah Perilaku Berisiko