Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA

orang-orang yang termasuk golongan orang yang diprasangkai itu. Tindakan diskriminatif ini dapat terjadi tanpa ada alasan yang objektif.

2.2.7.2 Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA

Berdasarkan definisi di atas maka stigma terhadap ODHA adalah atribut atau label yang diberikan masyarakat kepada individu atau kelompok yang berhubungan dengan HIV-AIDS yang sifatnya negatif atau melemahkan mereka dalam interaksi sosial. Herek et al Holzemer dan Uys, 2004 memiliki definisi tentang hal ini yaitu ‘prejudice, discounting, discrediting, and discrimination that are directed at people perceived as having HIV or AIDS, and at individuals, groups, and communities with which they are associated’. UNAIDS 2007 mendefinisikan stigma terkait HIV-AIDS adalah proses menghilangkan nilai dari seseorang yang terkena atau yang hidup dengan HIV-AIDS dan diskriminasi adalah perlakuan tidak adil dan buruk kepada individu berdasarkan status HIV-nya. Dari penelitian yang dilakukan UNAIDS pada saat itu di Indonesia, didapati 40 dari Penasun tidak mau mengikuti tes HIV karena takut mendapat stigma. Banyak ahli mencoba membuat konseptualisasi dari stigma terkait HIV-AIDS. Salah satunya, De Bruyn Holzemer dan Uys, 2004 mencoba mengidentifikasikan faktor- faktor yang berperan dalam stigma ODHA. Yang termasuk faktor-faktor ini adalah fakta bahwa AIDS adalah penyakit yang mengancam jiwa dan banyak orang takut terkena penyakit ini, tertularnya penyakit ini juga berhubungan erat dengan perilaku yang sudah dicap jelek di masyarakat seperti Penasun, homoseksual, sehingga Universitas Sumatera Utara masyarakat melihat mereka sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap penyakit ini dan terhadap penularannya. Hal ini digambarkan dalam kerangka berikut: Gambar 2.2 Faktor-faktor Determinan Stigma terkait HIV-AIDS Sumber : De Bruyn Mawat et al, 2005 Dampak stigma terhadap ODHA dapat digolongkan ke dalam stigma yang dirasakan dan stigma yang dialami Mawar et al, 2005; Holzemer dan Uys, 2004. Stigma yang dirasakan berkaitan dengan perasaan malu dan rasa takut yang menekan terhadap perilaku stigma. Sedangkan stigma yang dialami adalah sanksi yang diberikan kepada individu atau kelompok dengan HIV-AIDS. Kedua stigma ini berakibat terhadap terganggunya hak ODHA, kebebasan, identitas diri dan interaksi sosial yang berpengaruh pada keputusan mereka mencari tes HIV Universitas Sumatera Utara dan akses layanan kesehatan Mawar et al, 2005. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Gilbert Walker 2010 yang menemukan bahwa rasa takut akan stigma berperan penting dalam pengalaman ODHA mulai dari tes awal sampai komitmen terhadap pengobatan ART. Hal ini juga berdampak terhadap hubungan mereka dengan keluarga dan pengalaman seksual mereka. Dampak sosial yang disebabkan HIV-AIDS, yaitu stigma dan diskriminasi, merupakan masalah yang kompleks. Faktor-faktor yang berkaitan dengan reaksi sosial ini di masyarakat merupakan hal yang bevariasi sesuai dengan konteks masyarakat di komunitas atau negara tersebut. 2.3 Upaya Penanggulangan HIV-AIDS terkait Stigma dan Diskriminasi HIV- AIDS 2.3.1 Pemberdayaan ODHA dalam Prinsip GIPA Secara global, para ahli beserta praktisi kesehatan dan sosial berusaha menemukan cara untuk menanggulangi epidemi ini dengan memperkenalkan suatu paradigma yaitu GIPA Greater Involvement of People Living with HIV-AIDS.

2.3.1.1 Definisi