Mengubah Perilaku Berisiko Tidak Mengubah Perilaku Berisiko

bersama mereka 24 jam. Mana bisa kita awasi mereka terus- menerus...”

b.Memanfaatkan Layanan Kesehatan

ODHA yang mau memanfaatkan layanan kesehatan biasanya adalah orang-orang yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri dan juga dengan virus yang ada dalam tubuhnya. Mereka terbuka untuk mendapatkan bantuan dan melanjutkan hidupnya sama seperti orang lain. Berikut yang dipaparkan oleh Gita Kencana: “ODHA yang bersikap positif juga menyadari bahwa fasilitas layanan yang kita sebut perawatan, dukungan dan pengobatan PDP sudah tersedia dan mudah diakses. Pemeriksaan CD4, obat cotrimoxazole, ARV, obat TB yang biasa menjadi infeksi opputunistik ODHA, obat jamur dan sebagainya sudah tersedia di beberapa rumah sakit dan Puskesmas. ODHA tersebut akan mengakses layanan-layanan kesehatan ini sesuai kebutuhannya.” Hal yang sama juga dinyatakan oleh Benny, ketika pada kenyataannya ia menemukan juga orang-orang yang memanfaatkan layananan kesehatan dan akhirnya berhasil untuk hidup senormal mungkin. “Aku kenal ada pasangan suami istri yang kena HIV-AIDS karena narkoba jarum suntik.. tapi sampai sekarang mereka hidup bahagia.. bahkan punya anak lagi. Mereka ikut program PPIA itu..”

c.Mengubah Perilaku Berisiko

ODHA yang mengubah perilaku berisiko biasanya adalah orang-orang yang sudah siap untuk menerima statusnya dan memiliki pengetahuan tentang akibat dari perilaku yang dilakukannya. Hal ini disampaikan Gita dengan pengalamannya bersama ODHA waria dan gay yang selama ini telah aktif melayani di sebuah LSM. Universitas Sumatera Utara Ketika seseorang didiagnosa Orang yang telah didiagnosa HIV harus menjalani pengobatan ARV seumur hidupnya. ARV diperlukan untuk menekan jumlah virus di dalam darah sehingga jumlah CD4 akan meningkat. Hal ini akan memperlama seorang ODHA jatuh ke tahap AIDS. Mutiara menemukan ada kejenuhan pada orang-orang yang menggunakan terapi ARV. Kejenuhan yang juga berakhir pada keputusasaan dan depresi membuat mereka mencari pengobatan alternatif untuk menyembuhkan HIV dan tidak mengkonsumsi obat lagi. Hal ini terjadi terutama ketika ODHA merasa “down”. “Ada, odha itu ada saat-saat down nya.. misalnya karena pengaruh pengobatan alternatif, jadi mereka cobat dulu tanpa obat.. ada yang putus makan obat karena itu, ada la yang bosan makan obat. Mereka terima status mereka hanya saja jenuh makan obat danm ereka merasa ga ada gunanya lagi karena ga ada keluhan lagi.. orang-orang dengan cd 4 diatas 400 biasanya dah ga ada keluahan lagi.. jadi mereka nyoba untuk ga makan oabt..walaupun kita bilang, mungkin mereka bilang yah kalian ga ngerasakan aku yg ngerasakan.. Tapi stelah 4 bulan berhenti obat, mereka ada keluhan mereka datang lagi.. mereka ngaku mereka salah.. kalo mreka bilang itu uji nyali. Karena bosan biasanya.. bosan biasanya ada unsur putus asanya lah..”

d.Tidak Mengubah Perilaku Berisiko

Menurut Benny Iskandar, banyak alasan mengapa seseorang tidak dapat mengubah perilaku berisikonya. Hal ini sebenarnya lebih kompleks dari yang sebenarnya terlihat. Benny mengambil contoh Waria dan PSK yang sulit untuk mengubah perilakunya dan menurut Benny, hal ini berhubungan erat dengan stigmatisasi diri yang mereka sendiri lakukan pada diri mereka selain karena masalah ekonomi dan tekanan dari suami atau kekasih mereka. Universitas Sumatera Utara

e.Teratur Minum Obat